Prawacana oleh Penerjemah Indonesia

Prawacana Oleh Penerjemah Indonesia

Pamflet ini adalah kumpulan tulisan-tulisan dari sang egois ekstrimis dan illegalist Renzo Novatore. Seorang anarkis individualis murni yang memberontak melawan pemerintahan kristian dan rezim fasis Italia yang sedang bergejolak pada saat itu. Berisikan 15 karya-karyanya yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, juga tulisan dari Enzo Martucci (seorang sahabat dari Renzo Novatore) tentang perjalanan hidup sang iconoclast Novatore dan kenangannya bersamanya, serta dilengkapi dengan catatan biografis dan pengantar dari Wolfi Landstreicher. Novatore pada masa itu dengan tegas menentang gereja beserta nilai-nilainya di masyarakat. Tak heran jika ia menjadi musuh nomor satu yang dicari-cari oleh otoritas dan orang-orang yang membencinya. Hingga akhir hayatnya, hari-harinya ia isi dengan pelarian dan pemberontakan, berpindah-pindah, menyebut dirinya sebagai pengembara intelektual yang kemudian ia tuangkan di salah satu karyanya. Salah satu tulisannya yang terkenal; Menuju Ketiadaan Kreatif. 1924. berisikan syair-syair puitis revolusioner yang menghentak. Penuh kritikan dan hinaan terhadap pemerintahan borjuis-kristian, peradaban demokratis, komunis, sosialis, hingga kaum proletar yang kemudian ia sebut sebagai katak-katak proletar yang menyedihkan. Ia mengatakan bahwa, untuk keluar dari jurang terdalam pembusukan sosial, masyarakat perlu untuk menegaskan individualitasnya, yang kemudian akan mengangkat manusia keluar dari batas-batas menuju puncak tertinggi kerohanian.

Tulisannya yang pertama saya baca adalah Menuju Badai. 1919. yang saya dapat dari seorang sahabat yang juga menjadi rekan saya dalam menterjemahkan Jeritan Pemberontakan. Ucapan terima kasih yang sangat saya persembahkan untuk sahabat saya Thomas. Dari sinilah kemudian muncul niat kuat saya untuk menterjemahkan karya-karyanya yang lain dan menerbitkannya ke dalam sebuah pamflet. Sebab, sulit untuk menemukan karya-karya anarkis kontemporer seperti ini, dengan gaya penulisan yang khas dan sangat agresif, tanpa romantisme atau moralisme, bisa disebut Futurisme, gaya sastra yang muncul pada awal abad kedua puluh, yang bertujuan untuk memutuskan hubungan dengan abad lalu dan menciptakan gaya baru yang sesuai dengan perubahan besar dalam dunia baru.

Mulai saya terjemahkan ke dalam bahasa indonesia sejak pertengahan tahun 2010 dan akhirnya berhasil saya rangkumkan menjelang akhir tahun 2011. Walaupun begitu, banyak kendala yang saya temui selama proses penerjemahan teks ini. Beberapa terminologi klasik dalam bahasa itali agak sulit untuk menemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Inilah kendala utama yang paling sering dihadapi saat menterjemahkan teks-teks berbahasa inggris ke dalam bahasa indonesia. Oleh karena itu, beberapa kalimat diubah untuk mencari pengganti kata yang sesuai agar lebih memudahkan menanggapi, tetapi bersamaan dengan itu saya mencoba untuk tidak meninggalkan esensinya. Pamflet ini juga merupakan revisi terjemahan yang ke tiga dari bahasa itali ke bahasa inggris yang saya dapat kembali dari situs anarchyinitaly. Besar kemungkinan terjadi proses distorsi atau perubahan-perubahandi dalam karya-karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa selama beberapa tahun terakhir ini oleh berbagai kelompok dan individu-individu. Begitu pun pamflet ini, juga akan kehilangan originalitasnya. Saya tidak bisa memastikan atau menjanjikan kesempurnaan sejak saya menyadari kemampuan dan keterbatasan saya seorang diri.

Menentukan padanan kata yang paling tepat untuk menterjemahkan Toward The Creative Nothing yang aslinya dalam bahasa italia berjudul Verso il Nulla Creatore ternyata tidak mudah. Butuh waktu yang lumayan lama dengan sedikit banyak pertimbangan-pertimbangan hingga akhirnya saya memutuskan Menuju Ketiadaan Kreatifsebagai terjemahan dan judul yang paling tepat dan sekaligus mewujudkan dan merefleksikan teks-teks syair di dalamnya, seperti terlihat dalam sepenggal kalimat berikut ini “The abyss awaits us, we leap into it in the end: Toward the creative nothing”.

Novatore dalam beberapa karyanya menghina dengan sangat katak-katak proletar, yaitu mereka yang terus tereksploitasi dan tertindas oleh kaum borjuis tapi tetap tenang dan mengamininya seakan-akan itu menjadi sesuatu yang semestinya. Tapi, mengapa demikian? apakah ini kenapa Ia menyebut dirinya sebagai seorang anarkis individualis? Seorang egois? atau mereka yang tak meletakkan segala kepentingannya di atas orang banyak, mereka yang memperjuangkan keinginanya atas kehendaknyasendiri.

Ia tertarik dengan teori-teori yang dijelaskan oleh Stirner, khususnya konsepsi individualisme sebagaikebangkitan ego, tujuan tertinggi bagi seseorang dengan mengingat kepentingannya sendiri dankemudian mendefinisikan dirinya sebagai seorang "Individual One". Oleh karena itu, dari tahun 1908 dan seterusnya, ia menganggap dirinya sebagai seorang anarkis-individualis, seorang dengan pengaruh nihilis yang kuat.

Beberapa kutipan khas pemikiran Novatore adalah:

"Saya seorang anarkis-individualis, jadi saya tidak mau dan tidak akan mendukung perjuangan komunisme ateistik, karena saya tidak percaya pada elevasi agung orang-orang banyak dan saya menolak realisasi Anarki dipahami sebagai suatu bentuk kehidupan sosial bagi manusia. "

“Anarki bagi saya adalah jalan untuk mendapatkan realisasi manusia individual. Manusia Individual bukan berarti realisasi anarki. Jika itu benar, anarki tetap akan menjadi momok, jika impian manusia lemah akan anarki sebagai tatanan sosial, manusia yang kuat akan mengamalkannya sebagai Individualisasi.”

Salah satu pendapatnya adalah bahwa manusia, sebagai warga negara dan anggota masyarakat, selalu terancam oleh dua "momok" sosial: hak asasi manusia, yaitu Negara dan Kristus, itulah agama.

Ia menegaskan bahwa:

"Salib Kristus melambangkan KEMUNGKINAN kamu untuk menjadi MANUSIA, sedangkan’ hak-hak manusia’ melambangkan hal yang sama. Untuk Mencapai kesempurnaan yang pertama kamu perlu untuk menuhankan, yang kedua memanusiakan. Tetapi kedua hal tersebut jelas menyatakan ketidaksempurnaan manusia-individual. Ego sejati menegaskan bahwa hanya melalui realisasi ideal manusia dapat naik ke puncak kesempurnaan magis.

Kristus berkata kepadamu: “jikalau kau akan dengan sabar menunggu kesunyian kalvari untuk kemudian memakumu diatas salib, menjadi sosok seperti AKU, sang MANUSIA TUHAN, Kau akan menjadi manusia yang sempurna, layak duduk di sebelah kanan Bapa saya yang berada di kerajaan sorga”.

Dan Revolusi Perancis berkata kepadamu: Aku akan menyatakan hak-hak manusia. Jikalau kau akan dengan tulus masuk ke beranda (gereja), simboldari keadilan sosial manusia untuk menghaluskan dan memanusiawikan-mu melalui norma-norma moral kehidupan sosial, Kamu akan menjadi warga negara dan aku akan berikan hak asasimu, menyatakanmu sebagai manusia.

Tapi bila ada yang berani melemparkan nyala api ke atas salib dimana sang manusia Tuhan tergantung dan meja dimana hak asasi manusia dicatat miring untuk kemudian bersandar pada kemurnian kekuatan merdeka dari pusat poros kehidupan individual, ia akan menjadi seorang penjahat tidak beriman yang akan dibuang ke dalam rahang berdarah dari dua momok sosial menyeramkan: ketuhanan dan kemanusiaan.

Di sebelah kanan api sulfat dan jurang kekal neraka menghukum DOSA, disebelah kiri, bunyi membuat tuli dari gilotin menghukum KEJAHATAN.

Jadi, untuk agama dan Negara, manusia tidak akan pernah sempurna kecuali jika kau memutuskan untuk berlutut di depan dua momok sosial.

Novatore menganggap kerja-upahan hanyalah bentuk yang lebih halus dari perbudakan, dan ia sering berkata, ketika melihat pekerja yang lusuh dibalut keringat dan debu: "Apakah dia seorang manusia?." Jadi dia pikir, dalam filsafat pribadinya tentang hidup, bahwa ia memiliki hak untuk mengambil alih dari orang-orang kaya apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sehari-hari, dan menggunakan paksaan bukan-lah masalah baginya. Ia kemudian menulis:

Aku bukan pengemis […]Aku hanya mengambil apa yang berhak untuk aku ambil dengan daya kemampuan-ku.

Pada bulan Mei 1919, kota La Spezia berada di bawah kendali Komite Revolusioner memproklamirkan diri, yang dirampas polisi dan pasukan borjuis selama beberapa minggu. Meskipun seorang individualis, Novatore (yang masih buron) berada di garis depan Komisi karena ia percaya bahwa hal yang paling penting adalah untuk menyalakan api revolusi di antara orang-orang dan memulai pemberontakan yang radikal menentang apa yang disebut status quo. Ia berkata.

-“Kau menantikan revolusi? Baiklah kalau begitu! Aku sendiri sudah mulai sejak lama! Bila kau telah siap –Oh, tuhan, betapa ini penantian yang tak ada habis-habisnya!– aku tidak keberatan berjalan denganmu untuk sementara! Tapi ketika kau berhenti aku akan melanjutkan kegilaanku dan berjalan dengan jaya menuju penaklukan besar dan mulia atas kehampaan!

Novatore, setelah pemberitahuan yang jelas bahwa tidak ada lagi tempat baginya di masyarakat, memiliki dua pilihan: bergabung dengan gerakan fasis dan menjadi warga negara yang baik, satu lagi domba di antara para domba atau melarikan diri ke Perancis seperti yang banyak dilakukan oleh rekan-rekannya yang lain. Novatore memilih pilihan ketiga: menjadi bandit dan pemberontak, berjuang hanya untuk dirinya sendiri di atas tebing dari setiap lembaga manusia. Tentu saja, meninggalkan istri tercinta, anak dan sahabat-sahabatnya adalah pilihan yang sulit baginya, tapi ia adalah seorang anarkis koheren sejati. Pada musim panas tahun 1922 ia bergabung dengan gerombolan perampok inspirasi anarkis yang terkenal: Sante Pollastro, dan dicari oleh polisi sebagai musuh masyarakat meskipun usianya masih muda.

Novatore menikah dan memiliki dua anak pada saat itu. Pada bulan-bulan terakhir tahun 1918, putranyawafat, Novatore kembali ke rumahnya, mempertaruhkan penangkapannya hanya untuk memberikan ucapan perpisahan yang terakhir kepada jenazah si kecil. Kemudian ia pergi lagi. Selama musim panas 1919, Italia diguncang oleh sejumlah protes besar, pemogokan dan pemberontakan setempat terhadap kebijakan pemerintah yang mendatangkan malapetaka, represi berat dari polisi, biaya hidup yang tinggi dan kondisi menyedihkan dari kaum pekerja.

Peradaban industri kapitalis akan mencapai senjanya, dan ketika saat itu tiba, jiwa-jiwa bebas akan merayakan kegembiraannya dengan sebuah balada dan tarian senjakala.

Makassar 2012

Hidayat

Swatantra@riseup.net

5.10.11

Menuju Ketiadaan Kreatif



I

Masa kami adalah masa dekadensi. Peradaban kolot borjuis kristian telah mencapai akhir dari kehancuran evolusinya yang lama.

Demokrasi telah tiba!

Tetapi di bawah kemegahan palsu peradaban demokrasi, nilai-nilai tertinggi kerohanian telah jatuh, hancur.

Kekuatan hasrat, kemurnian individualitas, seni yang bebas, kepahlawanan, kejeniusan, puisi telah dihina, diejek, difitnah.

Dan tidak atas nama "Aku", tapi "kolektif". Tidak atas nama "yang khas", tapi masyarakat.

Dengan demikian kekristenan- mengutuk naluri alami yang liar dan primitif- dengan penuh semangat membunuh "konsep" pagan dari kegembiraannya di bumi. Demokrasi – adalah keturunannya – memuliakan dirinya dengan membuat pembenaran terhadap tindak kejahatannya sendiri dan bersuka ria dalam kekejaman yang suram dan vulgar.

kami sudah tahu!

Kekristenan dengan kejamnya menikamkan pisau beracun di tubuh menggigil dari seluruh umat manusia yang sehat; mendorong gelombang dingin kegelapan dengan kemarahan mistis brutal menuju ketenteraman yang suram dan kegembiraan yang meluap dari ruh dionysian leluhur pagan kami.

Di suatu malam yang dingin, musim dingin yang fatal jatuh pada suatu siang yang hangat di musim panas. Ia adalah kekristenan yang, menggantikan khayalan "tuhan" terhadap getaran realitas "aku", menyatakan dirinya sebagai musuh sengit terhadap kesenangan hidup dan membalas dendamnya dengan tidak jujur pada kehidupan duniawi.
Dengan kekristenan, Kehidupan dikirim ke dukacita dalam jurang mengerikan akan pengorbanan-pengorbanan paling pahit; ia didorong menuju gletser pengingkaran dan kematian. Dan dari gletser pengingkaran dan kematian ini, demokrasi dilahirkan.

Jadi demokrasi –adalah ibu dari sosialisme – dan putri dari kekristenan.

II

Dengan kemenangan dari peradaban demokratis, Kerohanian Massa dimuliakan. Dengan dahsyatnya demokrasi-anti-individualisme yang tidak mampu memahami hal itu kemudian menginjak semua keindahan heroik dari anti-kolektif dan kreatif "aku".
Kodok-Kodok Borjuis dan katak-katak Proletar saling menggenggam tangan dalam kehinaan rohaninya bersama, dengan penuh iman menerima komuni canting berisikan timbal licin kebohongan sosial yang diserahkan oleh demokrasi kepada masing-masing mereka.

Dan lagu yang dilantunkan oleh kaum borjuis dan proletar atas kebangkitan komuni rohani-nya adalah lagu dangkal dan berisik, "Hore!" untuk Kemenangan dan kejayaan para Angsa.

Dan sementara "sorakan kegembiraan!" yang meledak keras dan hingar-bingarnya, - demokrasi – mengecapkan “kolot” di dahinya, memproklamirkan – kebuasan dan ironi suram- persamaan hak atas manusia!

Pada saat itulah sang Elang, dalam hati nuraninya yang bijaksana, mengepakkan sayap titanium-nya lebih cepat, lebih tinggi - jijik dengan kinerja sepele - menuju puncak meditasi.

Dengan demikian, Angsa demokratis masih sebagai ratu penolong dunia, wanita dari segala sesuatu, nyonya kekaisaran dan kedaulatan.

Tapi sejak sesuatu menanti diatas tawanya, ia – atas pertolongan sosialisme, putra sejatinya – bergerak melempar batu dan kata, di dunia rendah berawa, dimana kodok dan katak bergemuruh, untuk membangkitkan ajang baku hantam materialis dalam rangka menciptakan perang titan melalui ide-ide dan spiritualitas luar biasa. Dan di rawa, baku hantam terjadi. Perang itu terlihat kolot, seperti menyemprot lumpur sangat tinggi hingga menodai bintang-bintang.

Dengan demikian , semuanya telah terkontaminasi oleh demokrasi.

Semuanya!

Bahkan yang terbaik disini.

Bahkan yang terburuk disini.

Dalam pemerintahan demokrasi, perjuangan yang dibuka antara buruh dan pemodal menjadi perjuangan yang kerdil, momok perang yang impoten, kehilangan semua isi akan spiritualitas tinggi dan kebesaran revolusioner pemberani, tak dapat menciptakan konsep berbeda tentang sebuah kehidupan yang kuat dan lebih indah.
Borjuis dan proletar, meskipun berselisih-paham atas persoalan kelas, kekuasaan dan kebutuhan, masih selalu bersatu dalam kebenciannya melawan para pengembara besar spiritual, melawan cita-cita yang dikurung, Melawan mereka semua yang terkena dampak pemikiran, melawan mereka semua yang diubah oleh keindahan superior.
Dengan peradaban demokratis, Kristus berjaya.

Di samping firdaus di surga, " roh kaum miskin " memiliki demokrasi di atas bumi.

Jika kemenangan belum juga tercapai, sosialisme akan melengkapinya. Dalam konsepsi teoritisnya, yang telah ia beri-tahukan sejak lama, yang bertujuan untuk " meratakan" semua nilai manusia.

Dengarlah, oh roh kaum muda!

Perang terhadap individual manusia dimulai oleh Kristus atas nama Tuhan, dilanjutkan oleh demokrasi atas nama masyarakat dan sosialisme mengancam untuk melengkapinya atas nama kemanusiaan.

Jika saat ini kami belum tahu bagaimana menghancurkan ketiga hal mustahil tersebut yang sama berbahayanya dengan momok sosial, (jiwa) individual tak dapat terelakkan, akan hilang.

adalah hal yang penting dimana pemberontakan "ku" berkembang, meluas, dan men-general dengan sendirinya!

Kami - para pendahulu waktu - telah menyalakan menara api!

Kami telah menyalakan obor pemikiran.

Kami telah mengacungkan kapak sebagai tindakan.

Kami telah mendobrak.

Dan kami telah terlepas dari belenggu.

Tetapi "kejahatan" individual kami harus menjadi berita fatal akan badai sosial hebat.

Badai hebat dan mengerikan yang akan menghancurkan semua struktur kebohongan konvensional, yang akan melepaskan engsel dari semua dinding kemunafikan, dan mereduksi dunia lama menjadi timbunan puing-puing dan asap reruntuhan!

Karena ini berasal dari reruntuhan Tuhan, masyarakat, keluarga dan kemanusiaan dimana pikiran manusia baru bisa tumbuh dan berkembang, dimana pikiran manusia yang baru - pada puing-puing dari semua masa lalu - akan menyanyikan kelahiran dari manusia merdeka: bebas dan besar, "aku".


III

Kristus adalah paradoks kesalah-pahaman Injil. Ia adalah rasa sedih dan fenomena dekadensi menyedihkan, yang lahir dari kelelahan kaum pagan.

Antikristus adalah anak yang subur dengan semua rasa benci yang hebat atas tumbuh besar dalam kerahasiaan payudaranya sendiri yang subur, selama lebih dua puluh abad pemerintahan kristian.

Karena sejarah telah kembali.

Karena kembali kekal adalah hukum yang mengatur alam semesta.

Inilah takdir dunia!

Inilah poros dimana kehidupan itu berputar!

Untuk kekekalannya.

Untuk perjalanan kembalinya.

Untuk pertentangannya.

Untuk pengejarannya.

Untuk tidak mati.

Karena hidup adalah gerakan, tindakan.

Yang mengejar pemikirannya.

Yang merindukan pemikirannya.

Yang mencintai pemikirannya.

Dan kehidupan sedang berjalan, berlari, tergesa-gesa.

Hidup menghendaki kegemparan dalam kerajaan ide.
Tapi ketika cara ini tidak praktis,maka, pikiran menangis. Ia menangis dan putus asa ...

Kemudian keletihan membuatnya lemah, menjadikannya kristian.

Kemudian mengambil hidup saudara perempuannya di tangannya dan mencari batasnya di alam kematian.

Tapi Antikristus - naluri semangat paling misterius dan mendalam - panggilan Hidup kembali padanya, gemuruh sorak-sorai untuknya: Ayo kita mulai lagi!

Dan Kehidupan dimulai lagi!
Karena ia tidak ingin mati.

Dan jika Kristus melambangkan keletihan hidup, terbenamnya pemikiran: kematian ide!

Antikristus melambangkan insting kehidupan.

Ia melambangkan kebangkitan pemikiran.

Antikristus adalah simbol dari fajar baru.

IV

Jika peradaban sekarat demokratik (borjuis-kristian-kolot) berhasil meratakan pikiran manusia, menyangkal setiap nilai spiritual tinggi yang berdiri di atasnya, yang- untungnya - tidak berhasil meratakan perbedaan kelas, hak istimewa, dan kasta , dimana - seperti yang telah kami katakan – hanya menyisahkan persoalan atas perut (the belly).

Sejak - satu kelas sama seperti yang lainnya – sisa perut- penting untuk mengakuinya dan tidak hanya mengakuinya sebagai ideal tertinggi. Dan sosialisme memahami semua ini.

Ia memahami ini, karena ia adalah seorang ahli - dan akhirnya, boleh jadi, praktis berguna - spekulan, ia memasukkan racun ajaran kasarnya tentang kesetaraan (kutu-kutu kesetaraan dihadapan keagungan suci negara berdaulat) ke dalam sumur perbudakan dimana mereka yang tak bersalah dengan penuh kegembiraan memuaskan rasa hausnya.

Tapi racun sosialisme yang menyebar itu bukanlah racun “kuat” yang mampu memberikan kebajikan heroik bagi siapa saja yang meminumnya.

Bukan: Ia bukan racun radikal yang mampu melakukan keajaiban dengan mengangkat pikiran manusia – mengubahnya dan membebaskannya. Sebaliknya ia adalah perpaduan dari "ya" dan "tidak". Campuran kelabu dari "otoritas" dan "iman", dari "negara" dan "masa depan".

Sehingga, melalui sosialisme, kaum proletar sekali lagi merasa dekat dengan kaum borjuis dan bersama-sama mereka berbalik menuju cakrawala, dan dengan setia menunggu Matahari Masa Depan!

Dan ini karena, disaat sosialisme tak dapat mengubah tangan-tangan menggigil budak menjadi cakar-cakar kejam dan beringas ikonoklastik, ia juga tak mampu mengubah arti keserakahan tirani menjadi ketinggian dan kebajikan superior dari kedermawanan.

Dengan sosialisme, korupsi dan lingkaran mengikat yang diciptakan oleh kristian dan dikembangkan oleh demokrasi tidak akan rusak. Sebaliknya, ia menyempurnakan dirinya lebih baik.

Sosialisme tetap menjadi jembatan yang berbahaya dan tidak praktis antara tirani dan budak; seperti sederetan hubungan palsu, seperti ambiguitas dari "ya" dan "tidak" dimana prinsip absurd yang mendasarinya dicampur.

Dan, sekali lagi, kami melihat lelucon cabul parah yang menjijikkan kami. Kami melihat sosialisme, proletariat dan borjuis, bersama-sama masuk kembali ke dalam orbit kemiskinan spiritual terendah untuk menyembah demokrasi. Tetapi demokrasi - menjadi orang yang mengatur rakyatnya dengan pukulan pentungan - untuk cinta setiap orang seperti suatu hari ketika Oscar Wilde bercanda –adalah logis bila jiwa-jiwa bebas sejati, dari pengembara ide yang agung, merasa benar-benar perlu untuk mendorong dengan jelas menuju batas ekstrim ikonoklasme-nya keluar dari kesendirian untuk mempersiapkan melatih jari sang manusia elang di gurun sunyi, mereka yang mati-matian akan mengambil bagian pada perayaan tragis senja sosial untuk menggulingkan peradaban demokratis dengan cakar-cakar bajanya, dan terjun ke dalam kehampaan zaman yang kuno.

V

Ketika kaum borjuis berlutut di sisi kanan sosialisme dalam kuil suci demokrasi, mereka berbaring tenang di tempat tidur pengharapan untuk menidurkan tidur absurd mereka tentang perdamaian. Tetapi kaum proletar, yang telah kehilangan kebahagiaan murninya dengan meminum racun sosialis, berteriak dari sisi kiri, mengganggu tidur tenang para idiot, penjahat borjuasi.

Sementara itu, di puncak pemikiran tertinggi, para pengembara ide mengatasi kemuakannya, mengumumkan bahwa sesuatu seperti deru tawa Zarathustra menggema begitu menakutkan.

Angin roh, mirip badai, akan menembus pikiran manusia dan menaikkanya dengan kekuatan yang besar ke dalam badai angin ide untuk membanjiri semua nilai-nilai lama dari kegelapan waktu, mengangkat naluri kehidupan yang disublimasikan kembali dibawah sinar matahari dengan pikiran baru.

Tapi, sadarlah, para kodok-kodok borjuis mengetahui bahwa sesuatu yang tak dapat dimengerti berseru di ketinggian, mengancam keberadaan basisnya. Ya: mereka memahami bahwa sesuatu yang datang dari ketinggian itu seperti batu, raungan, dan ancaman.

Mereka memahami bahwa hingar bingar suara-suara setan adalah pertanda waktu yang mengumumkan badai amarahnya, yang timbul dari kehendak baru akan beberapa hal tertentu, diledakkan ditengah-tengah masyarakat untuk diratakan dengan tanah.
Tapi mereka tidak memahami (dan tidak akan pernah mengerti sampai akhirnya mereka hancur) bahwa apa yang melintasi dunia adalah sayap kuat akan kehidupan bebas yang mana menjadi ajal dari "kaum borjuis" dan " kaum proletar ", karena setiap orang bisa saja "khas" dan "universal" di saat yang sama.

Dan inilah alasan mengapa seluruh borjuis di dunia menderingkan loncengnya yang terbuat dari logam idealis palsu, diantara kerumunan orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai jemaah agung.

Pertemuan itu terbuka ...

Semua borjuasi berkumpul.

Mereka berkumpul diantara kerumunan menjijikkan yang bertambah di rawa tempatnya berada, dan disana, di keheningan lumpur, mereka memutuskan pemusnahan katak-katak proletar, para budak dan rekan-rekannya.

Semua pihak komplotan buas itu adalah pengikut Kristus dan demokrasi.
Semua rasul terdahulu dari para katak juga hadir. Perang telah diputuskan dan sang pangeran ular hitam memberkati para pasukan perang saudara atas nama Tuhan yang mengatakan, "Jangan membunuh", sedangkan vikaris simbolis kematian memohon kepada dewi-nya untuk datang dan menari di bumi.

Kemudian sosialisme - sebagai ahli akrobat dan pesulap praktis – melompat ke depan. Ia melompat pada kawat kencang spekulasi sentimentil politik, alisnya melingkar hitam, dan, kesakitan dan menangis kurang lebih dengan cara ini, berkata, "Aku adalah musuh sejati dari kekerasan. Aku adalah musuh dari peperangan, dan juga musuh revolusi. Aku adalah musuh dari darah. "

Dan setelah berbicara lagi tentang "perdamaian" dan "kesetaraan", tentang "kepercayaan" dan "kesyahidan", tentang "kemanusiaan" dan "masa depan", ia melantunkan lagu tentang motif "ya" dan "tidak", menundukkan kepalanya dan menangis.
Dia mencucurkan air mata Yudas, yang bahkan tidak akan "aku cucikan tanganku" di Pilatus itu.

Dan para katak pun berangkat ...

Mereka berangkat menuju dunia kehinaan tertinggi manusia. Mereka berangkat menuju lumpur dari semua rawa.

Mereka berangkat..

Dan kematian datang!

Mabuk darah dan menari dengan mengerikan di dunia.

Selama lima tahun lamanya ...

Saat itulah para roh pengembara, diterima dengan kemuakan baru, menunggangi elang bebasnya sekali lagi untuk terbang tinggi tanpa arah dalam keheningan gletser-nya yang jauh lalu tertawa dan mengutuk.

Bahkan ruh Zarathustra - pecinta perang sejati dan teman tertulus dari para prajurit – pastilah cukup memuakkan dan menjijikkan sejak seseorang mendengarnya berseru: "Bagiku, kau pasti orang-orang yang melebarkan mata untuk mencari musuh dari musuhmu. Dan beberapa darimu membenci dengan hebat pada pandangan pertama. Kau harus mencari musuhmu, perangilah. Dan ini demi ide-idemu!

Dan jika idemu mati, kejujuranmu meneriakkan kemenangan!" Namun sayang! Khotbah heroik akan pembebasan kaum barbar tidak akan membantu apapun.

Sang manusia katak tidak tahu bagaimana membedakan musuhnya sendiri maupun bagaimana untuk memperjuangkan ide-idenya sendiri. (Katak tidak tahu apa-apa!)

Dan bahkan untuk mengenali musuh-musuhnya maupun menciptakan ide-idenya sendiri. Mereka berjuang demi perut saudara-saudaranya dalam Kristus, demi kesederajatan mereka dalam demokrasi.

Mereka satu sama lain berjuang untuk melawan musuhnya.

Abel, kembali, mati untuk Keributan yang kedua kalinya.

Tapi kali ini, di tangannya sendiri!

Dengan sukarela ...

Dengan sukarela, karena ia bisa saja memberontak, dan berbohong tidak melakukan apa-apa ...

Karena ia bisa saja berkata: tidak!

Atau ya!

Karena berkata: "tidak" ia bisa menjadi kuat!

Karena berkata: "ya", kebohongan bisa menunjukkan bahwa ia "percaya" tentang "penyebab ia berperang.

Namun ia tidak mengatakan "ya" atau "tidak".
Ia berangkat!

Dari rasa pengecutnya!

Seperti biasa!

Ia berangkat ...

Ia berangkat menuju kematian! .. .

Tanpa mengetahui sebabnya.

Seperti biasa.

Dan kematian datang ...

Ia datang untuk menari di dunia selama lima tahun lamanya!

Dan menari dengan tari mengerikan di parit berlumpur dari semua bagian dunia.

Ia menari dengan kaki petir ...

Ia menari dan tertawa ...

Ia tertawa dan menari ...

Selama lima tahun lamanya!
Ah! Betapa vulgarnya kematian yang menari tanpa sayap ide di punggungnya.

betapa bodohnya seseorang yang mati tanpa tahu penyebabnya..

Kami melihatnya ketika ia menari - Kematian. Ia adalah Kematian Hitam, tanpa transparansi cahaya.

Ia adalah Kematian tanpa sayap!

Betapa buruk dan vulgarnya ia ...

Betapa kikuk tariannya ...

Tapi tetap saja menari!
Dan bagaimana pembantaian - menari - semua yang tak berguna dan semua yang mayoritas. Semua itu untuk siapa - kata liberator agung- negara diciptakan.
Tapi sayang ! pembantaian itu tidak mungkin dilakukan sendiri...

Kematian - untuk membalas negara - bahkan membunuh habis mereka yang tak berharga, bahkan mereka yang sangat penting ...!

Tetapi mereka yang tak berharga, mereka yang bukan mayoritas, mereka yang telah mengatakan "tidak!" Mereka akan membalas dendam.

Kami akan membalasnya.

Kami akan membalasnya karena mereka adalah saudara kami!

Kami akan membalasnya karena mereka telah jatuh dengan bintang-bintang di mata mereka.

Karena mereka sekarat mabuk matahari.

Matahari kehidupan, matahari perjuangan, matahari Ide.

VI

Apa yang telah perang perbaharui?

Dimana semangat transfigurasi heroik?

Dimana mereka menggantungkan tabel pendar nilai-nilai baru?

Kuil mana yang di dalamnya memiliki emas suci amphoras yang melampirkan cahaya dan menyalakan hati para pahlawan tertinggi dan kreatif telah diletakkan?

Dimana semarak dari siang hari yang baru dan besar?
Sungai darah menakutkan mencuci semua hamparan rumput dan menutupi semua jalur dunia.
Ketakutan menyemburkan air mata membuat gema ratapan mereka yang memilukan melintasi pusaran dari seluruh bumi: tumpukan tulang belulang dan daging manusia dimana-mana memucat dan membusuk di bawah sinar matahari.

Tapi tidak ada yang berubah, tidak ada yang berkembang.

Perut para borjuis selalu saja bersendawa kekenyangan sedangkan para proletar berteriak karena teramat sangat kelaparan.

Dan cukup!

Dengan Karl Marx, pikiran manusia turun ke dalam perut. Deru yang melewati dunia saat ini adalah raungan perut. Dengan kemauan kita bisa mengubahnya menjadi teriakan pikiran.
Menjadi badai rohani.

Menjadi tangisan kehidupan merdeka.

Menjadi badai petir.
Petir kami yang dapat melepaskan engsel kenyataan ini, merobek pintu misteri tak diketahui yang merindukan kami - untuk mimpi dan pertunjukan keindahan tertinggi oleh manusia merdeka. Karena kami adalah para pelopor waktu yang marah.

Tumpukan pembakaran.

Menara api.

Sinyal.

Pengumuman pertama.

VII

Perang!

Kau masih ingat?

Apa yang telah perang ciptakan?

Ini dia:

Wanita menjual tubuhnya dan disebut prostitusi "percintaan bebas".
Seseorang , yang "mengelak" untuk memproduksi peluru dan mengajarkan keindahan perang, menyebut perasaan pengecutnya: "kecerdikan halus dan kelicikan heroik".
Yang satu ini selalu berada di dalam ketaksadaran kekejian, kepengecutan, dalam kerendahan hati, dalam ketidakpedulian dan dalam penolakan lemah, mengutuk keberanian kecil – Ia yang selalu membenci 4 karena dengan sendirinya mereka tidak memiliki kekuatan untuk mencegah perutnya terkoyak-koyak oleh senjata mereka yang merencanakan ingin membohongi dirinya sendiri demi sepotong roti busuk.

Karena bahkan para pengemis roh - mereka yang selalu berada di luar untuk menghangatkan diri sementara mereka yang lebih mulia dari manusia harus masuk ke dalam neraka kehidupan – kerendahan hati dan pengabdian seorang hamba dari rajanya yang kejam, ketaksadaran pemfitnah akan pemikiran yang superior, bahkan disini, kami mengatakan, tidak ingin berangkat.

Mereka tidak ingin mati.

Mereka menggeliat, mereka menangis, mereka memohon, mereka berdoa!

Namun semua ini karena naluri rendah tak berdaya dan sifat pertahanan diri kebinatangannya, kehilangan setiap raungan heroik pemberontakan, dan malahan bukan dari persoalan tentang manusia superior, perasaan murni yang terdalam, atau tentang keindahan spiritual.
Bukan, bukan, bukan!

Bukan dari semua itu!

Perut!

Hanya pada perut binatang.

Borjuis ideal - proletar ideal -perut!

Tetapi sementara itu kematian datang ...

Ia datang untuk menari di dunia tanpa memiliki sayap ide dipunggungnya!

Dan menari ...

Ia menari dan tertawa.

Selama lima tahun lamanya ...
Dan sementara dibatas-batas kematian tak bersayap yang menari mabuk darah, di rumah dalam apse suci front internal - dalam kebohongan "lembaran-lembaran" vulgar - evolusi moral dan material menakjubkan dari perempuan kami yang terus membawakan dan menyanyikan dengan kaki prajurit heroik dan mulia kami manaiki puncak spiritual. Orang yang mati menangis tanpa mengetahui "kenapa".

Berapa banyak kebohongan ganas, berapa banyak sinisme vulgar pikiran suram masyarakat demokratis dan Negara memuntahkannya ke dalam "lembaran-lembaran".

Siapa yang mengingat perang?

Bagaimana suara parau gagak ...

Burung gagak dan burung hantu!

Dan sementara kematian menari!

Ia menari tanpa memiliki sayap ide di punggungnya! Ide berbahaya yang berbuah dan menciptakan. ia menari...

Ia menari dan tertawa!

Dan bagaimana ia membantai - menari – berlebihan, mereka semua yang mayoritas. Mereka yang diciptakan oleh negara.

Tapi sayang! Ia tidak hanya membantai mereka.

Ia juga membantai mereka yang memiliki sinar mentari di matanya, mereka yang memiliki bintang-bintang di pupilnya!

VIII

Dimana seni epik, seni heroik, seni tertinggi yang perang janjikan pada kita?

Dimana kehidupan merdeka, kemenangan dari fajar baru, kemegahan hari, pesta meriah keagungan matahari?

Dimana penebusan perbudakan materi?

Dimana orang yang telah menciptakan puisi lembut dan mendalam yang harus tumbuh dengan penuh rasa sakit dalam jurang terdalam yang tragis dan mengerikan oleh darah dan kematian, untuk memberitahu kita tentang kesunyian dan penyiksaan kejam yang dirasakan oleh pikiran manusia?

Siapa yang akan mengatakan kata manis dan baiknya kepada kami bahwa panggilan pagi yang cerah setelah malam dari angin topan yang dahsyat?

Siapa yang akan mengatakan kata superior yang membuat kami besar selama duka-cita kami, murni dalam keindahan dan mendalam dalam kemanusiaan?
Siapa, sang jenius yang tahu bagaimana melenturkan dirinya dengan cinta dan kesetiaan diatas luka menganga di daging kehidupan kita, untuk menerima semua air mata mulia darinya sehingga tawa tertinggi dari semangat penebus bisa memecah cakar dari monster kelaparan atas kesalahan masa lalu kita dan membuatnya naik ke konsep etika superior, dimana, melalui prinsip bercahaya keindahan manusia dimurnikan dalam darah dan kesedihan, kita bisa mengangkat diri kita sendiri, kuat dan megah - seperti panah tegang pada haluan kemauan - untuk menyanyikan melodi lembut dan terdalam dari ketinggian semua harapan-harapan kita akan kehidupan duniawi!

Dimana? Dimana?

Aku tidak melihatnya!

Aku tidak merasakannya!

Aku melihat ke sekelilingku, tapi aku hanya melihat pornografi vulgar dan sinisme palsu ...

Setidaknya kami bisa saja diberikan seni oleh Homer, dan riwayat perang oleh Napoleon.

Seorang pria yang bisa memiliki kekuatan untuk menghancurkan zaman, untuk membuat sejarah baru ...

Tapi tidak ada!

Perang tak memberikan kami seorang pun penyanyi besar maupun para penguasa besar. Hanya momok-momok yang tidur dan parodi yang suram.

IX

Perang telah berlalu, mencuci sejarah dan kemanusiaan dalam air mata dan darah, tetapi zaman tetap tidak berubah.

Suatu zaman disintegrasi.

Kolektivisme sedang sekarat dan individualisme belum direngkuh..

Tidak ada yang tahu bagaimana mematuhi, tidak ada yang tahu bagaimana memerintah.

Namun, mengingat semua itu, untuk mengetahui bagaimana hidup merdeka, saat ini masih berada di jurang terdalam.

Sebuah jurang yang hanya dapat diisi dengan mayat perbudakan dan otoritas.

Perang tidak bisa menutupi jurang ini. Ia hanya bisa menggali lebih dalam.

Tapi perang tidak boleh melakukannya, revolusi harus dilakukan.

Perang telah menjadikan manusia lebih binatang dan kolot. Lebih kasar dan buruk.

Revolusi harus membuat mereka lebih baik.

Revolusi harus memuliakan mereka.

X

Sudahlah - berbahasa secara sosial - kami telah tergelincir menuruni lereng fatal, dan tidak ada lagi kemungkinan untuk berbalik.

Melakukannya sendiri akan menjadi kejahatan.

Bukan kejahatan yang besar dan mulia.

Tapi kejahatan vulgar. Kejahatan yang lebih tak berguna dan sia-sia. Kejahatan terhadap tubuh dan ide-ide kami

Karena kami bukan musuh darah ...

Kami adalah musuh vulgar!

Sekarang adalah masa dimana kewajiban dan perbudakan menjadi menyakitkan, kami ingin menutup siklus pemikiran teoritis dan kontemplatif untuk menguak pelanggaran kekerasan, yang masih akan hidup dan ekspansi kegembiraan yang meluap-luap.

Pada reruntuhan kesalehan dan agama, kami ingin menegakkan kekerasan kreatif dengan kebanggan hati kami.

Kami bukan pengagum dari sang "manusia ideal" dari "hak-hak social”, tetapi orang yang akan memproklamirkan "individu sebenarnya", musuh abstraksi sosial.
Kami berjuang untuk pembebasan individu.

Untuk penaklukan kehidupan.

Untuk kemenangan ide kami.

Untuk mewujudkan impian kami.

Dan jika ide-ide kami yang berbahaya, itu karena kami adalah orang-orang yang mencintai hidup berbahaya.

Dan jika mimpi kami marah, itu karena kami marah.

Tapi kegilaan kami adalah kebijaksanaan tertinggi.

Tapi ide-ide kami adalah jantung kehidupan, dan pikiran kami adalah menara kemanusiaan.
Dan kenapa perang belum dilakukan, revolusi harus dilakukan.

Karena revolusi adalah api kemauan dan kebutuhan akan pemikiran tersendiri kami, itu adalah kewajiban aristokrasi libertarian.

Untuk membuat nilai-nilai etika baru.

Untuk menciptakan nilai estetika baru.

Untuk kekayaan materi komunalis.

Untuk kekayaan rohani individualis.

Karena kami adalah - celebralists kekerasan dan sentimentalis bergairah pada saat yang sama - memahami dan mengetahui revolusi itu adalah suatu keharusan diantara keheningan kesedihan yang menderita di bawah dan kebutuhan akan semangat kebebasan yang menderita di ketinggian.

Karena jika kesedihan yang menderita di bawah ingin bangkit dengan senyum bahagia matahari, semangat kebebasan yang menderita di ketinggian tidak lagi ingin merasakan luka kecil di hati dari rasa malu akan perbudakan vulgar yang mengelilinginya.

Jiwa manusia dibagi menjadi tiga arus:

Arus perbudakan, arus tirani, arus kebebasan!

Dengan revolusi, arus yang terakhir ini perlu untuk meledak tumpah pada dua arus yang lainnya dan membanjirinya.

Perlu untuk menciptakan keindahan spiritual, mengajarkan masyarakat miskin rasa malu atas kemiskinan mereka, dan kaum kaya rasa malu atas kekayaan mereka.

Segala yang disebut " properti material ", "milik pribadi", "properti eksterior" perlu menjadi matahari, cahaya, langit, laut, bintang-bintang adalah untuk individual.

Dan ini akan terjadi!

Ini akan terjadi karena kami – para Ikonoklas - akan melanggar itu!

Hanya kekayaan etika dan spiritual yang tak dapat dikalahkan.

Inilah milik individual sebenarnya. Sisanya bukan!

Sisanya itu rentan! Dan semua yang rentan akan dilanggar!

Ini akan dilakukan oleh kekuatan tak memihak-"ku".

Oleh kekuatan heroik dari sang manusia merdeka.

Dan diluar setiap hukum, setiap tirani moralitas, setiap masyarakat, setiap konsepsi kemanusiaan palsu ...

kami harus mengatur upaya kami untuk mengubah revolusi agar memajukannya ke dalam "kejahatan anarkis", dalam rangka mendorong umat manusia melampaui negara, melampaui sosialisme.

Menuju Anarki!

Jika, dengan perang, orang-orang tidak mampu menghaluskan dirinya dalam kematian, kematian lalu memurnikan darahnya yang tertumpah.

Dan darah yang dimurnikan kematian - tanah meminumnya dengan rakus - sekarang menangis di bawah tanah!

Dan kami para penyendiri, kami bukan penyanyi dari rahim, tetapi pendengar orang mati, suara orang mati yang menangis dari bawah tanah!

Suara darah "kotor" yang dimurnikan dalam kematian.

Dan darah yang jatuh menangis!

Menangis dari bawah tanah!

Dan tangis darah ini memanggil kami juga menuju jurang terdalam...

Ia mesti dibebaskan dari penjara nya!

Oh, penambang muda, bersiaplah!

Kami menyiapkan obor dan paravanes.

Ini diperlukan untuk sampai ke bumi.

Inilah waktunya! Inilah waktunya! Inilah waktunya!

Darah orang mati harus dibebaskan dari penjaranya.

Ia ingin bangkit dari kedalaman bayangan untuk melemparkan dirinya menuju langit dan menaklukkan bintang-bintang.

Karena bintang-bintang adalah teman dari orang mati.

Mereka adalah saudara yang baik yang telah melihat mereka mati.

Mereka (bintang) adalah satu-satunya yang pergi ke kuburannya setiap malam dengan kaki cahaya dan memberitahu mereka:

Besok! ...

Dan kami - anak-anak dari masa depan - datang hari ini untuk memberitahumu:

Sekaranglah waktunya! sekaranglah waktunya! sekaranglah waktunya!

Dan kami datang pada saat sebelum fajar ...

Dalam rombongan fajar dan bintang-bintang terakhir!

Dan untuk orang mati kami telah menambahkan lebih mati ...

Tetapi semua orang yang jatuh memiliki bintang emas yang bersinar di pupilnya!

Sebuah bintang emas yang mengatakan:

"Para pengecut dari saudara-saudara yang tersisa diubah menjadi mimpi kreatif, ke dalam pembalasan heroik. Karena jika tidak demikian, seseorang tidak akan layak untuk mati! "

Betapa menyedihkannya harus mati.

Tanpa harapan dalam hati orang-orang... tanpa pembakaran dalam otak orang-orang, tanpa mimpi dalam pikiran orang-orang; tanpa sebuah bintang emas yang bersinar di pupil kami!

* * *

Darah orang-orang yang mati - kematian kami - menangis dari bawah tanah.

Dengan Jelas dan jelas, kami mendengar tangisan. Tangisan yang memabukkan kami dengan penderitaan dan kesedihan.

Dan kami tidak bisa menutup telinga dengan suara itu, kami juga tidak ingin ... kami.

Kami tidak ingin menjadi tuli untuknya, karena hidup telah memberitahu kami:

"Siapapun yang tuli terhadap suara darah tidak layak bagi-Ku.

Karena darah adalah anggur-ku dan mati adalah rahasiaku.

Hanya kepada orang yang akan mendengarkan suara orang mati, aku akan mengungkap teka-teki misteri besarku! "

Dan kami akan menanggapi suara ini:

Karena hanya mereka yang tahu bagaimana menanggapi suara dari jurang terdalam yang dapat menaklukkan bintang-bintang.

Aku amanat-kan diriku padamu, oh adikku!

Aku amanat-kan diriku padamu dan memberitahumu:

Jika kau ada di antara mereka yang berlutut di setengah lingkaran, tutup matamu dalam kegelapan dan lompatlah ke dalam jurang terdalam.
Hanya dengan cara ini kau akan dapat melambung kembali ke puncak tertinggi dan membuka lebar pupil-pupil hebat mu di bawah sinar matahari. "

Karena seorang tidak bisa menjadi seperti elang jika ia bukan penyelam.

seorang tidak dapat melambung ke puncak ketika ia tidak mampu di kerendahan.

Di bagian terbawah, kesedihan menghuni, dalam penderitaan yang berat di ketinggian.

setelah terbenamnya matahari dari semua era, sang fajar khas terbit di antara dua petang yang berbeda.

Di tengah-tengah kemurnian cahaya dari fajar khas ini, kesedihan penyelam yang berada di dalam kami harus bersatu dengan penderitaan elang yang juga tinggal di dalam kami, untuk merayakan perkawinan tragis dan berbuah sebuah pembaharuan abadi.

Pembaharuan pribadi “ku" diantara prahara kolektif dan badai sosial.

Karena kesunyian abadi hanya untuk orang-orang kudus yang mengakui di dalam kesaksian tuhannya. Tapi kami adalah keturunan ateis kesepian.

Kami adalah setan penyendiri tanpa kesaksian.

Pada bagian bawah, kami ingin hidup dari realitas kesedihan, di ketinggian, dari mimpi kesedihan...

Dalam rangka menghidupkan semua pertempuran, semua kekalahan, semua kemenangan, semua mimpi, semua duka dan semua harapan-harapan yang intens dan berbahaya.

Dan kami ingin bernyanyi di bawah sinar matahari, kami ingin melolong dalam angin!

Karena otak kami adalah tumpukan kayu bakar yang berkilauan di mana api besar pemikiran mendedas dan terbakar dalam marah dan siksaan yang penuh kegembiraan.

Karena kemurnian dari semua fajar, nyala api dari semua siang, kemurungan dari semua matahari yang terbenam, keheningan dari semua kuburan, kebencian dari semua hati, bisikan dari semua hutan dan senyum dari semua bintang adalah catatan misterius yang menyusun musik rahasia dari pikiran kami dengan dipenuhi kesuburan hayati.

Karena dalam kedalaman hati kami, kami mendengar suara yang mengatakan tentang individuasi manusia, suara sangat bagus dan kuat itu, sering kali, di saat mendengarnya, kami merasa takut dan terancam.

Karena suara yang berbicara adalah suara-Nya: Iblis bersayap di kedalaman kami.

XI

Sekarang, terbukti ...

Hidup adalah kesedihan!

Tapi kami harus belajar mencintai kesedihan untuk mencintai kehidupan!

Karena dalam cinta akan kesedihan kami telah belajar untuk berjuang.

Dan dalam perjuangan – dalam perjuangan seorang diri- adalah kegembiraan hidup kami.
menggantungkan sisa separuh jalan (perjuangan) itu bukan gaya kami.

Setengah lingkaran melambangkan hal kuno: "ya dan tidak".

ketidakberdayaan hidup dan mati.

Inilah lingkaran sosialisme, belas kasihan dan iman. Tapi kami bukan sosialis ...

Kami adalah anarkis. Dan individualis, dan nihilis, dan aristokrat.

Karena kami berasal dari ketinggian.
yang jaraknya dekat dengan bintang-bintang.

Kami datang dari ketinggian: untuk tertawa dan mengutuk!

Kami datang untuk menyalakan tumpukan kayu bakar hutan diatas bumi untuk meneranginya sepanjang malam yang mendahului siang besar.

Dan tumpukan kayu bakar kami akan dipadamkan ketika api ledakan matahari dengan berwibawa berakhir di laut. Dan jika hari ini tidak akan datang,tumpukan kayu bakar kami akan terus berdedas dengan tragis ditengah-tengah kegelapan malam yang abadi.

Karena kami mencintai semua kebesaran ini.

Kami adalah pecinta setiap mukjizat, penyelenggara setiap keajaiban, pencipta setiap harapan.

Ya: kami tahu itu!

Bagimu, hal-hal besar berada dalam kebaikan seperti dalam keburukan.

Tapi kami hidup diluar sisi dari baik dan buruk, karena semua kebesaran adalah keindahan.

Bahkan "kejahatan".

Bahkan "perlawanan".

Bahkan "kesedihan".

Dan kami ingin menjadi besar seperti kejahatan kami!
Agar tidak mendustainya.

Kami ingin menjadi besar seperti perlawanan kami!
Agar dapat mewujudkannya nyata.

Kami ingin menjadi besar seperti kesedihan kami.

agar menjadi layak.

Karena kami berasal dari ketinggian. Dari rumah yang indah.

Kami datang untuk menyalakan tumpukan kayu bakar hutan di atas bumi untuk menerangi-nya sepanjang malam yang mendahului siang besar.

Hingga saat dimana api ledakan matahari dengan berwibawa berakhir di laut.

Karena kami ingin merayakan hari raya keajaiban besar manusia.

Kami ingin pikiran kami bergetar dalam mimpi baru.

Kami ingin senja sosial tragis ini memberikan kami, "aku" sedikit ketenangan dan sumbu menggentarkan dari cahaya universal.

Karena kami adalah nihilis dari momok sosial.

Karena kami mendengar suara dari darah yang menangis dibawah tanah.

Kami menyiapkan paravanes dan obor, oh penambang mudaku.

Jurang terdalam menanti kami. Hingga pada akhirnya kami melompat kedalamnya: Menuju Ketiadaan Kreatif.

XII

Nihilisme kami bukanlah nihilisme kristian.

Kami tidak menyangkal kehidupan.

Tidak! Kami adalah para Ikonoklas agung akan kebohongan.

Dan semua yang dinyatakan "suci" adalah kebohongan.

Kami adalah musuh dari "suci".

Dan bagimu hukum adalah "suci"; masyarakat adalah "suci", moral adalah"suci"; ide adalah"suci"!

Tapi kami – para guru dan pecinta kekuatan bengis dan keindahan berkemauan keras, atas ide menggairahkan - kami, para Ikonoklas dari semua yang disucikan - kami tertawa seperti setan, dengan tawa besar dan mengejek.

Kami tertawa! ...

Dan tertawa, kami memutar haluan hasrat pagan kami untuk selalu menikmati ketegangan menuju integritas penuh atas kehidupan.
Dan kami tuliskan kebenaran kami dengan tawa.

Dan kami tuliskan nafsu kami dengan darah.

Dan kami tertawa! .. .

Kami tertawa, gelak-tawa halus yang sehat dan merah akan kebencian.

Kami tertawa, gelak-tawa biru yang halus dan segar akan cinta.

Kami tertawa!

Tapi saat tertawa, kami ingat, dengan gravitasi tertinggi, menjadi keturunan yang sah dan ahli waris yang layak dari aristokrasi libertarian besar yang mengirimkan pada kami ledakan kesetanan diantara heroisme gila dalam darah, dan gelombang puisi, dari lagu-lagu solo dalam tubuh!

Otak kami adalah setumpuk pembakaran yang berkilauan, dimana retihan api pemikiran dibakar dalam siksaan penuh kegembiraan.

Pikiran kami adalah sebuah oase terpencil, selalu berbunga dan ceria, dimana musik rahasia menyanyikan melodi rumit dari kegaiban bersayap kami.

Dan dalam otak kami, semua angin pegunungan menangis kepada kami; dalam daging kami semua, prahara dari laut berteriak kepada kami; semua Bidadari Kejahatan; mimpi kami adalah surga sesungguhnya yang dihuni oleh dewa-dewa suci yang menggetarkan.

Kami adalah iblis kehidupan yang sesungguhnya.

Sang pelopor waktu.

Pengumuman yang pertama!

Kesuburan hayati kami memabukkan kami dengan kekuatan dan hinaan.
Ia mengajarkan kami untuk membenci Kematian.

XIII

Hari ini kami telah mencapai perayaan tragis dari senja sosial yang hebat.

Senja yang merah.

Matahari terbenam yang me-merah darah.

Mengepakkan sayap-sayap yang berdenyut gelisah dalam angin.

Sayap-sayap merah dengan darah, sayap-sayap hitam dengan kematian!
Dalam bayangan. Kesedihan mengerahkan tentara dari anak-anak tak diketahuinya.
Keindahan dalam taman Kehidupan, dan tenunan karangan bunga untuk dinobatkan di pundak para pahlawan.
Roh-roh bebas telah menghempaskan halilintar-nya melintasi senja.

sebagai api pengumuman pertama: pertanda pertama dari peperangan!

zaman kami berada di bawah roda sejarah.

peradaban Demokrat berbalik ke arah kuburan.

Borjuis dan masyarakat kolot telah hancur fatal, terelakkan!
Fenomena fasis adalah bukti paling pasti dan tak terbantahkannya.

Untuk menunjukkannya, kami hanya perlu untuk kembali pada masanya dan mempertanyakan sejarah.

Tapi kami tidak butuh itu!

Masa kini telah berbicara dengan kefasihan yang melimpah!
Fasisme tidak lain hanyalah kekejaman yang menyakitkan dan menggetarkan dari masyarakat yang kolot, lemah dan vulgar, yang teramat menderita dan dengan tragis tenggelam di rawa kecacatannya dan kebohongannya sendiri.

Ia- fasisme - merayakan bacchanals dengan nyala api dari tumpukan kayu bakar dan pesta pora jahat dari darah.
Tapi dari retihan suram api kelabu ini, ia tidak berkilau bahkan dengan satu cetusan penuh semangat, spiritualitas inovatif, sedangkan darah yang tertumpah berubah menjadi anggur yang oleh para pelopor waktu dikumpulkan secara diam-diam dalam chalices merah kebencian, dan menunjukkannya sebagai minuman gagah berani untuk komuni beserta semua keturunan kesedihan sosial yang di panggil untuk perayaan senja dari peraduannya.
Karena pelopor besar waktu adalah saudara dan teman dari para keturunan kesedihan.

Dari kesedihan perjuangan.

Dari kesedihan kebangkitan.

Dari kesedihan penciptaan.
Kami akan merangkul saudara tak diketahui ini untuk bersama maju melawan semua penolakan "tidak", dan bersama mendaki menuju semua penegasan "ya"; menuju fajar rohani yang baru; menuju terik siang kehidupan yang baru.

Karena kami adalah para pecinta bahaya, yang berani melakukan segalanya, para penakluk ketidakmungkinan, para promotor dan pelopor segala "usaha"!

Karena hidup adalah usaha!

Setelah meniadakan perayaan senja sosial, kami akan merayakan ritual "ku": siang yang hebat bagi individu yang sempurna dan sesungguhnya.

Sehingga tidak ada lagi kemenangan malam.

Sehingga tidak ada lagi kegelapan yang mengelilingi kami.

Sehingga kemegahan api matahari mengekalkan pesta cahayanya di langit dan di laut.

XIV

Fasisme merupakan rintangan yang terlalu singkat dan tak berdaya untuk menghalangi jalannya pemikiran manusia yang meledak menembus setiap bendungan dan meluap melewati setiap batas, menggerakkan aksi di jalannya.

Fasisme adalah ketidak-berdayaan sebab ia adalah kekuatan brutal.

Ia adalah material tanpa roh, malam tanpa fajar.

Fasisme adalah `wajah lain dari sosialisme.

Keduanya adalah tubuh tanpa jiwa.

16.7.11

Pendapatku

(Dari Buku Catatan Pemikiranku yang terdalam)

TUHAN
Ciptaan fantasi suram. Mengisi otak-otak pikun dan impoten. Teman dan penghibur bagi jiwa-jiwa tengik yang lahir untuk perbudakan. Obat untuk pikiran buntu. Marxisme untuk hati yang jemu.

KEMANUSIAAN
Sebuah kata abstrak dengan konotasi negatif, panjang pada kekuasaan, pendek pada kebenaran. Ia adalah topeng cabul yang dilukis di tengah wajah orang-orang vulgar dan licik, yang bertujuan untuk menguasai para idiot sinting dan sentimentil.

NEGARA
Hukum kerja paksa bagi orang-orang setengah cerdas. Sebuah kandang ke-bebal-an dan Circe yang mengubah para pemujanya menjadi anjing dan babi. Sundal bagi sang penguasa, penggermoan orang-orang asing. Pemakan-anak kecil, pengumpat-orang tua dan pencela pahlawan.

KELUARGA
Penolakan atas cinta, kehidupan dan kebebasan.

SOSIALISME
Disiplin, ketertiban, ketaatan, kepatuhan, perbudakan dan kebodohan, penuh dengan otoritas. Tubuh borjuis yang digemukkan secara aneh oleh makhluk vulgar kristian. Urutan dari fetisisme, sektarianisme dan kepengecutan.

ORGANISASI, PERSERIKATAN, DAN BADAN HUKUM
Gereja tak berdaya. Pegadaian kikir dan rendah. Banyak bergabung dengan hidup seperti parasit di balik kolega resminya yang tolol. Beberapa bergabung untuk menjadi mata-mata. dan yang lainnya, yang paling tulus, menyusul dan berakhir didalam penjara dimana mereka dapat melihat semua sisa arti-semangatnya.

SOLIDARITAS
Altar mengerikan yang digunakan oleh para pelawak untuk menampilkan seluruh bakat kemampuan kependetaannya dalam memimpin orang banyak. Sang ahli waris dari bayaran yang tidak kurang dari 100%. penghinaan

PERSAHABATAN
Berbahagialah orang-orang yang telah minum dari cawan (Persahabatan) ini tanpa jiwanya terluka atau keracunan. Jika orang tersebut ada, aku minta agar mereka mengirimkan fotonya kepadaku. Aku yakin akan melihat wajah idiot.

CINTA
Menipu diri dan merusak jiwa. Penyakit mental, berhentinya pertumbuhan otak, melemahkan jantung, merusak pikiran yang sehat, puitis ada pada seseorang yang mabuk mengkonsumsi hal berharga ini tapi hidup bodoh dengan lebih cepat. Namun aku lebih suka mati demi cinta. Ia hanyalah penipu, seperti Yudas, yang dapat membunuh dengan satu kecupan.

PRIA
Seonggok tinja busuk akan perbudakan, tirani, fetisisme, ketakutan, kesombongan dan kebodohan. Penyerangan terbesar yang dapat dilakukan terhadap seekor keledai adalah menyebutnya pria.

WANITA
Diperbudak binatang-binatang buas yang paling brutal. Menjadi korban terbesar di bumi. Dan, kemudian pria adalah orang yang paling bertanggung jawab atas masalah-masalahnya. aku penasaran ingin tahu apa yang ada di benaknya bila aku menciumnya.

Renzo Novatore
Pendapatku (Dari Buku Catatan Pemikiranku Yang Terdalam)
15 oktober, 1920
Di terbitkan pertama kali dalam Majalah, “Iconoclasta!”, Pistoia, #12, 15 oktober, 1920. Didapatkan kembali dari
https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/my-maxims

Balasan

Yang terhormat "Libertario",

Dua puluh dua bulan kini telah berlalu sejak hari dimana semua monster-monster menjijikkan dan paling brutal mencoba untuk menyapuku kedalam kerongkongan berdarahnya yang mengerikan. Ya, bahkan aku ditakdirkan untuk menjelma menjadi alat rendah dari perbudakan seperti binatang, bahkan aku ditakdirkan untuk mengorbankan diriku sendiri (Oh, binatang kurban) diatas altar aneh dan paling bodoh dari semua momok manusia, bahkan aku ditakdirkan untuk menjelma menjadi "bagian dari alat-alat manusia" ...

Tapi aku tidak percaya pada takdir.
Bahkan nasib sekali pun aku tidak percaya! Tidak! aku hanya percaya pada daya kemampuanku! Dan jelas, hanya atas nama Anarkis ini, aku menjawab dengan arogan dan penuh penghinaan “TIDAK”, dan aku pergi dari sana ...

Aku telah berjalan dengan sukacita tak terbatas pada jalur rasa sakit. Untuk kawanku yang selalu punya resiko, mereka yang seperti layaknya saudara terkasih. Dibibirku selalu ada senyum ironis superior kuat menyeringai, dimata jernih dengan daya lihat mengagumkan akan tragedi heroik, aku hanya mengenal jubah kebebasan dari kehidupan yang membebaskan. Aku sendirian ... tapi didalam bayangan aku tahu bahwa ada sederap keberanian yang tersembunyi dan hidup bersamaku! Ah, betapa cintanya aku pada kader tak bernama itu...

Apa jadinya jika sebagian besar dari mereka menderita dalam waktu yang lama di lantai sel yang lembab? Mereka tidak akan tunduk! Mereka akan tetap hidup, dan kami tinggal dipinggiran masyarakat dari para pemberontak-pemberontak sejati, para ikonoklas yang pantang menyerah, atau mereka yang tak peduli dengan sesuatu yang dapat menjadi tragedi terakhir. Dan ini untuk hati nurani dan kepalan tangan "Para Demonstran Hitam", Oh, yang terhormat "Libertario", hari ini aku kirimkan ke kolommu, kemudian rasa terima kasih yang sangat diberikan kepadamu dan untuk semua kawan-kawan kader anarkis dan teman-teman sosialis atas segala moral maksimum dan material solidaritas yang telah diberikan selama petualangan gelap dari hukuman penjaraku ... aku sungguh salut dan berkata kepadanya: "Kau adalah kebanggaan atas tindakanmu yang cukup, karena hanya dari pembangkangan dan pemberontakan lah lahir sinar terang keindahan manusia!".

Salam untukmu, Oh anarkis sejati!

Salam untukmu, Oh saudara!


Renzo Novatore
Balasan
1919
(Terbit Di Il Libertario, La Spezia, N.732, 25 September 1919) Terjemahan Dalam Bahasa Inggris Oleh Luther Blissett 2009 – Dalam Bahasa Indonesia Oleh TD. 2011. Sebuah Tulisan Pendek Atas Ucapan Terima Kasih Dan Solidaritas Oleh Renzo Novatore Untuk Majalah Anarkis “Il Libertario” Pada September 1919. Setelah Beberapa Bulan Tinggal Di Penjara Karena Mengambil Bagian Dalam Usaha Pemberontakan Sosial Di Kota La Spezia Pada Awal Tahun.
Sumber:
shttp://theanarchistlibrary.org/HTML/Renzo_Novatore__Returning.html

Sang Pengambil Alih

Untuk Nikolina

kebebasanku dan hak-hak ku
Sebanyak daya kemampuanku
Bahkan kebahagiaan dan keagungan
hanya berada dalam ukuran kekuatanku!

(Dari buku yang aku tulis dan tak akan pernah melihat cahaya)

Sang pengambil alih adalah sosok lelaki yang paling indah, seorang yang tak mengindahkan moral dan kuat yang pernah saya jumpai dalam anarkisme. Dia adalah orang yang tak memperdulikan perhatian, dan tak memiliki altar untuk mengorbankan dirinya. Ia hanya memuliakan Hidupnya dengan filosofi Tindakan. Aku pernah bertemu dengannya pada suatu hari yang jauh di bulan Agustus, disaat matahari bersulam dengan emas alam hijau yang besar, wangi dan meriah, menyanyikan lagu-lagu jenaka akan keindahan pagan.

Ia berkata, "Aku selalu merasa gelisah, mengembara dan memberontak. Aku telah mempelajari banyak orang dan jiwanya dalam berbagai buku dan realitas. Dan aku menemukan perpaduan dari pelawak, penjahat, dan kekolotan. Aku merasa ingin muntah. Di satu sisi ada moral dari momok manusia yang menakutkan, yang diciptakan dari dominasi kebohongan dan kemunafikan. Di sisi lain ada binatang korban yang pengecut dan menyukai fanatisme. “Inilah dunia dari manusia. Inilah kemanusiaan. Untuk dunia ini, untuk seluruh manusia dan kemanusiaan ini, aku merasa jijik”.

Kekolotan dan borjuis adalah hal yang sama. Mereka sama satu sama lain. Sosialisme bukan dari pendapat ini. Ia membuat penemuan akan baik dan jahat. Dan untuk menghancurkan dua antagonisme ia menciptakan dua hantu: Persamaan dan persaudaraan diantara manusia ...

"Tapi orang akan sama dihadapan negara dan bebas didalam Sosialisme ... Dia - sosialisme – Telah menyangkal Kekuatan, Anak muda, dan Perang! Tapi ketika kaum borjuis, yang merupakan petani roh (peasants of the spirit), tidak akan sama seperti orang-orang kolot, para petani daging (peasants of the flesh), kemudian sosialisme mengakui, merengek, peperangan. Ya, bahkan sosialisme telah mengakui pembunuhan dan perampasan. Tapi didalam nama ideal dari kesetaraan dan persaudaraan manusia ... Dari kesetaraan suci dan persaudaraan yang dimulai oleh Cain & Abel! ...

"Tapi dengan Sosialisme kau hanya setengah berpikir, setengah bebas; dan kau hanya setengah hidup ...! Sosialisme adalah intoleransi, impotensi hidup, keimanan akan ketakutan. Aku akan melampaui!

"Kaum sosialis telah menemukan persamaan antara yang baik dan buruk, dan juga ketimpangan diantara keduanya. Pelayan yang setia dan tirani yang jahat. Aku menyeberangi ambang antara baik dan buruk untuk kehidupanku yang sesungguhnya. aku hidup hari ini dan tidak bisa menunggu besok. menunggu adalah sifat dari masyarakat dan kemanusiaan, sehingga tidak akan menjadi urusanku. Masa depan adalah topeng ketakutan. Keberanian dan kekuatan, tidak mempunyai masa depan. Kenyataan sederhananya, mereka (keberanian dan kekuatan) lah masa depan, yang memberontak pada masa lalu dan menghancurkannya.

"Proses kemurnian hidup hanya dengan keberanian mulia, itulah filosofi tindakan."

Aku melihat: "Kemurnian hidupmu ini bagiku tampak mendekati kejahatan!"

Ia berkata: "Kejahatan adalah perpaduan tertinggi dari kebebasan dan kehidupan. Dunia adalah momok dari moral dunia. Ada hantu dan bayang-bayangnya, ada Ideal, Cinta Universal, dan Masa Depan. Ketidaktahuan, ketakutan, dan kepengecutan, inilah bayangan hantu. Kegelapan mendalam. Mungkin kegelapan kekal. Bahkan aku pernah tinggal, satu hari, di penjara yang suram dan seram.

Pada waktu itu aku bersenjatakan dengan obor asusila (sacrilegious) untuk membakar hantu dan mengganggu malam. Ketika aku tiba di gerbang tua dari baik dan jahat, aku merobohkannya dengan marah lalu melintasinya. Kaum borjuis, aku telah melemparkan moral laknatnya dan kutukan moralnya yang bodoh.

"Tapi satu dan yang lainnya adalah kemanusiaan. Aku adalah manusia. Kemanusiaan adalah musuhku. Ia ingin mencengkramku dengan seribu tentakel mengerikannya. Aku mencoba untuk meneteskan air mata dari segala yang hasratku butuhkan. Kami berada dalam perang! Segala kekuatan ku miliki untuk merebut yang menjadi milikku.

Dan semua yang menjadi milikku akan aku korbankan diatas altar kebebasan dan kehidupanku.

Dari hidupku ini aku merasa berdebar-debar diantara api membara yang ku ledakkan di dalam hati; diantara semua siksaan kejamku ini, dimana aku telah membumbungkan jiwa diantara badai ilahi, dan itu membuatku mengggema dalam riuh gemuruh semangat atas perang dan simfoni-simfoni cinta yang agung, aneh dan tak diketahui, aku (empie) urat nadi dari darah segar dan kuat, yang mengalir diseluruh pembungkus ototku, sarafku dan dagingku, yang menggigil jahat dengan ekspansi kegembiraan; dari hidupku ini dimana aku melihat melalui daya lihat kerumunan atas mimpi fantastis dan semangatku yang diperlukan bagi pembangunan abadi.

Semboyanku ialah: berjalan merebut dan menyalakan api, aku selalu meninggalkan lolongan serangan terhadap moral dan batang rokok yang lama dibelakangku.

Ketika manusia tidak lagi memiliki kekayaan etis keunikan sejati, harta sesungguhnya yang tak dapat diganggu-gugat maka aku akan membuang kunci pembuka. Ketika di dunia ini tidak akan ada hantu lagi, maka aku akan membuang oborku. Tetapi masa depan ini berada jauh dan mungkin tidak pernah ada! Dan aku adalah seorang anak dari masa depan yang jauh ini, terkunci di dalam dunia kelam dengan Kesempatan dimana aku akan tunduk pada kekuasaan "Begitulah sang Pengambil Alih berkata padaku pada suatu hari yang jauh di bulan Agustus, disaat matahari bersulam dengan emas alam hijau yang besar, harum dan meriah, menyanyikan lagu-lagu jenaka akan keindahan pagan.

Footnotes
[1]^ empie — to make impious.

Renzo Novatore
Sang Pengambil Alih
26 November, 1919
L’Iconoclasta Dari Pistoia, Itali. Terjemahan bahasa inggris oleh Luther Blissett 2009 – bahasa indonesia oleh TD 2011 [copyleft]
Renzo, Novatore (1919). Sang Pengambil Alih. Iconoclasta!, aI, 1s, 10. Sumber :https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/the-expropriator

23.6.11

Individualisme Dan Pemberontakan

Ada orang yang berpendapat bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Pendapat lainnya mengatakan bahwa manusia secara alamiah adalah mahluk anti-sosial.

Yah, aku mengakui bahwa aku tidak pernah bisa memahami dengan jelas apa yang mereka maksud dengan "secara alamiah," tapi aku tahu bahwa kedua pendapat tersebut salah, karena manusia itu adalah mahluk sosial dan anti-sosial pada saat yang bersamaan.

Kebutuhan, keinginan, kasih sayang, cinta dan simpati adalah elemen yang mendorong manusia menuju persahabatan dan persatuan.

Harapan akan kemerdekaan dan keinginan akan kebebasan mendorong manusia ke arah kesunyian dan individualisme. Tapi, disaat individualisme berjalan dan disadari bahwa ia menentang masyarakat, masyarakat kemudian membela dirinya dengan menyerang. Perang antara "societarianism" dan "individualisme" adalah perang subur energi dan vitalitas. Tapi, walaupun individualitas diperlukan bagi masyarakat, kelak pada waktunya akan diperlukan bagi manusia.

Individualisme tidak mungkin ada jika tidak ada masyarakat yang bisa menegaskan diri dan hidupnya, mengembangkan dirinya dan bersukacita.

***

Diantara seluruh umat manusia- sang pemberontaklah sosok paling indah dan paling sempurna. Ia tahu bagaimana menjadi alat potensial bagi kehendak hasratnya sendiri. Ia tahu bagaimana untuk mematuhi dirinya dan perintahnya, untuk melindungi dirinya dan menghancurkan dirinya. Karena sang pemberontak adalah orang yang telah belajar rahasia dari kehidupan dan seni dari kematian.

***

Mereka yang jatuh (kalah) ketika melakukan pemberontakan terhadap segala hal, menang bahkan disaat jatuh.

Dan kemenangannya adalah menanamkan api pemikirannya dan mengesankan cahaya gagasannya pada orang lain.

Tetapi pengikut sebenarnya dari sang pemberontak yang jatuh adalah mereka yang, ketika jatuh, tahu bagaimana untuk memberontak bahkan terhadap "pemberontakan" yang telah menjatuhkan para pahlawan.


***

Siapapun yang menginginkan semangat pemberontakan menjadi abadi harus mau melakukan pemberontakan sang anak agar kelak tidak berubah menjadi tirani sang ayah.

***


Jikalau ayahku memberontak melawan kakekku agar tidak menjadi budak dari keimanan kakek, aku memberontak melawan ayahku agar tidak menjadi budak dari iman yang membuat ia pada gilirannya memberontak.

Bagaimana jadinya anakku esok dengan diriku yang sekarang?

***

Hanya dari reruntuhan segala pemberontakan yang pernah pecah dapat melahirkan seorang jenius dan kreatif.

Tapi untuk apa melahirkan seorang jenius jika pada akhirnya tak ada pemberontakan yang baru?

***

Aku sepakat dengan Nietzsche dalam keyakinan bahwa tak akan pernah ada kebutuhan apapun bagi pertanyaan martir dalam mengetahui kebenaran. Tapi hasrat kekuatan, keberanian diri dan kecakapan kreatif adalah satu-satunya harta yang diwariskan oleh sang jenius, sang pemberontak, dan sang pahlawan.

***
Aku telah melihat seorang jenius "mencuri" dan seorang idiot melempar bom mematikan pada seorang menteri negara.

Yang pertama mencuri untuk hidup merdeka dan mengkreasikannya dalam kebebasan. Yang kedua membunuh karena kebencian pribadi yang tersembunyi dan menghendaki kematiannya.

Yang pertama dilakukan pada tingkat "vulgar, kejahatan biasa" dan merupakan “ tindak kriminal umum”, yang kedua dilakukan pada tingkat "kejahatan politik" dan merupakan " tindak kriminal politik mulia dan agung." Sekarang aku minta semua subversif dari para politikus pada umumnya, dan anarkis terutama- dalam menghadapi fakta ini. Ini adalah kesempatan untuk mengangkat "kejahatan politik" lainnya kedalam semarak kemuliaan dan pesta matahari, kemudian melemparkan"kejahatan biasa" kedalam lumpur.

***

Sayang! Masih terlalu banyak orang yang melihat pada pekerjaan. Tapi sebelum melihat pada pekerjaan, aku melihat pada sang pencipta. Namun dari banyaknya – bahkan sangat banyaknya -anarkis, bisa dilihat bahwa jumlah individualis masih sedikit ...

Sebagian besar dari mereka yang masih berada diantara rakyat-rakyat jelata mengatakan: "Manusia tidak berlaku. peristiwa dan ide-ide lah yang berlaku". Dan Inilah kenapa, bahkan diantara kami, banyak dari mereka yang lebih tinggi, makhluk-mahluk yang mahamulia telah dilemparkan kedalam lumpur, sementara banyak para idiot telah ditinggikan dibawah sinar matahari.

***

Aku menolak hak untuk menilaiku, oleh semua orang yang tidak memahami suara hasratku, lolongan kebutuhanku, penerbangan jiwaku, kesedihan pikiranku, getaran ide-ideku dan penderitaan pemikiranku . Tapi hanya aku yang mengerti semua ini. Apakah kau ingin menilaiku? Oke kalau begitu! Tapi kau tidak akan pernah menghakimi diriku yang sebenarnya. Sebaliknya kau akan menilai "diriku" yang kau sendiri telah ciptakan. Bila kau yakin ingin menempatkanku diantara jari-jarimu dan menghancurkanku, aku akan ada disana, dan menertawaimu di kejauhan.

Dikutip dari Proletario # 4, 17 September, 1922
Terjemahan oleh TD. 2011.

21.6.11

Kejahatan Rohani

I

Aku merasakan kejang ... jantungku berdebar demikian hebat...

Sang fajar bangkit dari bayangan ranjang coklat dan membuka kepangan rambut pirangnya dalam tawa hijau pagi.

Fajar Indah!

Semoga ia menghujani sinar emasnya pada kuncup-kuncup putih pagi yang misterius ...

Pagi dari Kehidupan dan Kematian, cinta dan pembangkangan ...

Kemarin malam ketika senja turun dan roh-roh pengembara meninggalkan tanah kematian memasuki jalan kesunyian dan merenung dibawah cahaya misterius malam, yang ku ciptakan dari tulusnya cinta suci-ku.

Sekarang aku telah membunuh perempuan yang telah kuciptakan..

Aku membunuhnya karena aku sangat mencintainya ...

Mayatnya tergeletak di kakiku, membelit sangat mengerikan, dengan luka kekal berwarna ke-merah-an di dadanya yang putih bagaikan salju-, merekah seperti setangkai bunga darah yang abadi.

Bibirnya berwarna biru-keunguan, mengesankan kontraksi kekerasan seperti sarkasme dan rasa sakit oleh cambukan dan makian ...

Ia telanjang dan memucat.

Tak lama kemudian, matahari membalutnya lagi dengan gaun emas basah berwarna ke-ungu-an.

Aku akan membungkuk bersembunyi di rerumputan ini, Aku akan mengisikan chalice (canting yang digunakan dalam misa-penerj) hijau dengan dedaunan rempah-rempah pahit yang beracun, dan akan ku buat Komuni suci dengan kemurnian embun perak.

Ketika matahari menyebarkan jejak-jejak terakhir dari kejahatan buruk-ku, akan ku lantunkan nyanyian doa tentang Bunga-bunga dan Kematian pada biola kesedihan.

II

Malam telah kembali.

Malam gelap mengerikan, yang dihuni oleh hantu ...

Apakah mereka momok-momok rasa takut? Apakah mereka bayang-bayang penyesalan? Apakah mereka tarian mengerikan dari kebenaran yang tak diketahui?

Oh cahaya, mengapa tak kau tempatkan aku dalam api yang berkobar? Oh bayangan, mengapa tak kau bungkus aku?

III

Aku- seperti binatang melata - merayap di pagar berduri yang mengelilingi tepi padang rumput. Hanya katak dan ular yang menjadi sahabatku.

Sebuah jalan kecil berada jauh dariku, merasa asing, dikejauhan malam seekor burung menyanyikan sebuah lagu menyedihkan tentang alasan-alasan bagi Tawa dan Tangis.

Tapi dalam ungkapan liar ia mendesahkan: KESIA-SIAAN!

Tapi aku tidak bisa melihat burung yang sangat aneh itu. malam ini terlalu gelap ... Tapi aku mendengarnya!
Ah! mendengar suara-suara tragis, yang tidak pernah diam ...

Tapi apa arti dari semua ini?

Di kubah langit yang biru, milyaran bintang-bintang menari dengan riang ...
Lantas? apa masalahnya jika disini, jarak terdekat dariku, Kejahatan menari dengan Penyesalan yang mendalam, dan Cinta dirangkul oleh Kematian? Bukankah ini tumbuhan pahit dan beracun dari padang rumput? Bukankah ini Lembah dimana para Dewa kuno abadi dilahirkan untuk tinggal, menikmati dan mencintai dalam kejahatan dan dosa?

Kemudian mereka bergabung dengan nelayan yang ditakdirkan untuk mengangkat batang fana mereka.

Inilah sebabnya mengapa mereka dikutuk ...

IV

Aku mendengar gemuruh suram dari dua suara yang berbeda.

Tangis Kehidupan dan tawa Kematian. Bagaimana mengesankannya mereka! ...

Tapi mengapa Kehidupan menangis? Mengapa Kematian tertawa?

V

Aku berusaha membuka mata lebar-lebar di bawah sinar matahari, tapi itu membutakanku.

Sekarang aku buta. Buta dan terkutuk ...

Aku tidak punya apa-apa selain kegelapan dan keheningan yang mendalam.

Aku tidak lagi punya kawan ataupun kekasih. Aku sendirian.

Kerajaan Bayangan dan Kematian adalah kerajaanku.

Aku meraung putus asa, tetapi sia-sia. Tangisan tak diakui-ku tersebar di gurun tak berujung. Ia meraung, ia bergemuruh, tetapi satu-satunya balasan hanyalah gema menyedihkan.

Sebuah gema dari kesedihan mendalam yang menyayat hati.

VI

Sekarang aku menjadi seorang pendosa buruk yang menunggangi Sentaurus dari Kejahatan hebat. Aku adalah pengantin pria dari keabadian yang meletakkan dirinya diatas gelombang besar kegelapan, aku berani bertaruh gelas darah melawan ciuman Misteri dari anak-anak berbahaya.

Tanganku kotor sebab semua yang telah ku sentuh adalah sesuatu yang kotor, tapi dalam kilauan pikiranku, bunga-bunga dari kemurnian terbesar dan keindahan sempurna telah berakar.

...

Seorang penyelam lautan yang dalam, aku telah turun ke bagian terdalam dari celah laut yang paling menakutkan untuk merampok harta karun yang sangat rahasia.

Seekor elang, aku telah membumbung ke penerbangan tertinggi di angkasa yang maha luas untuk merampok keanehan, misteri yang sangat halus.

Seekor binatang melata, aku telah merayap diatas tanah lembab untuk mengisap payudara oleh rasa manisnya yang tak akan habis, racun yang paling pahit.

Sekarang aku adalah seorang perenang nekat yang hilang dalam gelombang suram Kehidupan. Aku adalah seorang musafir, menghujat dan tertawa, yang mengembara di dunia gurun dimana hanya ada raungan setan dari gemuruh KESIA-SIAAN .

Dan inilah kenapa aku menyebut diriku dengan heroik - seiring dengan menjadi penyair - ". Seorang individu, yang benar-benar tidak bahagia"

Aku tahu bahwa aku adalah titik cahaya yang berangkat dengan sia-sia melalui suramnya kegagalan dari segala sesuatu.

Dan ini adalah, keputus-asaanku yang sungguh-sungguh, ini kesadaran oleh kesia-sianku sebagai manusia, yang membuatku makin mencintai Hidup. Tapi tidak kah kau lihat, teman-temanku, bahwa kegembiraan kesia-siaanku menyatu ke dalam kesedihan kesia-sianmu, lantas apakah kemudian keduanya akan bergabung ke dalam kesia-siaan Kematian?

Sumber :
https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/spiritual-perversity

16.6.11

Lagu Keabadian

(penggalan-penggalan tak diterbitkan diseumur hidup Novatore)



Ini adalah laut, luas dan tenang, lautku yang tenang dan damai!
Perahu kecil telah mengapit tebing yang tersenyum.
Alangkah lemah dan elegannya perahu kecil itu!

Oh sahabat-sahabatku, yang pucat dan menyedihkan, dengan hati titan yang gagah berani, datang, datanglah padaku! datang dan temukan aku di kedamaian. Kemudian seorang nelayan dengan rambut perak yang indah tiba di pasir bermandikan matahari pantai. Tidakkah kau melihat dayung emas disana ketika ia berkilau di bawah sinar matahari? Tidakkah kau melihat di kejauhan sana, seorang Pengantin wanita tersenyum pada kita?

Disini aku duduk, menunggumu!

*

Jadi kau telah tiba?

Aku belum pernah melihat langit tenang seperti wajahmu, sahabat-sahabatku! Betapa indahnya bila kita saling memahami dan berangkat bersama-sama, tanpa senjata, pada suatu perjalanan yang panjang ...

*

Semuanya sudah siap! Madu dan minuman manis untuk anak-anak kita dan bunga mawar segar untuk wajah cantik sang pengantin wanita. maka mari kita pergi, oh sahabat, mawar keabadian menanti kita!

Bagaimana mungkin kita mati setelah kita merayakan pernikahan kita dengan keabadian dan menyiapkan minuman-minuman manis untuk anak-anak abadi kita?

*
Kami sendirian, sendirian. aku berada di sebuah perahu kecil yang tersesat di laut. Tak ada lagi fajar, atau senja, atau tujuan! di kedalaman, di ketinggian dan di mana saja mereka bertemu, kami hanyalah matahari. Cahaya, panas, kebesaran, kedalaman dan jarak! Bagaimana menurutmu, sahabatku? Bukankah kau bahagia, lalu? Tidakkah kau melihat semua keindahan ruang tak berujung ini?

Dan mawar, Dimana mawar tersebut?

tidakkah kau merasakan ciuman keabadian tertinggi menyikat dahimu? Apakah kau tidak mendengar ia menuntut mahkota pengantin wanitanya?

*

Oh! Betapa lemah, betapa menyedihkannya daratan kering dimana kita pernah tinggal! Apakah kau masih ingat, sahabatku?

Disana dimana matahari terbit dan malam tiba! Disana dimana manusia menghitung waktu. Oh! sahabat, sahabat-sahabatku! aku diserang oleh rasa belas kasih tak terbatas untuk daratan yang buruk itu!

Tidak ... mari kita lupakan.

*

Berapa ribu tahun lagi itu akan terjadi sahabat-sahabatku, dimana kita akan mengapung di kedalaman gelombang besar yang naik ke bagian matahari; diatas matahari? Dan berapa ribu tahun lagi kita akan hidup?

Oh! Kegembiraan abadi, yang tak berujung, berbahagialah sekarang!

Sumber:
https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/eternity-s-song

10.6.11

Di dalam Kekuasaan Momok

"Tidak ada yang lebih dari Keindahan dan Kekuatan tetapi kekejaman dan kelemahan yang ditemukan, untuk menyamakannya, Keadilan."

Raffaele Valente


Aku percaya ia adalah mimpi menakutkan, bahkan kenyataan berdarah.

Aku terperangkap dan terkepung dalam lingkaran ganda antara obsesi dan kegilaan.

Dunia adalah gereja menjijikkan dari para pestulant tamak dimana semua memiliki berhala untuk disembah dengan hikmat dan altar untuk mengorbankan diri mereka.

Juga mereka yang menyalakan api pembakaran ikonoklastik untuk membakar salib dimana Sang manusia Tuhan dipaku, mereka masih belum memahami hingar bingar teriakan kehidupan maupun jeritan Kebebasan.

Setelah Yesus Kristus dari lubang legendanya meludahi wajah umat manusia, dengan penghinaan paling berdarahnya, menghimbau agar meniadakan diri mereka untuk mendekati tuhan, Revolusi Perancis yang datang dengan ironi ganas membuat seruan yang sama dengan memproklamirkan "hak asasi manusia ".

Dengan Kristus dan Revolusi Perancis manusia tidak akan sempurna. Salib Kristus melambangkan KEMUNGKINAN untuk menjadi MANUSIA, sedangkan "hak asasi manusia" melambangkan hal yang sama. Untuk mencapai kesempurnaan yang pertama kau harus menuhankan (bertuhan), yang kedua memanusiakan (melalui kristian dan moral).

Tapi satu dan lainnya sepakat menyatakan ketidaksempurnaan sang manusia individual, kemegahan diri, menegaskan bahwa hanya melalui realisasi ideal manusia bisa naik ke puncak kesempurnaan magis.

Kristus berkata kepadamu: jikalau kau akan dengan sabar menunggu kesunyian kalvari untuk kemudian memakumu diatas salib, menjadi sosok seperti AKU sang MANUSIA TUHAN, Kau akan menjadi manusia yang sempurna, layak duduk di sebelah kanan Bapa saya yang berada di kerajaan sorga.

Dan Revolusi Perancis berkata kepadamu: Aku telah menyatakan hak-hak manusia.

Jikalau kau akan dengan tulus masuk ke beranda (gereja), simbol dari keadilan sosial manusia untuk menghaluskan dan memanusiawikan melalui norma-norma moral kehidupan sosial, Kamu akan menjadi warga negara dan aku akan berikan hak asasi-mu, menyatakanmu sebagai manusia.

Tapi bila ada yang berani melemparkan nyala api ke atas salib dimana sang manusia Tuhan tergantung dan meja dimana hak asasi manusia dicatat miring untuk kemudian bersandar pada Kemurnian kekuatan merdeka dari pusat poros kehidupan individual, ia akan menjadi seorang penjahat tidak beriman yang akan dibuang ke dalam rahang berdarah dari dua momok sosial menyeramkan: ketuhanan dan kemanusiaan.

Di sebelah kanan api sulfat dan jurang kekal neraka menghukum DOSA, disebelah kiri bunyi membuat tuli dari gilotin menghukum KEJAHATAN.

Sikap dingin pengecut dari rasa takut manusia, tumbuh dari teorisasi mistik dan perasaan sakit, akhirnya telah berhasil mengalahkan naluri liar yang subur dan menghidupkan KETIDAKADILAN, satu-satunya Kekuatan dan Keindahan, Anak muda dan Semangat.

Kemajuan ? Dan Peradaban ?, Agama ? Dan kebaikan?, Telah menutup hidup dalam lingkaran fana dimana momok paling seram telah mendirikan pemerintahan menjijikkan mereka. Waktunya untuk mengakhirinya! Kita harus mematahkan lingkaran kekerasan ini dan keluar.

Jika legenda ilahi chimeras telah sangat mempengaruhi sejarah manusia dan jika sejarah manusia menghendaki pengudungan orang dengan naluriah istimewa agar tidak mengikuti jalan kami: pemberontak! bukan kesalahan kami jika luka dari simbolis Kristus menyemprotkan tetes nanah masalah diatas piringan merah kemanusiaan, kemudian menularkan kebusukannya pada orang banyak dengan memproklamirkan hak asasi manusia. Jika manusia menghendaki membusuk dengan sendirinya di lubang besar pembusukan sosial. Kami tidak akan berada di sana untuk membebaskan mereka!

Tapi kami mencintai dan ingin bebas memutarbalikkan matahari dalam rasa pedih dari panasnya dan ciuman terganasnya..

* * *

Jika aku lihat sekelilingku aku ingin muntah.

Disatu sisi ada ilmuwan yang harus ku percaya agar tidak menjadi bodoh. Disisi lain ada moralis dan filsuf yang harus ku terima firman-firmannya agar tidak menjadi biadab.

Kemudian datang seorang jenius yang harus ku muliakan dan seperti halnya pahlawan yang harus sok ku hormati. Kemudian datang rekan dan kawan, yang idealis dan materialis, ateis dan relijius dan semua monyet-monyet tak terhingga lainnya yang pasti dan tidak pasti ingin memberikan dewan baiknya kepadaku dan ke tempat tinggalku, pada akhirnya, demi sebuah jalan kebaikan. Karena secara alami jalan yang aku pilih adalah keliru, keliru seperti ide-ideku, pemikiranku, segalanya dariku. Aku seorang pria penuh kekeliruan.

Mereka bodoh dan lemah meliputi segalanya, dari mulai pemikiran bahwa kehidupan adalah panggilannya kepadamu untuk menjadi pemuka jemaat pada altar misi besar, karena kemanusiaan adalah panggilan menuju takdir besar.

binatang-binatang lemah dan menyedihkan ini dirusak oleh cita-cita palsu dan dirubah oleh kegilaan, tak pernah mampu memahami keajaiban tragis dan permainan hidup, seperti mereka tidak pernah bisa melihat bahwa kemanusiaan sama sekali bukan panggilan untuk suatu takdir besar. Jika mereka mengerti semua tentang itu, mereka akan memiliki setidaknya mengetahui bahwa yang disebut keberagaman sama sekali tak akan mematahkan tulang punggung untuk menaiki jurang terdalam yang memisahkan satu dengan yang lain.

Tapi aku tetaplah aku, aku tidak akan peduli apapun.

Dan suara gagak diantara bangkai-bangkai beraneka warna ini tidak perlu untuk mengubah kepribadian dan kebijaksanaan muliaku. Dengar tidak, monyet-monyet rasul dari kemanusiaan dan ketuhanan sosial, yang bergemuruh jauh dari momok (Tuhan) mu yang di atas?

Dengar, dengar! Itu adalah hujan kepuasaan dari tawa kemarahanku yang bergema!


Renzo Novatore
Didalam Pemerintahan Momok
1921
Ditulis Dengan Nama Samaran Brunetta L’incendiaria. (Terbit Di Vertice,
Arcola, 21 April 1921), diterjemahkan Dalam Bahasa Inggris Oleh Luther Blisset & Diobrutti 2008 – Kemudian Diterjemahkan Kembali Ke dalam Bahasa Indonesia Oleh Penari Senja 2010.
Didapat Kembali Pada 15 Juli, 2009 Dari http://theanarchistlibrary.org/HTML/Renzo_Novatore__In_The_Reign_of_The_Phantoms.html

7.6.11

Ikonoklastik Individualisme-ku

Aku telah meninggalkan kehidupan daratan selamanya
- Henrik Ibsen


1

Bahkan mata air murni akan Kehidupan dan Pemikiran yang menyembur segar dan tertawa diantara bebatuan pegunungan tertinggi demi memuaskan dahaga orang-orang dari alam terpilih, ketika ditemukan oleh para gembala penghasut dari peranakan borjuis dan kawanan proletar, dengan cepat menjadi berbau-busuk, kotor, menjadi kolam berlumpur. Sekarang giliran individualisme! Dari keropeng vulgar ke polisi konyol dan menjijikkan, dari penghianatan yang menyedihkan ke mata-mata hina, dari budak pengecut yang takut untuk melawan kepada tirani dan otoritas menjijikkan, semua berbicara tentang individualisme.

ia telah menjadi kebiasaan!

Intelektual liberal semu penderita TBC yang kurus dan konservatif, layaknya kaum demokrat penderita sipilis kronis, dan bahkan para eunuch sosialis dan para komunis anemik, semua berbicara dan bersikap sebagai individualis!

Aku memahami itu sejak Individualisme bukanlah sebuah sekolah atau partai, ia tidak akan menjadi "khas", tapi itu masih benar, orang-orang yang khas adalah individualis. Dan aku melompat sebagai salah satu yang khas ke medan perang, menarik pedangku dan membela ide-ide pribadiku sebagai seorang individualis ekstrim, sebagai yang khas tak terbantahkan, sejak kita dapat agak skeptis dan acuh, ironis dan sinis saat kita meinginkan dan mendapatkannya. Tetapi ketika kita dikutuk untuk mendengar lebih atau kurang kaum sosialis berteori dengan tidak hormat dan dengan kebodohan negara bahwa tidak ada ketidaksamaan antara ide-ide individualis dan kolektif, ketika kita mendengar seorang yang bodoh mencoba menjadi penyair titan akan kekutan heroik, dominator manusia, akan moral dan momok ilahi, yang bergetar dan berdenyut, bersukacita dan mengembangkan dirinya di luar baik dan buruk dari Gereja dan Negara, Masyarakat dan Kemanusiaan, dalam kelap-kelip aneh dari nyala api baru atas cinta tak diakui, seperti pencipta lirik Zarathustra's, yang beralih sebagai nabi buruk dan vulgar sosialisme, ketika kita mendengar seseorang mencoba untuk membuat ikonoklas tak terkalahkan dan tak tertandingi seperti Max Stirner keluar menjadi alat pendukung komunisme untuk digunakan ketika panik, maka pasti kita miliki senyum ironis menyeringai di bibir kita. Akan tetapi perlu untuk tegas bangkit menyerang dan mempertahankan diri, karena siapapun yang merasa bahwa ia benar-benar berprinsip individualis, maksud dan tujuannya tidak bisa mentolerir semua yang menjadi membingungkan dengan ketidakwajaran ketaksadaran rakyat banyak, yang berkumpul dan mengembik kepada otoritas.

2

Individualisme, karena aku merasa, memahami dan bersungguh-sungguh, tidak memiliki sosialisme, atau komunisme, maupun kemanusiaan hingga akhir. Individualisme adalah pilihan terakhirku. Gagasan-gagasan atrophied oleh positivisme Spencer, masih terus percaya bahwa mereka adalah individualis tanpa melihat bahwa guru terhormatnya pada akhirnya anti-individualis, karena ia tidak lebih dari monist radikal, dan, dengan demikian menjadi, kekasih bergairah dalam persatuan dan musuh sejati dari partikularitas (kekhususan). Seperti semua filsuf dan kurang lebih para ilmuwan monistik, ia menyangkal semua perbedaan, semua pertentangan. Ia mengorbankan realitas untuk menegaskan ilusi. Ia berusaha untuk menunjukkan realitas sebagai ilusi dan ilusi sebagai realitas. karena ia tidak dapat memahami keberagaman, fakta-fakta, ia mengorbankan satu dan yang lainnya di altar universal. Tentu, ia bertarung melawan negara atas nama individu, tetapi seperti setiap sosiolog di dunia ini, ia datang kembali untuk berkorban di bawah tirani lain masyarakat yang bebas dan sempurna, sejak itu memang benar, ia akan bertarung melawan negara, tetapi ia bertarung melawannya hanya karena negara tidak berfungsi seperti yang ia inginkan.

Tapi bukan karena ia telah memahami anti-kolektif, kecakapan istimewa anti-sosial untuk semangat aktivitas yang lebih tinggi, di antara emosi dan kekuatan heroik tanpa keseganan. Ia membenci negara, namun tidak mampu menembus atau memahami keanehan, para aristokratik, para pengembara, para individu-individu pemberontak!

Dan dari sudut pandang ini, aku tidak tahu mengapa si penipu lemah, antropolog gagal, kian lama kian membengkak dengan sosiolog Darwin, Comte, Spencer dan Marx, yang telah menyebar kotoran atas Pemikiran dan tokoh besar Seni seperti Nietzsche , Stirner, Ibsen, Wilde, Zola, Huysman, Verlaine, Mallarmé, dll, penipu yang disebut Max Nordau, aku ulangi, aku tidak bisa menjelaskan kepada diri sendiri mengapa dia belum juga disebut individualis ... karena, seperti Spencer, Nordau juga bertarung melawan negara ...

3

Giovanni Papini mengatakan hal ini tentang Spencer: "Seperti seorang ilmuwan, ia membungkuk di depan fakta-fakta, seperti seorang ahli metafisika, (ia membungkuk) di depan ketidakmampuannya untuk mengetahui, dan seperti seorang moralis, (ia membungkuk) di depan fakta kekal hukum alam. Filosofinya berisi rasa takut, ketidaktahuan dan kepatuhan: kebajikan yang besar di hadapan Kristus, tetapi kejahatan luar biasa untuk seseorang yang menginginkan supremasi individual. Ia tidak lebih dan tidak kurang dari pemalsu individualisme "Dan. Meskipun aku sama sekali bukan seorang Papinian, tapi dalam hal ini, aku sedang menyelesaikan kesepakatan dengannya.

4

E. Zoccoli adalah intelektual di antara jajaran terbesar dengan pengetahuan yang mendalam tentang ide-ide anarkis, tapi ia menyatakan dirinya sebagai seorang yang menyedihkan, borjuis moral. Dalam studi kolosalnya, anarki, setelah memagari - meskipun dengan tenang dan dengan beberapa alasan - menentang para agitator terbesar dari ide-ide anarkis, dari Stirner ke Tucker, Proudhon ke Bakunin, ia merasa iba terhadap Kropotkin karena ia menemukan bahwa seorang anarkis seperti dia tidak mampu mengembangkan anarkisme ilmiah yang baku dan sosiologi baru seperti dia membiarkan dirinya sendiri untuk menyebut semua kejahatan gila sebagai anarkisme ekstrim, atau Individualisme, kembali ke arus waras seorang positivistik kental, materialis dan humanis secara ilmiah, sistem semi-Spencer, karena pada akhirnya ditemukan ketidaksahan individu pada ilmu pengetahuan tersohor ini "sebelum luasnya tak terbatas ...". Dan untuk positivis, humanis, komunis, secara ilmiah bahwa Kropotkin nampaknya juga adalah laki-laki "kecil dengan berpura-pura bodoh" dan amin! Siapa pun yang berkonsentrasi pada sosiologi tidak akan dapat apa pun kecuali seorang ilmuwan kolektivitas yang melupakan individu dalam rangka mencari Kemanusiaan dan menaikkan Tahta Imperial di kaki siapapun yang harus aku tolak sendiri dan berlutut dengan emosi yang mendalam.
Dan ketika semua anarkis memiliki konsep agung kehidupan, E. Zoccoli juga akan bahagia dan puas, karena dengan menyerupai pose seorang nabi (ia) berkata kepada manusia: " Aku telah datang untuk menawarkan kemungkinan hidup baru!" , ia berpaling kepada kami dan berkata: "Semoga anarkis kembali ke (legal) kebenaran dan mungkin tepat harapannya, cepat untuk memperluas perlindungan kepada mereka juga ..."

Tapi apakah itu benar?

Kita berkata bersama Stirner:

"kebenaran adalah ruh dari masyarakat. Jika Masyarakat memiliki kehendak, kehendak ini adalah kebenaran sederhana: Masyarakat hanya akan ada melalui kebenaran. Tapi ia berlangsung terus hanya untuk berlatih kedaulatan di atas kebenaran individual inilah kedaulatan kehendak. Aristoteles mengatakan bahwa keadilan adalah buah dari masyarakat. "

Tapi "semua kebenaran yang ada adalah –hukum asing [kebenaran]; seseorang mengeluarkanku untuk menjadi benar, ‘melakukan kebenaranku’. Tapi aku harus berada di dalam kebenaran. Oleh karena itu jika seluruh dunia tidak bisa menerimaku lagi, lantas? lagian juga kebenaran apa lagi yang ku dapatkan di negara, masyarakat, tapi semua kebenaran itu asing bagiku? Ketika si tolol mengeluarkanku pada kebenaran, maka aku tumbuh tidak percaya kepada kebenaran, aku tidak suka menerima itu darinya. Tapi, bahkan ketika seorang bijaksana mengeluarkanku pada kebenaran, meskipun demikian, aku bukan di sisi kebenaran oleh karena-nya. Apakah aku berada dalam kebenaran independen sepenuhnya yang dipenuhi orang-orang bodoh dan orang-orang bijaksana. Sekarang kita tambah definisi dari kebenaran bahwa ia liar. Jerman yang tak terkalahkan memberi kita, satu pepatah Protagoras yang terkenal: "manusia adalah ukuran dari segalanya", dan kemudian kita bisa berangkat untuk berperang melawan semua kebenaran eksternal, keadilan eksternal , karena "keadilan adalah buah dari masyarakat".

5

Aku tahu! aku tahu dan mengerti: ide-ideku lah yang tidak baru - mungkin luka yang sangat sensitif di hati dari humanis modern, yang berkembang biak dalam jumlah besar diantara orang-orang subversif, dan para pemimpi romantis akan secercah sinar yang, menebus dan kemanusiaan sempurna, menari di satu dunia yang mempesona dari biasanya, berbahagia bersama dengan musik seruling ajaib akan perdamaian tanpa akhir dan persaudaraan universal. Tapi siapapun yang mengejar momok yang berkelana jauh dari kebenaran, dan kemudian diketahui bahwa yang pertama membakar nyala api dari pemikiran berkaratku adalah bagian dari dalam diriku, diriku yang sebenarnya! Sekarang pada nyala api dari Ideku yang terbakar, aku juga menjadi nyala api, dan aku terbakar, aku hangus, aku rusak...

Hanya mereka yang menikmati merenungkan gunung berapi mendidih itu menyemburkan ke-sinis-an, ledakan lava dari rahim berapi-apinya menuju bintang-bintang, kemudian membiarkan mereka jatuh ke dalam kekosongan atau diantara Kota kematian dari manusia-manusia pengecut, bangkai saudara-saudaraku, membuat mereka berlari pada penerbangan penuh ketakutan keluar dari dinding berlumut -gubuk kertas mereka, tempat yang sangat tidak menyenangkan dengan bau tengik, cita-cita lama, harus mendekatiku.

Aku pikir, aku tahu, bahwa selama dimana ada manusia, akan ada masyarakat, sejak peradaban busuk dengan industri dan kemajuan mekanis ini telah membawa kita ke titik di mana bahkan tidak mungkin untuk kembali ke zaman gua yang patut di tiru dan pasangan ilahi yang mengangkat dan membela mereka yang terlahir dari kebebasan mereka dan naluriah cinta seperti warna kuning tua, kucing seperti singa betina, menghuni hutan yang sangat indah, wangi, berwarna hijau dan liar. Tapi tetap saja aku tahu dan aku pikir dengan kepastian yang sama bahwa setiap bentuk masyarakat – jelas karena ini adalah sebuah keinginan dari –masyarakat, untuk kepentingannya sendiri, ingin menghina individu. Bahkan komunisme, ia- sebagai ahli teori mengatakan kepada kita – inilah bentuk yang paling sempurna secara manusiawi, masyarakat hanya akan dapat menghargai salah satu anggota yang lebih atau kurang aktif, lebih atau kurang terhormat dariku!. “aku tidak akan pernah bisa menjadi layaknya orang yang berjasa melalui komunisme karena aku akan menjadi seperti diriku sendiri, sepenuhnya diriku sendiri, sebagai yang khas dan, oleh sebab itu, tidak bisa dimengerti oleh kolektivitas. Tapi dalam diriku yang paling tidak bisa dimengerti, paling misterius dan sukar dimengerti oleh kolektivitas, justru itulah hartaku yang paling berharga, yang paling aku sayangi dengan baik, karena inilah keintimanku yang terdalam yang aku sendiri cintai dan bisa jelaskan, karena hanya aku sendiri yang memahaminya”.

Itu sudah cukup, sebagai contoh, jika aku berkata kepada komunisme: " tanpa perlu melakukan apa-apa golongan terpilih tetap ada " seperti kata Oscar Wilde, untuk melihatku diusir dari perjamuan suci para Dewa baru seperti Siberia lepra! Namun orang yang memiliki kebutuhan mendesak untuk menjalani hidup-nya di ketinggian dan kemuliaan intelektual dan atmospir spiritual dari pemikiran dan kontemplasi tidak akan bisa memberikan apa-apa secara material atau moral yang berguna dan baik kepada masyarakat, karena apa yang ia bisa berikan tidak akan dapat dimengerti, dan karena ia berbahaya dan tidak bisa diterima, sebab ia hanya bisa memberikan doktrin aneh untuk mendukung kegembiraan hidup dalam kemalasan kontemplatif. Tetapi dalam masyarakat komunis - seperti pada masyarakat lainnya dimana akan lebih buruk lagi – “seperti doktrin yang memiliki efek korupsi diantara barisan dari mereka yang harus memproduksi untuk pemeliharaan dan keseimbangan kolektif dan sosial”. Tidak! Setiap bentuk masyarakat adalah produk dari mayoritas. Bagi si jenius hebat dan si pelanggar hukum berat, tidak ada tempat lagi di dalam kejayaan yang mendominasi dan menguasai.

6

Seseorang akan mengajukan keberatan padaku, bahwa di Dawn vermillion, ini malam mulia dari para tentara dan perang,dimana catatan yang sangat penting dan bersemangat dari senjakala hebat tuhan-tuhan lama bergema dengan menyolok sekali, sedangkan di cakrawala, sinar emas dari senyum masa depan telah bersinar, tidak baik untuk membawa ke-intim-an tertentu dan pemikiran jahat ke dalam sinar mentari. Ini merupakan cerita lama dan bodoh! Aku berumur 28 tahun, selama lima belas tahun aku telah aktif di kamp libertarian dan aku hidup seperti anarkis pada umumnya, dan aku mengatakan hal yang sama, hal-hal yang sama sepanjang waktu:
"Demi kasih harmoni ..."

"Demi cinta dari kata-kata yang keluar..."

"Untuk penebusan Revolusi Sosial berikutnya ..."

"Untuk ..." tapi kenapa terus!

Cukup! Aku tidak bisa tinggal diam!

"Jikalau aku masih tidak menerbitkan naskah yang terkunci di laciku, naskah dari suatu karya yang paling indah yang akan memberikan pembaca sensasi kenikmatan tak diketahui dan akan mengungkap dunia yang tak diketahui, jikalau aku yakin bahwa manusia akan menjadi pucat dengan rasa takut atas lembaran-lembaran ini, dan kemudian terus berjalan dengan lambat melalui jalan kecil yang sunyi dengan matanya yang ganas terbelalak dalam kekosongan, dan kemudian dengan sinis mencari kematian ketika kegilaan tidak datang menemuinya dengan tawa yang mengancam seperti deru angin dan permainan drum menyeramkan dengan jari tak terlihat yang menghancurkan otak; jikalau aku yakin wanita akan tersenyum menjijikkan dan berbaring dengan rok diangkat di tepi jalan setapak, menunggu pria manapun, dan pria itu tiba-tiba akan melemparkan dirinya pada-nya lalu mengoyak vulva dan tenggorokan dengan gigi-nya; jikalau gerombolan orang-orang mabuk, lapar memburu beberapa orang yang sukar tertangkap dengan pisau dan kematian menjadi antara dan mengekalkan kebencian mendalamnya, jikalau suatu saat nanti ketenangan, kedamaian jiwa, cinta, kesetiaan, persahabatan akan menghilang dari muka bumi, dan turbulensi, kegelisahan, kebencian, penipuan, permusuhan, kegilaan, kegelapan dan kematian akan berkuasa di tempatnya selamanya, dan jikalau sebuah buku terindah yang aku tulis, masih tidak diterbitkan dan terkunci di laci, aku harus melakukan sesuatu untuk semua ini, aku akan menerbitkan buku itu dan takkan ada kedamaian sampai ia diterbitkan. "
Jadi Persio Falchi menulis dalam Forca beberapa tahun yang lalu untuk mengutarakan konsepnya tentang Kebebasan Seni, dan lantas sekarang aku ulangi di Iconoclasta! untuk menyampaikan konsepsiku tentang Kebebasan berpikir.

Ini merupakan kebutuhan mutlak dan mendesakku untuk memulai ke dalam kegelapan badai dan kejahatan cahaya dari pikiranku dan yang tak masuk akal dan senyum mengejek dari ide-ide luar biasaku yang ingin bebas berkelana, bangga dan megah,mempertunjukkan ketelanjangannya tanpa malu-malu dan penuh semangat, melalui dunia dalam mencari rangkulan yang kuat. Tidak ada yang bisa lebih revolusioner dariku, tapi ini justru mengapa aku ingin membuang air raksa merusak dari pikiranku ke tengah-tengah impotensi uzur dari Pemikiran Manusia kasim. Seseorang tidak bisa menjadi setengah revolusioner dan seseorang tidak bisa setengah-berpikir. Hal ini diperlukan untuk menjadi seperti Ibsen, revolusioner dalam pengertian yang paling radikal dan sempurna dari kata itu. Dan aku merasa bahwa aku seperti itu!

7

Sejarah, materialisme, monisme, positivisme dan semua paham lain di dunia ini adalah pedang tua dan berkarat yang tidak berguna bagiku dan tidak akan menjadi perhatianku. Prinsipku adalah kehidupan dan akhirku adalah kematian. aku ingin menjalani hidupku dengan intens sehingga aku dapat merangkul kematian tragis-ku.

-“Kau menantikan revolusi? Baiklah kalau begitu! Aku sendiri sudah mulai sejak lama! Bila kau telah siap –Oh, tuhan, betapa ini sebuah penantian yang tak ada habis-habisnya!– aku tidak keberatan berjalan denganmu untuk sementara! Tapi ketika kau berhenti aku akan melanjutkan kegilaanku dan berjalan dengan jaya menuju penaklukan besar dan mulia atas kehampaan!
Setiap masyarakat yang kau bangun akan memiliki batasan-batasannya. Dan pada batasan-batasan dari setiap masyarakat, para pengembara gagah berani dan gelisah akan berkelana, dengan pikiran murni dan liarnya – yang hanya akan hidup dengan perencanaan yang selalu baru dan pecahnya pemberontakan yang dahsyat!
Aku akan berada di antara mereka!

Dan setelah aku, seperti sebelum aku, akan selalu ada yang berkata manusia:
"Maka berpalinglah kamu dari tuhan dan berhala-mu. Temukan apa yang tersembunyi dalam dirimu, bawalah ke terang;! Ungkapkan sendiri "

Karena setiap orang yang, mencari kekuatan batin sendiri dan mengeluarkan apa yang misterius tersembunyi di dalamnya, itulah bayangan gerhana dari segala bentuk masyarakat yang hidup di bawah sinar mentari!

Semua masyarakat gemetar ketika aristokrat penuh rasa penghinaan terhadap para pengembara, yang khas, yang tak terdekati, penguasa atas ideal, dan sang penakluk tak tercegahkan dari kehampaan masa depan. Jadi, ayolah, ikonoklas, maju!

Sudah tumbuh firasat langit gelap dan sunyi!

Arcola, Januari 1920


Renzo Novatore
My Iconoclastic Individualism
1920
Revisi terjemahan oleh Penari Senja 2010
Didapat kembali pada tanggal 8 september, 2010 dari
https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/my-iconoclastic-individualism

10.5.11

Balada Senja

Ini adalah saat dari pemikiran suramku.
Setan-ku tidur.
Tidur di kegelapan senja
dari jiwaku ini.
Sang setan merah.
Dari kesenanganku yang mengerikan..
Aku merokok...
Aku merokok putus asa,
Sungguh. Selalu.!
Selalu! Selalu! Selalu!
Aku ingin berpikir, menulis, dan bernyanyi...
Tapi setan-ku tidur.
Tidur di kegelapan senja
dari jiwaku ini.
Sang setan merah.
Dari kesenanganku yang mengerikan.
Dan pemikiran tak kunjung datang...
Tak juga tawa dan kutukan!
Dan inilah saat tergelapku,
Gelap menyedihkan..

* * *

aku memperhatikan, dengan bingung, rokokku.
Tipis, pucat dan panas
seperti kekasih yang sakit.
Aku memperhatikannya terhisap sangat perlahan
seperti hidup dan mimpiku.
Seperti hidup dan mimpi dari semua saudara-saudaraku.
Abunya jatuh ke tanah dan berhamburan.
Asapnya membumbung, tebal dan kelabu di udara
dan juga berhamburan. Lantas.
Tak ada yang tersisa untukku.
kecuali sedikit kuning nikotin di bibir terkasih.

* * *
Setan-ku tidur.
Tidur di kegelapan senja
dari jiwaku ini.
Sang setan merah
dari kesenanganku yang mengerikan.
Aku memperhatikan Matahari!
Aku melihatnya turun di antara pusaran air keemasan,
laut emas yang indah.
Dari emas dan darah ...
Tapi hatiku digigit.
Digigit oleh suara isakan yang dingin,
tanpa harapan atau air mata,
tanpa kebencian atau cinta.
Oh, kalau saja aku bisa menangis...
Kalau saja aku bisa memaki...
Tapi, tidak!
Tidak! Tidak! Tidak!

* * *


siapa?
Siapa yang telah membuatku begitu buruk?
Siapa penjahat
dari penderitaanku ini?
Oh ibu... Ibuku ...
Kalau saja aku masih punya kekuatan.
Setidaknya aku bisa mengutuk-mu ...
Tapi, tidak!
Tidak! Tidak! Tidak!
Meskipun begitu, akhirnya hanya kau
Yah, kau!
Yang telah memberiku kehidupan,
yang telah memberiku kesakitan,
yang telah memberiku kejahatan!
Tapi katakanlah:
Apakah kau percaya pada kegembiraan hidup?.
Apakah karena itu pula aku anak lelaki bak mimpi luar biasa-mu ini?.
Ataukah aku hanya anak lelaki tervulgar,
yang lahir dari ke-taksadar-an bersama?
Tapi kemudian mengapa, oh ibu,
kau tidak memiliki
- Satu hari-
yang menginspirasimu dengan heroik
untuk menghantamkan perut buncitmu,
Di atas batu yang keras. Sungguh!
Karena aku tak menghendaki melihat matahari.
Karena aku tak menghendaki
hidup sengsara seperti ini.
Yah, karena itu lah yang membuatku sangat menderita, sangat...
Oh ibu, kau menangis?
Kenapa?
Apakah kau merasa menyesal telah melahirkanku?
Bisakah kau bayangkan kejahatan
yang telah menyiksa dan merusakku amat sangat?
Oh, kalau saja aku punya kekuatan,
Sehingga aku bisa mengutuk-mu...
Tapi, tidak!
Tidak! Tidak! Tidak!
Aku terlalu pengecut!

* * *


Sungai mengalir dan bernyanyi ...
(Sungai indah nan damai dan tertawa)
Mengalir di atas dasar yang halus
membasahi debu
dan busa putihnya
berumbai dengan emas.
Sang karang titan
membersihkan sisi-sisi granitnya
di dalam air-mu yang jernih.
- Oh sungai sunyi -
dan duduk ditepimu,
aku
memperhatikan daun hijau,
disulam bayangan, cahaya,
dan belaian angin. Sungguh!
Aku memperhatikan. Berpikir dan mengingat ...
Tapi jiwaku gelap
dan, semuan di sekitarku,
menjadi malam tangisan. Menyedihkan.
Aku tak cinta lagi.
Aku tak percaya lagi!

* * *

Siapa?
Siapa yang telah membuatku begitu buruk?
Para wanita dan Cintanya?
Para pria dan persahabatannya?
Masyarakat dan hukumnya?
Kemanusiaan dan imannya?
Mungkin mereka semua!
Mungkin tidak satupun dari mereka!
Aku tidak tahu ...
Aku merasa sangat buruk ...
Begitu banyak! Begitu banyak! Begitu banyak!
Keburukan, disini ... Didalam pikiranku!

* * *

Setan-ku tidur.
Ia tidur di kegelapan senja
dari jiwaku ini.
Betapa menyedihkannya aku...
Sedih dan murung..


* * *

Aku berharap punya teman baru.
Teman baru yang sejati.
Aku perlu menceritakan
(ke seseorang)
tentang kemurungan menyedihkanku ini.
Tapi aku tidak punya teman
aku SENDIRIAN!
Sendirian dengan
KEMURUNGANKU
Sendirian dengan takdirku.
Sendirian, sungguh sendirian!

* * *



Setan-ku tidur.
Sebersit ingatan
melitas di otakku.
Ingatan tentang mimpi,
Mimpi seorang pemuda:
" Menjadi pria kuat dan bahagia,
memelukmu, dan kau pun mendekap
dengan tubuh bugil seorang wanita
cantik, bergembira dan bersenang-senang,
Kita rayakan dan muliakan
dengan anak yang lugu dan bahagia.
Kemudian:
Bunga dan matahari.
Musik dan tari.
Bintang dan puisi.
Lagu-lagu dan cinta ".


* * *


Setan-ku tidur.
Kuning, hitam,
dan kilasan kehijauan
dari kenyataan busuk!
Melintasi otakku
Kilasan kenyataan yang melewati ...
" Sebuah paduan kebiadaban dan kebrutalan.
Sebuah gabungan kemunafikan dan kebodohan.
Sebuah pencampuran kepengecutan dan kebohongan.
Sebuah totalitas kotoran dan lumpur ".
Ah, tidak!
Tidak! Tidak! Tidak!
Aku sungguh menderita!
Sungguh! Sungguh! Sungguh!.


Matahari telah terbenam.
(Matahari indah dari emas)
Sang Malaikat malam
dalam sekarat kematiannya...
Dedaunan hijau yang dingin,
Tulang-belulang yang tertawa
Sang sungai
(sungai indah nan jernih)
kini menjadi ular hitam
melata dengan menakutkan
di antara hamparan batu karang.
Makam suram dan sunyi.
Makam suram dan gelap.

* * *

Rokokku padam ...
(Rokokku yang pucat dan panas
seperti kekasih yang sakit)
Abunya berhamburan
bersama dengan asap.
Tak ada yang tersisa untukku
kecuali sedikit kuning nikotin
di bibir terkasih:
Seperti hidup dan impian. sungguh!


* * *


Aku berangkat menuju kegelapan senja
dari jiwaku ini
Setan merah-ku bangun dengan sendirinya.
Aku merasakan arus darah pahit
mengalir di bibir terkasih ...
Aku punya firasat tragis ...
Apa yang akan terjadi malam ini?
Tapi ... sang bintang.
Sang bintang yang terhormat
akan melihat.
Oh, andai aku dapat sekali lagi
walau hanya tertawa dan mengutuk...
Tapi aku melihat cahaya kejahatan (Apakah itu api unggun?)
Bersinar di kegelapan malam.
Aku harus MENYERANG!
Sebab aku merasa ...
Aku merasa! Aku merasa! Aku merasa!
aku adalah sang bintang yang berbalik
menuju matahari yang terbenam tragis.

* * *




Renzo Novatore
Balada Senja
Tahun penulisan tidak di ketahui
Simponi pembuka yang “MENGGEMPARKAN”, Oleh Renzo Novatore (Abele Ferrari), tanggal penulisan karangan tidak di ketahui. Terjemahan oleh Penari Senja 2011. Renzo Novatore menulis
Tentang kesedihan dan keterasingan kehidupan dalam syair menyentuh ini dengan tema diantara
Kemasaman cinta dan kekejaman yang lahir dalam sebuah dunia permusuhan dan penindasan.
Sumber : http://theanarchistlibrary.org/HTML/Renzo_Novatore__Twilight_Dance.html