Prawacana oleh Penerjemah Indonesia

Prawacana Oleh Penerjemah Indonesia

Pamflet ini adalah kumpulan tulisan-tulisan dari sang egois ekstrimis dan illegalist Renzo Novatore. Seorang anarkis individualis murni yang memberontak melawan pemerintahan kristian dan rezim fasis Italia yang sedang bergejolak pada saat itu. Berisikan 15 karya-karyanya yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, juga tulisan dari Enzo Martucci (seorang sahabat dari Renzo Novatore) tentang perjalanan hidup sang iconoclast Novatore dan kenangannya bersamanya, serta dilengkapi dengan catatan biografis dan pengantar dari Wolfi Landstreicher. Novatore pada masa itu dengan tegas menentang gereja beserta nilai-nilainya di masyarakat. Tak heran jika ia menjadi musuh nomor satu yang dicari-cari oleh otoritas dan orang-orang yang membencinya. Hingga akhir hayatnya, hari-harinya ia isi dengan pelarian dan pemberontakan, berpindah-pindah, menyebut dirinya sebagai pengembara intelektual yang kemudian ia tuangkan di salah satu karyanya. Salah satu tulisannya yang terkenal; Menuju Ketiadaan Kreatif. 1924. berisikan syair-syair puitis revolusioner yang menghentak. Penuh kritikan dan hinaan terhadap pemerintahan borjuis-kristian, peradaban demokratis, komunis, sosialis, hingga kaum proletar yang kemudian ia sebut sebagai katak-katak proletar yang menyedihkan. Ia mengatakan bahwa, untuk keluar dari jurang terdalam pembusukan sosial, masyarakat perlu untuk menegaskan individualitasnya, yang kemudian akan mengangkat manusia keluar dari batas-batas menuju puncak tertinggi kerohanian.

Tulisannya yang pertama saya baca adalah Menuju Badai. 1919. yang saya dapat dari seorang sahabat yang juga menjadi rekan saya dalam menterjemahkan Jeritan Pemberontakan. Ucapan terima kasih yang sangat saya persembahkan untuk sahabat saya Thomas. Dari sinilah kemudian muncul niat kuat saya untuk menterjemahkan karya-karyanya yang lain dan menerbitkannya ke dalam sebuah pamflet. Sebab, sulit untuk menemukan karya-karya anarkis kontemporer seperti ini, dengan gaya penulisan yang khas dan sangat agresif, tanpa romantisme atau moralisme, bisa disebut Futurisme, gaya sastra yang muncul pada awal abad kedua puluh, yang bertujuan untuk memutuskan hubungan dengan abad lalu dan menciptakan gaya baru yang sesuai dengan perubahan besar dalam dunia baru.

Mulai saya terjemahkan ke dalam bahasa indonesia sejak pertengahan tahun 2010 dan akhirnya berhasil saya rangkumkan menjelang akhir tahun 2011. Walaupun begitu, banyak kendala yang saya temui selama proses penerjemahan teks ini. Beberapa terminologi klasik dalam bahasa itali agak sulit untuk menemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Inilah kendala utama yang paling sering dihadapi saat menterjemahkan teks-teks berbahasa inggris ke dalam bahasa indonesia. Oleh karena itu, beberapa kalimat diubah untuk mencari pengganti kata yang sesuai agar lebih memudahkan menanggapi, tetapi bersamaan dengan itu saya mencoba untuk tidak meninggalkan esensinya. Pamflet ini juga merupakan revisi terjemahan yang ke tiga dari bahasa itali ke bahasa inggris yang saya dapat kembali dari situs anarchyinitaly. Besar kemungkinan terjadi proses distorsi atau perubahan-perubahandi dalam karya-karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa selama beberapa tahun terakhir ini oleh berbagai kelompok dan individu-individu. Begitu pun pamflet ini, juga akan kehilangan originalitasnya. Saya tidak bisa memastikan atau menjanjikan kesempurnaan sejak saya menyadari kemampuan dan keterbatasan saya seorang diri.

Menentukan padanan kata yang paling tepat untuk menterjemahkan Toward The Creative Nothing yang aslinya dalam bahasa italia berjudul Verso il Nulla Creatore ternyata tidak mudah. Butuh waktu yang lumayan lama dengan sedikit banyak pertimbangan-pertimbangan hingga akhirnya saya memutuskan Menuju Ketiadaan Kreatifsebagai terjemahan dan judul yang paling tepat dan sekaligus mewujudkan dan merefleksikan teks-teks syair di dalamnya, seperti terlihat dalam sepenggal kalimat berikut ini “The abyss awaits us, we leap into it in the end: Toward the creative nothing”.

Novatore dalam beberapa karyanya menghina dengan sangat katak-katak proletar, yaitu mereka yang terus tereksploitasi dan tertindas oleh kaum borjuis tapi tetap tenang dan mengamininya seakan-akan itu menjadi sesuatu yang semestinya. Tapi, mengapa demikian? apakah ini kenapa Ia menyebut dirinya sebagai seorang anarkis individualis? Seorang egois? atau mereka yang tak meletakkan segala kepentingannya di atas orang banyak, mereka yang memperjuangkan keinginanya atas kehendaknyasendiri.

Ia tertarik dengan teori-teori yang dijelaskan oleh Stirner, khususnya konsepsi individualisme sebagaikebangkitan ego, tujuan tertinggi bagi seseorang dengan mengingat kepentingannya sendiri dankemudian mendefinisikan dirinya sebagai seorang "Individual One". Oleh karena itu, dari tahun 1908 dan seterusnya, ia menganggap dirinya sebagai seorang anarkis-individualis, seorang dengan pengaruh nihilis yang kuat.

Beberapa kutipan khas pemikiran Novatore adalah:

"Saya seorang anarkis-individualis, jadi saya tidak mau dan tidak akan mendukung perjuangan komunisme ateistik, karena saya tidak percaya pada elevasi agung orang-orang banyak dan saya menolak realisasi Anarki dipahami sebagai suatu bentuk kehidupan sosial bagi manusia. "

“Anarki bagi saya adalah jalan untuk mendapatkan realisasi manusia individual. Manusia Individual bukan berarti realisasi anarki. Jika itu benar, anarki tetap akan menjadi momok, jika impian manusia lemah akan anarki sebagai tatanan sosial, manusia yang kuat akan mengamalkannya sebagai Individualisasi.”

Salah satu pendapatnya adalah bahwa manusia, sebagai warga negara dan anggota masyarakat, selalu terancam oleh dua "momok" sosial: hak asasi manusia, yaitu Negara dan Kristus, itulah agama.

Ia menegaskan bahwa:

"Salib Kristus melambangkan KEMUNGKINAN kamu untuk menjadi MANUSIA, sedangkan’ hak-hak manusia’ melambangkan hal yang sama. Untuk Mencapai kesempurnaan yang pertama kamu perlu untuk menuhankan, yang kedua memanusiakan. Tetapi kedua hal tersebut jelas menyatakan ketidaksempurnaan manusia-individual. Ego sejati menegaskan bahwa hanya melalui realisasi ideal manusia dapat naik ke puncak kesempurnaan magis.

Kristus berkata kepadamu: “jikalau kau akan dengan sabar menunggu kesunyian kalvari untuk kemudian memakumu diatas salib, menjadi sosok seperti AKU, sang MANUSIA TUHAN, Kau akan menjadi manusia yang sempurna, layak duduk di sebelah kanan Bapa saya yang berada di kerajaan sorga”.

Dan Revolusi Perancis berkata kepadamu: Aku akan menyatakan hak-hak manusia. Jikalau kau akan dengan tulus masuk ke beranda (gereja), simboldari keadilan sosial manusia untuk menghaluskan dan memanusiawikan-mu melalui norma-norma moral kehidupan sosial, Kamu akan menjadi warga negara dan aku akan berikan hak asasimu, menyatakanmu sebagai manusia.

Tapi bila ada yang berani melemparkan nyala api ke atas salib dimana sang manusia Tuhan tergantung dan meja dimana hak asasi manusia dicatat miring untuk kemudian bersandar pada kemurnian kekuatan merdeka dari pusat poros kehidupan individual, ia akan menjadi seorang penjahat tidak beriman yang akan dibuang ke dalam rahang berdarah dari dua momok sosial menyeramkan: ketuhanan dan kemanusiaan.

Di sebelah kanan api sulfat dan jurang kekal neraka menghukum DOSA, disebelah kiri, bunyi membuat tuli dari gilotin menghukum KEJAHATAN.

Jadi, untuk agama dan Negara, manusia tidak akan pernah sempurna kecuali jika kau memutuskan untuk berlutut di depan dua momok sosial.

Novatore menganggap kerja-upahan hanyalah bentuk yang lebih halus dari perbudakan, dan ia sering berkata, ketika melihat pekerja yang lusuh dibalut keringat dan debu: "Apakah dia seorang manusia?." Jadi dia pikir, dalam filsafat pribadinya tentang hidup, bahwa ia memiliki hak untuk mengambil alih dari orang-orang kaya apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sehari-hari, dan menggunakan paksaan bukan-lah masalah baginya. Ia kemudian menulis:

Aku bukan pengemis […]Aku hanya mengambil apa yang berhak untuk aku ambil dengan daya kemampuan-ku.

Pada bulan Mei 1919, kota La Spezia berada di bawah kendali Komite Revolusioner memproklamirkan diri, yang dirampas polisi dan pasukan borjuis selama beberapa minggu. Meskipun seorang individualis, Novatore (yang masih buron) berada di garis depan Komisi karena ia percaya bahwa hal yang paling penting adalah untuk menyalakan api revolusi di antara orang-orang dan memulai pemberontakan yang radikal menentang apa yang disebut status quo. Ia berkata.

-“Kau menantikan revolusi? Baiklah kalau begitu! Aku sendiri sudah mulai sejak lama! Bila kau telah siap –Oh, tuhan, betapa ini penantian yang tak ada habis-habisnya!– aku tidak keberatan berjalan denganmu untuk sementara! Tapi ketika kau berhenti aku akan melanjutkan kegilaanku dan berjalan dengan jaya menuju penaklukan besar dan mulia atas kehampaan!

Novatore, setelah pemberitahuan yang jelas bahwa tidak ada lagi tempat baginya di masyarakat, memiliki dua pilihan: bergabung dengan gerakan fasis dan menjadi warga negara yang baik, satu lagi domba di antara para domba atau melarikan diri ke Perancis seperti yang banyak dilakukan oleh rekan-rekannya yang lain. Novatore memilih pilihan ketiga: menjadi bandit dan pemberontak, berjuang hanya untuk dirinya sendiri di atas tebing dari setiap lembaga manusia. Tentu saja, meninggalkan istri tercinta, anak dan sahabat-sahabatnya adalah pilihan yang sulit baginya, tapi ia adalah seorang anarkis koheren sejati. Pada musim panas tahun 1922 ia bergabung dengan gerombolan perampok inspirasi anarkis yang terkenal: Sante Pollastro, dan dicari oleh polisi sebagai musuh masyarakat meskipun usianya masih muda.

Novatore menikah dan memiliki dua anak pada saat itu. Pada bulan-bulan terakhir tahun 1918, putranyawafat, Novatore kembali ke rumahnya, mempertaruhkan penangkapannya hanya untuk memberikan ucapan perpisahan yang terakhir kepada jenazah si kecil. Kemudian ia pergi lagi. Selama musim panas 1919, Italia diguncang oleh sejumlah protes besar, pemogokan dan pemberontakan setempat terhadap kebijakan pemerintah yang mendatangkan malapetaka, represi berat dari polisi, biaya hidup yang tinggi dan kondisi menyedihkan dari kaum pekerja.

Peradaban industri kapitalis akan mencapai senjanya, dan ketika saat itu tiba, jiwa-jiwa bebas akan merayakan kegembiraannya dengan sebuah balada dan tarian senjakala.

Makassar 2012

Hidayat

Swatantra@riseup.net

9.5.11

Tangis Pemberontakan

Didedikasikan untuk seluruh rakyat jelata.


Runtuhnya bangsa dan kemanusiaan
Akan menjadi tanda dari elevasiku.
- Max Stirner


Aku diliputi kegelisahan. Beragam pertanyaan mengenai semangat yang tersimpan dalam diri manusia-manusia baru, yang tak mampu lagi menjaga dirinya dari sejarah beracun Socrates dan salib Kristus yang legendaris itu.

Kedua bentuk pengorbanan tersebut, untungnya kini telah jatuh ke dalam jurang terdalam dari bayangan masa lalu, - tidak diragukan lagi – ditelan mentah-mentah demikian sempurna dengan mengorbankan kehebatan , alunan nada serta manifestasi akan kehidupan bebas yang senantiasa berdenyut dalam diri setiap individu .

Dan aku menyatakan bahwa, berbeda dari Socrates dan Kristus, Diogenes sendiri tampak sebagai seorang inovator yang tangguh, semenjak tong anggur kepunyaannya memiliki makna yang berbeda dan jauh lebih mendalam dibanding sejarah beracun Socrates atau pun salib Kristus yang legendaris itu.

Namun jika Socrates dan Kristus, dengan kematiannya yang sia-sia, menyerang potensi sejati dari setiap individu hingga mereka berdarah dengan begitu mengerikan, akankah semua sejarah revolusi akan mengikuti bentuk yang sama pula?

Bukankah Etika ke-kristen-an secara konseptual berjaya atas masyarakat pagan (yang nyaris ditiru oleh masyarakat lainnya) melalui dinamika revolusioner ?

Dan seluruh kaum liberal, konstitusional, absolutisme atau pun ... republik demokratik, kerajaan atau monarki, bukankah mereka semua terlahir dari derasnya darah yang mengalir, bergelombang di atas tanah yang dihanguskan oleh perang dan revolusi?

Tetapi mengapa kekerasan dan denyut kencang dari setiap revolusi yang pernah pecah, selalu dengan demikian bebasnya, memungkinkan momok-momok baru untuk muncul kembali sebagai penguasa yang berdaulat?

Jawabannya tentu saja tidak akan lama muncul sebab tak seorang pun akan kesulitan untuk memahami bahwa semua revolusi telah dijinakkan dalam berbagai cara, dan para revolusioner - dengan pengecualian terhadap minoritas kecil, yakni para "orang gila" – selalu secara otomatis dibimbing oleh momok-momok tak masuk akal dan luar biasa.

Tapi nilai apa yang dimiliki oleh hantu-hantu itu bagiku? Apa gunanya semua ini padaku? Bagiku, yang menentang segala bentuk pemujaan (ikonoklas), seorang pembunuh momok, seorang penghancur berhala-berhala lama dan baru?

Apa gunanya, misalnya, kejayaan ke-kristenan itu bagiku? Bagi saya, seseorang yang sangat anti ke-kristen-an?

Dan republik dan monarki, serta semua bentuk masyarakat yang telah bangkit sebagai penguasa "suci" dan hanya mampu mengenali "Ke-kristen-an", "subjek", "warganegara", "anggota", beserta yang lainnya, di dalam diriku? Semenjak saya tidak sulit untuk memahami bahwa dalam setiap bentuk masyarakat keberadaan "sistem" haruslah eksis, Sesungguhnya, sistem ini, yang terbaik dari yang terbaik: sebuah bentuk Persamaan..!!! mereka ingin menyamakan semua orang, agar tunduk dan patuh.

Tapi setiap sistem yang "suci" dan segala yang Suci, walaupun itu bersifat ketuhanan atau pun sesuatu yang manusiawi, menuntut penolakan dan penghinaan dariku, atas sisi Individualitas-ku. Tapi itu belum semuanya.

Karena setiap bentuk masyarakat, lahir dari fragmen usang yang jatuh ke dalam kehampaan dengan begitu mecolok, memiliki keyakinan bahwa itu adalah satu-satunya hal yang sempurna. Dan dogma kesempurnaan ini bergerak secara reaksioner sepenuhnya melalui kegelisahan para pemberontak yang sama sekali tidak berniat untuk tunduk di hadapan Tuhan yang baru: saat ini, misalnya, jika pemberontakan terhadap seluruh gudang di Rusia menemukan kesepakatan dan pembenarannya di berbagai koran lokal busuk, mereka tidak akan menyetujui atau membenarkan hal terkutuk tersebut jika pemberontakan semacam itu berhasil merusak ... rahasia terdalam para kaum liberal dan demokratik di Italia. Justru sebaliknya.

Tapi mari kita melangkah maju lagi. Anggap saja, misalnya, bahwa esok Republik akan diproklamasikan di Italia. Dalam kasus seperti itu,” tidakkah sebagian besar dari mereka yang berpura-pura menjadi revolusioner yang marah saat itu kelak dapat menjadi kumpulan kaum konservatif reaksioner di masa mendatang?”

Dan jika beberapa "pemarah", beberapa "orang gila", ditambah sekumpulan "pemuja" hendak meruntuhkan bangunan/berhala baru mereka, tidakkah mereka justru akan melahirkan Tuhan yang baru lagi? Tapi ada kabar baik yang tersirat dalam pikiranku – malah mungkin teramat bagus – dari seruan orang-orang tersebut : Tapi kemudian muncul pertanyaan, tidakkah ia merupakan musuh dari Revolusi? - Tidak, tidak. Oh, orang-orang yang baik, dengarkan aku sekali lagi, semenjak aku merupakan seorang revolusioner yang membuatku nyaris tak mengenali diriku lagi..!! Dan apakah kau tahu mengapa saya menjadi seorang revolusioner yang hampir tidak bisa dikenali? Ada suatu Alasan sangat sederhana yang demikian hebat dalam kesederhanaanya itu. Alasannya adalah : karena saya adalah seorang revolusioner yang mengembangkan keinginan dan potensi diri hanya dipandu oleh impuls luas dan tak terkendali.

Tidak ada satu momok pun yang membimbing jalanku, yang ada hanyalah diriku. Tiada mimpi tak masuk akal mengenai sebuah masyarakat sempurna yang akan menyelamatkan manusia secara universal, yang ada hanyalah kebutuhan mutlak bagi penegasan/afirmasi potensi kedirianku yang mendahului segala bentuk potensi lainnya.
Tuhan, Negara, Masyarakat, Kemanusiaan, dll, memiliki alasannya sendiri. Jika saya tidak ingin menunjukkan ke-Tuhan-an ku, itu dikarenakan saya adalah seorang "pendosa". Jika saya tidak ingin tunduk pada Negara, Masyarakat, serta Kemanusiaan, itu dikarenakan saya adalah "penjahat", seorang "kriminal", dan "nakal". Oh, sungguh aku terjebak dalam lingkaran fana norma-norma yang mereka rakit begitu sempurna.

Tapi apa itu "dosa"? Apa itu "kejahatan"?

Di sini sekali lagi, saya tidak berpikir ada suatu kebutuhan bagi sebuah penyimpangan panjang dan rumit untuk menganalisis semua ini, Semenjak anak-anak sekalipun harus tahu dari sekarang bahwa dosa yang sangat serius yang dapat Anda lakukan terhadap ketuhanan adalah mencela-Nya, dan tidak mematuhi-Nya, menajiskan dan menyangkal-Nya. Singkatnya, menodai apa yang suci dan “sakral” secara manusia merupakan “dosa” terbesar, sebuah “kejahatan” terbesar

"Sakral"..!!! Inilah hantu terbesar dan mengerikan yang mendahului semua hantu yang ada sekarang.

Inilah tablet usang dan keras yang harus dihancurkan oleh manusia-manusia baru!

Para Free Spirit (jiwa-jiwa yang bebas), Ikonoklas, serta mereka yang dilabelkan “berdosa” dan “jahat” yang menjadi sumber mata air dari pancaran sintesis kehidupan tertinggi.

Dan bahkan rakyat jelata sekalipun--ketika hal-hal baru dipelajari untuk memuaskan rasa hausnya, melalui mata air yang baru itu--dengan cepat akan menyadari bahwa itu juga merupakan granit yang sangat potensial.

Tapi untuk melakukan hal ini, rakyat jelata harus berhenti membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa takut.

Oh, para rakyat jelata, dengarkan aku! Aku bukanlah Kristus baru yang datang untuk mengorbankan diri di atas altar penebusan kalian. Jika saya melakukan ini, saya pastilah akan menjadi orang gilanya dan Anda semua akan menjadi pengemisnya.

Aku meletakkan bibirku di telinga profan kalian dan memunculkan tangis. Sebuah tangisan menakutkan yang kan membuatmu semakin pucat. Tangisan yang ku keluarkan merupakan sosok pemberontak Jerman terhebat, seorang Max Stirner. Maka dengarkanlah, Semenjak hanyalah kejayaan tangisan magis ini yang akan melenyapkan kejelataan-mu agar kalian dapat bangkit kembali dalam bermekarannya potensi seluruh sekutu kalian yang ter-individual-kan. Inilah tangisan magis. “Para Egois yang ssenantiasa menegaskan dirinya dengan kejahatan dan melalui tangannya yang melanggar kesucian, telah menarik berhala-berhala sakral/suci jatuh dari tumpuannya. Adalah hal yang penting untuk mengakhiri segala yang disakralkan; atau paling tidak : kebutuhan untuk melanggar yang disakralkan mesti menjadi sesuatu yang umum. Bukanlah revolusi baru yang sedang datang mendekat; tapi suara-suara kejahatan tanpa sadar yang begitu dahsyat, berkecepatan tinggi, tanpa rasa malu menggemuruh layaknya petir di cakrawala. Tidakkah kau lihat bahwa tanda-tanda langit telah mulai menghitam dan membisu?”

Tapi sekali lagi, oh rakyat jelata, aku melihat kalian kembali menjauh dan berteriak padaku dengan nada mengerikan: "Apakah gerangan kejahatan ini? Apa maksud semua ini? "

Ah, , rakyat jelata! Apakah Anda masih tidak mengerti ucapannya?

Baiklah, dengarkan lagi. Dia yang berbicara: "Letakkan tanganmu pada apa pun yang kau butuhkan. Raihlah, itu adalah milikmu. Ini adalah bentuk deklarasi perang semua melawan semua. Aku sendirilah yang menjadi hakim dari apa yang aku inginkan sejak lama ini" Sekarang Anda mengerti, oh rakyat jelata,. Kejahatan apa yang BERSUARA BEGITU MENGGEMURUH DI KAKI LANGIT itu? Tapi kalian, oh para rakyat jelata, mungkin belum mengetahui bagaimana menyesuaikan diri dengan ide-ide mengenai perang yang abadi, Kalian telah mengayunkan diri layaknya bayi yang malang dalam mimpi-mimpi manis akan kedamaian yang abadi. Dan siapa yang dapat mengetahui berapa banyakkah berhala-berhala yang masih kalian miliki untuk disembah dan pada altar-altar siapakah yang masih kalian miliki untuk mengorbankan diri kalian sendiri!
Sungguh kalian rakyat jelata yang menyedihkan!

Dan bagiku, orang buta sekalipun akan dapat melihat kondisi sekarang ini, bahwa siapa pun yang tak mampu menerima perang abadi sebagai bentuk penegasan dan kejayaan mesti menerima perbudakan abadi demi kejayaan momok-momok yang menakjubkan itu, yaitu mereka yang menyatakan dirinya sebagai musuh-KU.

Yah baiklah, oh rakyat jelata, Aku telah memutuskan, sekali lagi, untuk sungguh-sungguh tulus denganmu. Dan inilah yang dikatakan oleh ketulusan hatiku – Saat ini, Kalian mengorbankan diri dalam parit berlumuran darah demi tujuan yang bukan milikmu. Besok kalian mungkin mengorbankan diri dalam tanah yang dibuat semerah darah oleh Revolusi untuk kemudian memungkinkan cacing parasit dan perusak yang baru bermunculan di lautan darah , yang mengalir keluar dari hangatnya aliran darah yang menyembur keluar dari nadi kalian, sehingga berhala-berhala baru dapat bangkit dan menduduki kalian layaknya Tuhan/Dewa di masa lampau.

Alunan suara cinta, belas kasih dan Hak sosial akan kembali, membuat dirinya terdengar, dimainkan begitu terampil di harpa yang baru dan menjadi komponen-komponen simfoni paling kuno.

Rakyat jelata, dengarkan aku! Aku masih punya sesuatu untuk dikatakan pada kalian. Apapun yang masih harus kuberitahukan pada kalian semoga saja bisa menjadi sesuatu yang berarti walaupun itu berat bagiku, bahkan sangat berat.

Jadi di sinilah aku. Aku yang UNIK dan selama itu pula kalian tetap rakyat jelata, aku tidak akan menjadi rekan kalian. Tapi ketika aku melakukannya, maka itu aku lakukan agar dapat menarik kalian keluar melawan musuh-musuhku, yaitu mereka yang menguasai kalian. Tapi layaknya rakyat jelata yang lain, kalian tidak akan mau membiarkan diri kalian untuk ditarik keluar selama kalian masih sangat memuja Pemimpin-pemimpin kalian.

Kalian masih ingin terus mempertahankan kehidupan dengan kaki-kaki kalian. Tapi aku telah memahami kehidupan.

Dan siapa pun yang memahami kehidupan tidak akan bisa hidup dengan berlutut.

Aku bahkan memahami semua perangkap yang dciptakan oleh pemilik dari semua ini bagi diriku.

Ketika mereka melihat saya berbaris dengan berani untuk menaklukan hidupku, dipersenjatai dengan segala potensi diri yang tak terbendung, mereka menempatkan semua hantu mereka yang menggelikan dan gila mendahului mataku yang penuh hasrat.

Mereka mencoba melancarkan teror padaku melalui momok-momok "sakral", tapi sejak Aku, seorang penentang segala bentuk pemujaan berhala, seorang yang tak ber-Tuhan, yang memaki dan mengejek segala yang "sakral" dan "suci", dan sejak, seperti halnya Armida, aku menghancurkan istana yang telah membuatku menderita karena pesonanya, mereka membuang topeng suci mereka dan melancarkan perangnya terhadap diriku, memaksakan yang paling ekstrim terhadap diriku.

Itu adalah hari, oh..rakyat jelata, dimana aku memiliki wahyu sejati atas hidup ini dan tempat seperti apa yang akan dimiliki oleh Keunikan diriku.

Kini aku hidup di atas kakiku. Mataku tak lagi mengerti arti tidur .

Aku tidak mengakui hak-hak seseorang atas diriku. Hanyalah kekuatan yang mampu mengalahkanku saat ini, dan bukannya momok.

Aku berkata, hanya kekuatan yang bisa mengalahkanku. Tapi saya juga menggunakannya. Aku tak lagi meminta siapapun untuk hal apa pun.

Aku bukan lagi seorang pengemis.

Aku hanya menyediakan segala sesuatu yang menguasai diriku sesuai dengan kapasitas serta potensi diriku.

revolusiku telah dimulai sejak lama.

Dari saat aku mulai mengenal kehidupan, Aku mengambil senjataKU dan menyatakan perangKU.

Aku berjuang untuk kepentingan diriku. Tak ada sebab lain lagi yang dapat menarik perhatianku.

musuhku juga berjuang untuk tujuan mereka sendiri dan melawanku.

Tapi aku sama sekali tidak membenci mereka atas ini.

Kepentingan SEJATI yang mereka miliki untuk melawanku telah membebaskan mereka dari kebencianku karena aku telah mengangkat senjataku melawan mereka melalui kepentingan SEJATI-ku.

Aku mungkin berbaik hati membunuh mereka demi kejayaanku, namun tanpa membenci mereka, tanpa menganggap rendah mereka, maka Aku tidaklah berjuang untuk menghancurkan momok/hantu-hantu itu!

Sebaliknya, aku benci pengemis, orang-orang kikir, dan semua orang yang tidak berani melawan, tapi siapa yang mampu mengetahui bagaimana caranya memohon dan menangis.

Mereka adalah orang-orang yang mengais remah-remah yang jatuh dari meja mewah para musuhku.

Dan dengan orang-orang kikir ini tubuh dan jiwa para musuhku menciptakan kekuatan buta dan tangguh untuk mulai melawanku dalam pertempuran yang telah dimulai di antara kita para Egois.

Tapi apa yang pernah dapat dicapai oleh orang-orang kikir ini dari kemenangan atas diriku, dipersembahkan oleh para musuhku, yaitu oleh Tuan mereka? Tidak lebih dari sekedar remahan biasa dan perbudakan yang abadi!

Lalu apakah kalian sesungguhnya, oh..rakyat jelata, jika bukan orang-orang yang buta, tak sadar, sekumpulan massa pengemis yang melancarkan perang terhadapku untuk membela Tuan kalian? Dengarkan aku, oh rakyat jelata, kalian harus melenyapkan hal semacam itu, Anda harus tidak memiliki tempat di dalam teater kehidupan baru.

Apakah Anda tersenyum penuh curiga padaku? Apakah Anda ingin memukulku?

Mungkinkah dengan pukulan itu aku telah berhasil membangkitkan suatu residu terdalam dari kebanggaanku atas dirimu yang tidur tersembunyi di sudut-sudut terpencil di pikiranmu, yang telah direndahkan selama berabad-abad lamanya?

Sudahkah Anda mendengar di kejauhan sana bunyi terompet perang yang bersuara mengumumkan serangan tak terkalahkan dari yang unik terhadap momok-momok berupa: Negara, Masyarakat, Tuhan, dan Kemanusiaan ...

Anda pun mulai tampak pucat dan ingin melarikan diri, apakah anda ingin menyeret semua satelit anda ke dalam jurang kekosongan yang kekal?, dan kaki-kaki pemberontak Free Spirit serta para Ikonoklas melangkah maju menghadapi langit yang dipenuhi badai Masa Depan!

Renzo Novatore. Tangis Pemberontakan
Revisi terjemahan oleh Penari Senja 2010
Sumber : https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/cry-of-rebellion

Tidak ada komentar:

Posting Komentar