Prawacana oleh Penerjemah Indonesia

Prawacana Oleh Penerjemah Indonesia

Pamflet ini adalah kumpulan tulisan-tulisan dari sang egois ekstrimis dan illegalist Renzo Novatore. Seorang anarkis individualis murni yang memberontak melawan pemerintahan kristian dan rezim fasis Italia yang sedang bergejolak pada saat itu. Berisikan 15 karya-karyanya yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, juga tulisan dari Enzo Martucci (seorang sahabat dari Renzo Novatore) tentang perjalanan hidup sang iconoclast Novatore dan kenangannya bersamanya, serta dilengkapi dengan catatan biografis dan pengantar dari Wolfi Landstreicher. Novatore pada masa itu dengan tegas menentang gereja beserta nilai-nilainya di masyarakat. Tak heran jika ia menjadi musuh nomor satu yang dicari-cari oleh otoritas dan orang-orang yang membencinya. Hingga akhir hayatnya, hari-harinya ia isi dengan pelarian dan pemberontakan, berpindah-pindah, menyebut dirinya sebagai pengembara intelektual yang kemudian ia tuangkan di salah satu karyanya. Salah satu tulisannya yang terkenal; Menuju Ketiadaan Kreatif. 1924. berisikan syair-syair puitis revolusioner yang menghentak. Penuh kritikan dan hinaan terhadap pemerintahan borjuis-kristian, peradaban demokratis, komunis, sosialis, hingga kaum proletar yang kemudian ia sebut sebagai katak-katak proletar yang menyedihkan. Ia mengatakan bahwa, untuk keluar dari jurang terdalam pembusukan sosial, masyarakat perlu untuk menegaskan individualitasnya, yang kemudian akan mengangkat manusia keluar dari batas-batas menuju puncak tertinggi kerohanian.

Tulisannya yang pertama saya baca adalah Menuju Badai. 1919. yang saya dapat dari seorang sahabat yang juga menjadi rekan saya dalam menterjemahkan Jeritan Pemberontakan. Ucapan terima kasih yang sangat saya persembahkan untuk sahabat saya Thomas. Dari sinilah kemudian muncul niat kuat saya untuk menterjemahkan karya-karyanya yang lain dan menerbitkannya ke dalam sebuah pamflet. Sebab, sulit untuk menemukan karya-karya anarkis kontemporer seperti ini, dengan gaya penulisan yang khas dan sangat agresif, tanpa romantisme atau moralisme, bisa disebut Futurisme, gaya sastra yang muncul pada awal abad kedua puluh, yang bertujuan untuk memutuskan hubungan dengan abad lalu dan menciptakan gaya baru yang sesuai dengan perubahan besar dalam dunia baru.

Mulai saya terjemahkan ke dalam bahasa indonesia sejak pertengahan tahun 2010 dan akhirnya berhasil saya rangkumkan menjelang akhir tahun 2011. Walaupun begitu, banyak kendala yang saya temui selama proses penerjemahan teks ini. Beberapa terminologi klasik dalam bahasa itali agak sulit untuk menemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Inilah kendala utama yang paling sering dihadapi saat menterjemahkan teks-teks berbahasa inggris ke dalam bahasa indonesia. Oleh karena itu, beberapa kalimat diubah untuk mencari pengganti kata yang sesuai agar lebih memudahkan menanggapi, tetapi bersamaan dengan itu saya mencoba untuk tidak meninggalkan esensinya. Pamflet ini juga merupakan revisi terjemahan yang ke tiga dari bahasa itali ke bahasa inggris yang saya dapat kembali dari situs anarchyinitaly. Besar kemungkinan terjadi proses distorsi atau perubahan-perubahandi dalam karya-karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa selama beberapa tahun terakhir ini oleh berbagai kelompok dan individu-individu. Begitu pun pamflet ini, juga akan kehilangan originalitasnya. Saya tidak bisa memastikan atau menjanjikan kesempurnaan sejak saya menyadari kemampuan dan keterbatasan saya seorang diri.

Menentukan padanan kata yang paling tepat untuk menterjemahkan Toward The Creative Nothing yang aslinya dalam bahasa italia berjudul Verso il Nulla Creatore ternyata tidak mudah. Butuh waktu yang lumayan lama dengan sedikit banyak pertimbangan-pertimbangan hingga akhirnya saya memutuskan Menuju Ketiadaan Kreatifsebagai terjemahan dan judul yang paling tepat dan sekaligus mewujudkan dan merefleksikan teks-teks syair di dalamnya, seperti terlihat dalam sepenggal kalimat berikut ini “The abyss awaits us, we leap into it in the end: Toward the creative nothing”.

Novatore dalam beberapa karyanya menghina dengan sangat katak-katak proletar, yaitu mereka yang terus tereksploitasi dan tertindas oleh kaum borjuis tapi tetap tenang dan mengamininya seakan-akan itu menjadi sesuatu yang semestinya. Tapi, mengapa demikian? apakah ini kenapa Ia menyebut dirinya sebagai seorang anarkis individualis? Seorang egois? atau mereka yang tak meletakkan segala kepentingannya di atas orang banyak, mereka yang memperjuangkan keinginanya atas kehendaknyasendiri.

Ia tertarik dengan teori-teori yang dijelaskan oleh Stirner, khususnya konsepsi individualisme sebagaikebangkitan ego, tujuan tertinggi bagi seseorang dengan mengingat kepentingannya sendiri dankemudian mendefinisikan dirinya sebagai seorang "Individual One". Oleh karena itu, dari tahun 1908 dan seterusnya, ia menganggap dirinya sebagai seorang anarkis-individualis, seorang dengan pengaruh nihilis yang kuat.

Beberapa kutipan khas pemikiran Novatore adalah:

"Saya seorang anarkis-individualis, jadi saya tidak mau dan tidak akan mendukung perjuangan komunisme ateistik, karena saya tidak percaya pada elevasi agung orang-orang banyak dan saya menolak realisasi Anarki dipahami sebagai suatu bentuk kehidupan sosial bagi manusia. "

“Anarki bagi saya adalah jalan untuk mendapatkan realisasi manusia individual. Manusia Individual bukan berarti realisasi anarki. Jika itu benar, anarki tetap akan menjadi momok, jika impian manusia lemah akan anarki sebagai tatanan sosial, manusia yang kuat akan mengamalkannya sebagai Individualisasi.”

Salah satu pendapatnya adalah bahwa manusia, sebagai warga negara dan anggota masyarakat, selalu terancam oleh dua "momok" sosial: hak asasi manusia, yaitu Negara dan Kristus, itulah agama.

Ia menegaskan bahwa:

"Salib Kristus melambangkan KEMUNGKINAN kamu untuk menjadi MANUSIA, sedangkan’ hak-hak manusia’ melambangkan hal yang sama. Untuk Mencapai kesempurnaan yang pertama kamu perlu untuk menuhankan, yang kedua memanusiakan. Tetapi kedua hal tersebut jelas menyatakan ketidaksempurnaan manusia-individual. Ego sejati menegaskan bahwa hanya melalui realisasi ideal manusia dapat naik ke puncak kesempurnaan magis.

Kristus berkata kepadamu: “jikalau kau akan dengan sabar menunggu kesunyian kalvari untuk kemudian memakumu diatas salib, menjadi sosok seperti AKU, sang MANUSIA TUHAN, Kau akan menjadi manusia yang sempurna, layak duduk di sebelah kanan Bapa saya yang berada di kerajaan sorga”.

Dan Revolusi Perancis berkata kepadamu: Aku akan menyatakan hak-hak manusia. Jikalau kau akan dengan tulus masuk ke beranda (gereja), simboldari keadilan sosial manusia untuk menghaluskan dan memanusiawikan-mu melalui norma-norma moral kehidupan sosial, Kamu akan menjadi warga negara dan aku akan berikan hak asasimu, menyatakanmu sebagai manusia.

Tapi bila ada yang berani melemparkan nyala api ke atas salib dimana sang manusia Tuhan tergantung dan meja dimana hak asasi manusia dicatat miring untuk kemudian bersandar pada kemurnian kekuatan merdeka dari pusat poros kehidupan individual, ia akan menjadi seorang penjahat tidak beriman yang akan dibuang ke dalam rahang berdarah dari dua momok sosial menyeramkan: ketuhanan dan kemanusiaan.

Di sebelah kanan api sulfat dan jurang kekal neraka menghukum DOSA, disebelah kiri, bunyi membuat tuli dari gilotin menghukum KEJAHATAN.

Jadi, untuk agama dan Negara, manusia tidak akan pernah sempurna kecuali jika kau memutuskan untuk berlutut di depan dua momok sosial.

Novatore menganggap kerja-upahan hanyalah bentuk yang lebih halus dari perbudakan, dan ia sering berkata, ketika melihat pekerja yang lusuh dibalut keringat dan debu: "Apakah dia seorang manusia?." Jadi dia pikir, dalam filsafat pribadinya tentang hidup, bahwa ia memiliki hak untuk mengambil alih dari orang-orang kaya apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sehari-hari, dan menggunakan paksaan bukan-lah masalah baginya. Ia kemudian menulis:

Aku bukan pengemis […]Aku hanya mengambil apa yang berhak untuk aku ambil dengan daya kemampuan-ku.

Pada bulan Mei 1919, kota La Spezia berada di bawah kendali Komite Revolusioner memproklamirkan diri, yang dirampas polisi dan pasukan borjuis selama beberapa minggu. Meskipun seorang individualis, Novatore (yang masih buron) berada di garis depan Komisi karena ia percaya bahwa hal yang paling penting adalah untuk menyalakan api revolusi di antara orang-orang dan memulai pemberontakan yang radikal menentang apa yang disebut status quo. Ia berkata.

-“Kau menantikan revolusi? Baiklah kalau begitu! Aku sendiri sudah mulai sejak lama! Bila kau telah siap –Oh, tuhan, betapa ini penantian yang tak ada habis-habisnya!– aku tidak keberatan berjalan denganmu untuk sementara! Tapi ketika kau berhenti aku akan melanjutkan kegilaanku dan berjalan dengan jaya menuju penaklukan besar dan mulia atas kehampaan!

Novatore, setelah pemberitahuan yang jelas bahwa tidak ada lagi tempat baginya di masyarakat, memiliki dua pilihan: bergabung dengan gerakan fasis dan menjadi warga negara yang baik, satu lagi domba di antara para domba atau melarikan diri ke Perancis seperti yang banyak dilakukan oleh rekan-rekannya yang lain. Novatore memilih pilihan ketiga: menjadi bandit dan pemberontak, berjuang hanya untuk dirinya sendiri di atas tebing dari setiap lembaga manusia. Tentu saja, meninggalkan istri tercinta, anak dan sahabat-sahabatnya adalah pilihan yang sulit baginya, tapi ia adalah seorang anarkis koheren sejati. Pada musim panas tahun 1922 ia bergabung dengan gerombolan perampok inspirasi anarkis yang terkenal: Sante Pollastro, dan dicari oleh polisi sebagai musuh masyarakat meskipun usianya masih muda.

Novatore menikah dan memiliki dua anak pada saat itu. Pada bulan-bulan terakhir tahun 1918, putranyawafat, Novatore kembali ke rumahnya, mempertaruhkan penangkapannya hanya untuk memberikan ucapan perpisahan yang terakhir kepada jenazah si kecil. Kemudian ia pergi lagi. Selama musim panas 1919, Italia diguncang oleh sejumlah protes besar, pemogokan dan pemberontakan setempat terhadap kebijakan pemerintah yang mendatangkan malapetaka, represi berat dari polisi, biaya hidup yang tinggi dan kondisi menyedihkan dari kaum pekerja.

Peradaban industri kapitalis akan mencapai senjanya, dan ketika saat itu tiba, jiwa-jiwa bebas akan merayakan kegembiraannya dengan sebuah balada dan tarian senjakala.

Makassar 2012

Hidayat

Swatantra@riseup.net

16.7.11

Pendapatku

(Dari Buku Catatan Pemikiranku yang terdalam)

TUHAN
Ciptaan fantasi suram. Mengisi otak-otak pikun dan impoten. Teman dan penghibur bagi jiwa-jiwa tengik yang lahir untuk perbudakan. Obat untuk pikiran buntu. Marxisme untuk hati yang jemu.

KEMANUSIAAN
Sebuah kata abstrak dengan konotasi negatif, panjang pada kekuasaan, pendek pada kebenaran. Ia adalah topeng cabul yang dilukis di tengah wajah orang-orang vulgar dan licik, yang bertujuan untuk menguasai para idiot sinting dan sentimentil.

NEGARA
Hukum kerja paksa bagi orang-orang setengah cerdas. Sebuah kandang ke-bebal-an dan Circe yang mengubah para pemujanya menjadi anjing dan babi. Sundal bagi sang penguasa, penggermoan orang-orang asing. Pemakan-anak kecil, pengumpat-orang tua dan pencela pahlawan.

KELUARGA
Penolakan atas cinta, kehidupan dan kebebasan.

SOSIALISME
Disiplin, ketertiban, ketaatan, kepatuhan, perbudakan dan kebodohan, penuh dengan otoritas. Tubuh borjuis yang digemukkan secara aneh oleh makhluk vulgar kristian. Urutan dari fetisisme, sektarianisme dan kepengecutan.

ORGANISASI, PERSERIKATAN, DAN BADAN HUKUM
Gereja tak berdaya. Pegadaian kikir dan rendah. Banyak bergabung dengan hidup seperti parasit di balik kolega resminya yang tolol. Beberapa bergabung untuk menjadi mata-mata. dan yang lainnya, yang paling tulus, menyusul dan berakhir didalam penjara dimana mereka dapat melihat semua sisa arti-semangatnya.

SOLIDARITAS
Altar mengerikan yang digunakan oleh para pelawak untuk menampilkan seluruh bakat kemampuan kependetaannya dalam memimpin orang banyak. Sang ahli waris dari bayaran yang tidak kurang dari 100%. penghinaan

PERSAHABATAN
Berbahagialah orang-orang yang telah minum dari cawan (Persahabatan) ini tanpa jiwanya terluka atau keracunan. Jika orang tersebut ada, aku minta agar mereka mengirimkan fotonya kepadaku. Aku yakin akan melihat wajah idiot.

CINTA
Menipu diri dan merusak jiwa. Penyakit mental, berhentinya pertumbuhan otak, melemahkan jantung, merusak pikiran yang sehat, puitis ada pada seseorang yang mabuk mengkonsumsi hal berharga ini tapi hidup bodoh dengan lebih cepat. Namun aku lebih suka mati demi cinta. Ia hanyalah penipu, seperti Yudas, yang dapat membunuh dengan satu kecupan.

PRIA
Seonggok tinja busuk akan perbudakan, tirani, fetisisme, ketakutan, kesombongan dan kebodohan. Penyerangan terbesar yang dapat dilakukan terhadap seekor keledai adalah menyebutnya pria.

WANITA
Diperbudak binatang-binatang buas yang paling brutal. Menjadi korban terbesar di bumi. Dan, kemudian pria adalah orang yang paling bertanggung jawab atas masalah-masalahnya. aku penasaran ingin tahu apa yang ada di benaknya bila aku menciumnya.

Renzo Novatore
Pendapatku (Dari Buku Catatan Pemikiranku Yang Terdalam)
15 oktober, 1920
Di terbitkan pertama kali dalam Majalah, “Iconoclasta!”, Pistoia, #12, 15 oktober, 1920. Didapatkan kembali dari
https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/my-maxims

Balasan

Yang terhormat "Libertario",

Dua puluh dua bulan kini telah berlalu sejak hari dimana semua monster-monster menjijikkan dan paling brutal mencoba untuk menyapuku kedalam kerongkongan berdarahnya yang mengerikan. Ya, bahkan aku ditakdirkan untuk menjelma menjadi alat rendah dari perbudakan seperti binatang, bahkan aku ditakdirkan untuk mengorbankan diriku sendiri (Oh, binatang kurban) diatas altar aneh dan paling bodoh dari semua momok manusia, bahkan aku ditakdirkan untuk menjelma menjadi "bagian dari alat-alat manusia" ...

Tapi aku tidak percaya pada takdir.
Bahkan nasib sekali pun aku tidak percaya! Tidak! aku hanya percaya pada daya kemampuanku! Dan jelas, hanya atas nama Anarkis ini, aku menjawab dengan arogan dan penuh penghinaan “TIDAK”, dan aku pergi dari sana ...

Aku telah berjalan dengan sukacita tak terbatas pada jalur rasa sakit. Untuk kawanku yang selalu punya resiko, mereka yang seperti layaknya saudara terkasih. Dibibirku selalu ada senyum ironis superior kuat menyeringai, dimata jernih dengan daya lihat mengagumkan akan tragedi heroik, aku hanya mengenal jubah kebebasan dari kehidupan yang membebaskan. Aku sendirian ... tapi didalam bayangan aku tahu bahwa ada sederap keberanian yang tersembunyi dan hidup bersamaku! Ah, betapa cintanya aku pada kader tak bernama itu...

Apa jadinya jika sebagian besar dari mereka menderita dalam waktu yang lama di lantai sel yang lembab? Mereka tidak akan tunduk! Mereka akan tetap hidup, dan kami tinggal dipinggiran masyarakat dari para pemberontak-pemberontak sejati, para ikonoklas yang pantang menyerah, atau mereka yang tak peduli dengan sesuatu yang dapat menjadi tragedi terakhir. Dan ini untuk hati nurani dan kepalan tangan "Para Demonstran Hitam", Oh, yang terhormat "Libertario", hari ini aku kirimkan ke kolommu, kemudian rasa terima kasih yang sangat diberikan kepadamu dan untuk semua kawan-kawan kader anarkis dan teman-teman sosialis atas segala moral maksimum dan material solidaritas yang telah diberikan selama petualangan gelap dari hukuman penjaraku ... aku sungguh salut dan berkata kepadanya: "Kau adalah kebanggaan atas tindakanmu yang cukup, karena hanya dari pembangkangan dan pemberontakan lah lahir sinar terang keindahan manusia!".

Salam untukmu, Oh anarkis sejati!

Salam untukmu, Oh saudara!


Renzo Novatore
Balasan
1919
(Terbit Di Il Libertario, La Spezia, N.732, 25 September 1919) Terjemahan Dalam Bahasa Inggris Oleh Luther Blissett 2009 – Dalam Bahasa Indonesia Oleh TD. 2011. Sebuah Tulisan Pendek Atas Ucapan Terima Kasih Dan Solidaritas Oleh Renzo Novatore Untuk Majalah Anarkis “Il Libertario” Pada September 1919. Setelah Beberapa Bulan Tinggal Di Penjara Karena Mengambil Bagian Dalam Usaha Pemberontakan Sosial Di Kota La Spezia Pada Awal Tahun.
Sumber:
shttp://theanarchistlibrary.org/HTML/Renzo_Novatore__Returning.html

Sang Pengambil Alih

Untuk Nikolina

kebebasanku dan hak-hak ku
Sebanyak daya kemampuanku
Bahkan kebahagiaan dan keagungan
hanya berada dalam ukuran kekuatanku!

(Dari buku yang aku tulis dan tak akan pernah melihat cahaya)

Sang pengambil alih adalah sosok lelaki yang paling indah, seorang yang tak mengindahkan moral dan kuat yang pernah saya jumpai dalam anarkisme. Dia adalah orang yang tak memperdulikan perhatian, dan tak memiliki altar untuk mengorbankan dirinya. Ia hanya memuliakan Hidupnya dengan filosofi Tindakan. Aku pernah bertemu dengannya pada suatu hari yang jauh di bulan Agustus, disaat matahari bersulam dengan emas alam hijau yang besar, wangi dan meriah, menyanyikan lagu-lagu jenaka akan keindahan pagan.

Ia berkata, "Aku selalu merasa gelisah, mengembara dan memberontak. Aku telah mempelajari banyak orang dan jiwanya dalam berbagai buku dan realitas. Dan aku menemukan perpaduan dari pelawak, penjahat, dan kekolotan. Aku merasa ingin muntah. Di satu sisi ada moral dari momok manusia yang menakutkan, yang diciptakan dari dominasi kebohongan dan kemunafikan. Di sisi lain ada binatang korban yang pengecut dan menyukai fanatisme. “Inilah dunia dari manusia. Inilah kemanusiaan. Untuk dunia ini, untuk seluruh manusia dan kemanusiaan ini, aku merasa jijik”.

Kekolotan dan borjuis adalah hal yang sama. Mereka sama satu sama lain. Sosialisme bukan dari pendapat ini. Ia membuat penemuan akan baik dan jahat. Dan untuk menghancurkan dua antagonisme ia menciptakan dua hantu: Persamaan dan persaudaraan diantara manusia ...

"Tapi orang akan sama dihadapan negara dan bebas didalam Sosialisme ... Dia - sosialisme – Telah menyangkal Kekuatan, Anak muda, dan Perang! Tapi ketika kaum borjuis, yang merupakan petani roh (peasants of the spirit), tidak akan sama seperti orang-orang kolot, para petani daging (peasants of the flesh), kemudian sosialisme mengakui, merengek, peperangan. Ya, bahkan sosialisme telah mengakui pembunuhan dan perampasan. Tapi didalam nama ideal dari kesetaraan dan persaudaraan manusia ... Dari kesetaraan suci dan persaudaraan yang dimulai oleh Cain & Abel! ...

"Tapi dengan Sosialisme kau hanya setengah berpikir, setengah bebas; dan kau hanya setengah hidup ...! Sosialisme adalah intoleransi, impotensi hidup, keimanan akan ketakutan. Aku akan melampaui!

"Kaum sosialis telah menemukan persamaan antara yang baik dan buruk, dan juga ketimpangan diantara keduanya. Pelayan yang setia dan tirani yang jahat. Aku menyeberangi ambang antara baik dan buruk untuk kehidupanku yang sesungguhnya. aku hidup hari ini dan tidak bisa menunggu besok. menunggu adalah sifat dari masyarakat dan kemanusiaan, sehingga tidak akan menjadi urusanku. Masa depan adalah topeng ketakutan. Keberanian dan kekuatan, tidak mempunyai masa depan. Kenyataan sederhananya, mereka (keberanian dan kekuatan) lah masa depan, yang memberontak pada masa lalu dan menghancurkannya.

"Proses kemurnian hidup hanya dengan keberanian mulia, itulah filosofi tindakan."

Aku melihat: "Kemurnian hidupmu ini bagiku tampak mendekati kejahatan!"

Ia berkata: "Kejahatan adalah perpaduan tertinggi dari kebebasan dan kehidupan. Dunia adalah momok dari moral dunia. Ada hantu dan bayang-bayangnya, ada Ideal, Cinta Universal, dan Masa Depan. Ketidaktahuan, ketakutan, dan kepengecutan, inilah bayangan hantu. Kegelapan mendalam. Mungkin kegelapan kekal. Bahkan aku pernah tinggal, satu hari, di penjara yang suram dan seram.

Pada waktu itu aku bersenjatakan dengan obor asusila (sacrilegious) untuk membakar hantu dan mengganggu malam. Ketika aku tiba di gerbang tua dari baik dan jahat, aku merobohkannya dengan marah lalu melintasinya. Kaum borjuis, aku telah melemparkan moral laknatnya dan kutukan moralnya yang bodoh.

"Tapi satu dan yang lainnya adalah kemanusiaan. Aku adalah manusia. Kemanusiaan adalah musuhku. Ia ingin mencengkramku dengan seribu tentakel mengerikannya. Aku mencoba untuk meneteskan air mata dari segala yang hasratku butuhkan. Kami berada dalam perang! Segala kekuatan ku miliki untuk merebut yang menjadi milikku.

Dan semua yang menjadi milikku akan aku korbankan diatas altar kebebasan dan kehidupanku.

Dari hidupku ini aku merasa berdebar-debar diantara api membara yang ku ledakkan di dalam hati; diantara semua siksaan kejamku ini, dimana aku telah membumbungkan jiwa diantara badai ilahi, dan itu membuatku mengggema dalam riuh gemuruh semangat atas perang dan simfoni-simfoni cinta yang agung, aneh dan tak diketahui, aku (empie) urat nadi dari darah segar dan kuat, yang mengalir diseluruh pembungkus ototku, sarafku dan dagingku, yang menggigil jahat dengan ekspansi kegembiraan; dari hidupku ini dimana aku melihat melalui daya lihat kerumunan atas mimpi fantastis dan semangatku yang diperlukan bagi pembangunan abadi.

Semboyanku ialah: berjalan merebut dan menyalakan api, aku selalu meninggalkan lolongan serangan terhadap moral dan batang rokok yang lama dibelakangku.

Ketika manusia tidak lagi memiliki kekayaan etis keunikan sejati, harta sesungguhnya yang tak dapat diganggu-gugat maka aku akan membuang kunci pembuka. Ketika di dunia ini tidak akan ada hantu lagi, maka aku akan membuang oborku. Tetapi masa depan ini berada jauh dan mungkin tidak pernah ada! Dan aku adalah seorang anak dari masa depan yang jauh ini, terkunci di dalam dunia kelam dengan Kesempatan dimana aku akan tunduk pada kekuasaan "Begitulah sang Pengambil Alih berkata padaku pada suatu hari yang jauh di bulan Agustus, disaat matahari bersulam dengan emas alam hijau yang besar, harum dan meriah, menyanyikan lagu-lagu jenaka akan keindahan pagan.

Footnotes
[1]^ empie — to make impious.

Renzo Novatore
Sang Pengambil Alih
26 November, 1919
L’Iconoclasta Dari Pistoia, Itali. Terjemahan bahasa inggris oleh Luther Blissett 2009 – bahasa indonesia oleh TD 2011 [copyleft]
Renzo, Novatore (1919). Sang Pengambil Alih. Iconoclasta!, aI, 1s, 10. Sumber :https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/the-expropriator