Prawacana oleh Penerjemah Indonesia

Prawacana Oleh Penerjemah Indonesia

Pamflet ini adalah kumpulan tulisan-tulisan dari sang egois ekstrimis dan illegalist Renzo Novatore. Seorang anarkis individualis murni yang memberontak melawan pemerintahan kristian dan rezim fasis Italia yang sedang bergejolak pada saat itu. Berisikan 15 karya-karyanya yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, juga tulisan dari Enzo Martucci (seorang sahabat dari Renzo Novatore) tentang perjalanan hidup sang iconoclast Novatore dan kenangannya bersamanya, serta dilengkapi dengan catatan biografis dan pengantar dari Wolfi Landstreicher. Novatore pada masa itu dengan tegas menentang gereja beserta nilai-nilainya di masyarakat. Tak heran jika ia menjadi musuh nomor satu yang dicari-cari oleh otoritas dan orang-orang yang membencinya. Hingga akhir hayatnya, hari-harinya ia isi dengan pelarian dan pemberontakan, berpindah-pindah, menyebut dirinya sebagai pengembara intelektual yang kemudian ia tuangkan di salah satu karyanya. Salah satu tulisannya yang terkenal; Menuju Ketiadaan Kreatif. 1924. berisikan syair-syair puitis revolusioner yang menghentak. Penuh kritikan dan hinaan terhadap pemerintahan borjuis-kristian, peradaban demokratis, komunis, sosialis, hingga kaum proletar yang kemudian ia sebut sebagai katak-katak proletar yang menyedihkan. Ia mengatakan bahwa, untuk keluar dari jurang terdalam pembusukan sosial, masyarakat perlu untuk menegaskan individualitasnya, yang kemudian akan mengangkat manusia keluar dari batas-batas menuju puncak tertinggi kerohanian.

Tulisannya yang pertama saya baca adalah Menuju Badai. 1919. yang saya dapat dari seorang sahabat yang juga menjadi rekan saya dalam menterjemahkan Jeritan Pemberontakan. Ucapan terima kasih yang sangat saya persembahkan untuk sahabat saya Thomas. Dari sinilah kemudian muncul niat kuat saya untuk menterjemahkan karya-karyanya yang lain dan menerbitkannya ke dalam sebuah pamflet. Sebab, sulit untuk menemukan karya-karya anarkis kontemporer seperti ini, dengan gaya penulisan yang khas dan sangat agresif, tanpa romantisme atau moralisme, bisa disebut Futurisme, gaya sastra yang muncul pada awal abad kedua puluh, yang bertujuan untuk memutuskan hubungan dengan abad lalu dan menciptakan gaya baru yang sesuai dengan perubahan besar dalam dunia baru.

Mulai saya terjemahkan ke dalam bahasa indonesia sejak pertengahan tahun 2010 dan akhirnya berhasil saya rangkumkan menjelang akhir tahun 2011. Walaupun begitu, banyak kendala yang saya temui selama proses penerjemahan teks ini. Beberapa terminologi klasik dalam bahasa itali agak sulit untuk menemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Inilah kendala utama yang paling sering dihadapi saat menterjemahkan teks-teks berbahasa inggris ke dalam bahasa indonesia. Oleh karena itu, beberapa kalimat diubah untuk mencari pengganti kata yang sesuai agar lebih memudahkan menanggapi, tetapi bersamaan dengan itu saya mencoba untuk tidak meninggalkan esensinya. Pamflet ini juga merupakan revisi terjemahan yang ke tiga dari bahasa itali ke bahasa inggris yang saya dapat kembali dari situs anarchyinitaly. Besar kemungkinan terjadi proses distorsi atau perubahan-perubahandi dalam karya-karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa selama beberapa tahun terakhir ini oleh berbagai kelompok dan individu-individu. Begitu pun pamflet ini, juga akan kehilangan originalitasnya. Saya tidak bisa memastikan atau menjanjikan kesempurnaan sejak saya menyadari kemampuan dan keterbatasan saya seorang diri.

Menentukan padanan kata yang paling tepat untuk menterjemahkan Toward The Creative Nothing yang aslinya dalam bahasa italia berjudul Verso il Nulla Creatore ternyata tidak mudah. Butuh waktu yang lumayan lama dengan sedikit banyak pertimbangan-pertimbangan hingga akhirnya saya memutuskan Menuju Ketiadaan Kreatifsebagai terjemahan dan judul yang paling tepat dan sekaligus mewujudkan dan merefleksikan teks-teks syair di dalamnya, seperti terlihat dalam sepenggal kalimat berikut ini “The abyss awaits us, we leap into it in the end: Toward the creative nothing”.

Novatore dalam beberapa karyanya menghina dengan sangat katak-katak proletar, yaitu mereka yang terus tereksploitasi dan tertindas oleh kaum borjuis tapi tetap tenang dan mengamininya seakan-akan itu menjadi sesuatu yang semestinya. Tapi, mengapa demikian? apakah ini kenapa Ia menyebut dirinya sebagai seorang anarkis individualis? Seorang egois? atau mereka yang tak meletakkan segala kepentingannya di atas orang banyak, mereka yang memperjuangkan keinginanya atas kehendaknyasendiri.

Ia tertarik dengan teori-teori yang dijelaskan oleh Stirner, khususnya konsepsi individualisme sebagaikebangkitan ego, tujuan tertinggi bagi seseorang dengan mengingat kepentingannya sendiri dankemudian mendefinisikan dirinya sebagai seorang "Individual One". Oleh karena itu, dari tahun 1908 dan seterusnya, ia menganggap dirinya sebagai seorang anarkis-individualis, seorang dengan pengaruh nihilis yang kuat.

Beberapa kutipan khas pemikiran Novatore adalah:

"Saya seorang anarkis-individualis, jadi saya tidak mau dan tidak akan mendukung perjuangan komunisme ateistik, karena saya tidak percaya pada elevasi agung orang-orang banyak dan saya menolak realisasi Anarki dipahami sebagai suatu bentuk kehidupan sosial bagi manusia. "

“Anarki bagi saya adalah jalan untuk mendapatkan realisasi manusia individual. Manusia Individual bukan berarti realisasi anarki. Jika itu benar, anarki tetap akan menjadi momok, jika impian manusia lemah akan anarki sebagai tatanan sosial, manusia yang kuat akan mengamalkannya sebagai Individualisasi.”

Salah satu pendapatnya adalah bahwa manusia, sebagai warga negara dan anggota masyarakat, selalu terancam oleh dua "momok" sosial: hak asasi manusia, yaitu Negara dan Kristus, itulah agama.

Ia menegaskan bahwa:

"Salib Kristus melambangkan KEMUNGKINAN kamu untuk menjadi MANUSIA, sedangkan’ hak-hak manusia’ melambangkan hal yang sama. Untuk Mencapai kesempurnaan yang pertama kamu perlu untuk menuhankan, yang kedua memanusiakan. Tetapi kedua hal tersebut jelas menyatakan ketidaksempurnaan manusia-individual. Ego sejati menegaskan bahwa hanya melalui realisasi ideal manusia dapat naik ke puncak kesempurnaan magis.

Kristus berkata kepadamu: “jikalau kau akan dengan sabar menunggu kesunyian kalvari untuk kemudian memakumu diatas salib, menjadi sosok seperti AKU, sang MANUSIA TUHAN, Kau akan menjadi manusia yang sempurna, layak duduk di sebelah kanan Bapa saya yang berada di kerajaan sorga”.

Dan Revolusi Perancis berkata kepadamu: Aku akan menyatakan hak-hak manusia. Jikalau kau akan dengan tulus masuk ke beranda (gereja), simboldari keadilan sosial manusia untuk menghaluskan dan memanusiawikan-mu melalui norma-norma moral kehidupan sosial, Kamu akan menjadi warga negara dan aku akan berikan hak asasimu, menyatakanmu sebagai manusia.

Tapi bila ada yang berani melemparkan nyala api ke atas salib dimana sang manusia Tuhan tergantung dan meja dimana hak asasi manusia dicatat miring untuk kemudian bersandar pada kemurnian kekuatan merdeka dari pusat poros kehidupan individual, ia akan menjadi seorang penjahat tidak beriman yang akan dibuang ke dalam rahang berdarah dari dua momok sosial menyeramkan: ketuhanan dan kemanusiaan.

Di sebelah kanan api sulfat dan jurang kekal neraka menghukum DOSA, disebelah kiri, bunyi membuat tuli dari gilotin menghukum KEJAHATAN.

Jadi, untuk agama dan Negara, manusia tidak akan pernah sempurna kecuali jika kau memutuskan untuk berlutut di depan dua momok sosial.

Novatore menganggap kerja-upahan hanyalah bentuk yang lebih halus dari perbudakan, dan ia sering berkata, ketika melihat pekerja yang lusuh dibalut keringat dan debu: "Apakah dia seorang manusia?." Jadi dia pikir, dalam filsafat pribadinya tentang hidup, bahwa ia memiliki hak untuk mengambil alih dari orang-orang kaya apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sehari-hari, dan menggunakan paksaan bukan-lah masalah baginya. Ia kemudian menulis:

Aku bukan pengemis […]Aku hanya mengambil apa yang berhak untuk aku ambil dengan daya kemampuan-ku.

Pada bulan Mei 1919, kota La Spezia berada di bawah kendali Komite Revolusioner memproklamirkan diri, yang dirampas polisi dan pasukan borjuis selama beberapa minggu. Meskipun seorang individualis, Novatore (yang masih buron) berada di garis depan Komisi karena ia percaya bahwa hal yang paling penting adalah untuk menyalakan api revolusi di antara orang-orang dan memulai pemberontakan yang radikal menentang apa yang disebut status quo. Ia berkata.

-“Kau menantikan revolusi? Baiklah kalau begitu! Aku sendiri sudah mulai sejak lama! Bila kau telah siap –Oh, tuhan, betapa ini penantian yang tak ada habis-habisnya!– aku tidak keberatan berjalan denganmu untuk sementara! Tapi ketika kau berhenti aku akan melanjutkan kegilaanku dan berjalan dengan jaya menuju penaklukan besar dan mulia atas kehampaan!

Novatore, setelah pemberitahuan yang jelas bahwa tidak ada lagi tempat baginya di masyarakat, memiliki dua pilihan: bergabung dengan gerakan fasis dan menjadi warga negara yang baik, satu lagi domba di antara para domba atau melarikan diri ke Perancis seperti yang banyak dilakukan oleh rekan-rekannya yang lain. Novatore memilih pilihan ketiga: menjadi bandit dan pemberontak, berjuang hanya untuk dirinya sendiri di atas tebing dari setiap lembaga manusia. Tentu saja, meninggalkan istri tercinta, anak dan sahabat-sahabatnya adalah pilihan yang sulit baginya, tapi ia adalah seorang anarkis koheren sejati. Pada musim panas tahun 1922 ia bergabung dengan gerombolan perampok inspirasi anarkis yang terkenal: Sante Pollastro, dan dicari oleh polisi sebagai musuh masyarakat meskipun usianya masih muda.

Novatore menikah dan memiliki dua anak pada saat itu. Pada bulan-bulan terakhir tahun 1918, putranyawafat, Novatore kembali ke rumahnya, mempertaruhkan penangkapannya hanya untuk memberikan ucapan perpisahan yang terakhir kepada jenazah si kecil. Kemudian ia pergi lagi. Selama musim panas 1919, Italia diguncang oleh sejumlah protes besar, pemogokan dan pemberontakan setempat terhadap kebijakan pemerintah yang mendatangkan malapetaka, represi berat dari polisi, biaya hidup yang tinggi dan kondisi menyedihkan dari kaum pekerja.

Peradaban industri kapitalis akan mencapai senjanya, dan ketika saat itu tiba, jiwa-jiwa bebas akan merayakan kegembiraannya dengan sebuah balada dan tarian senjakala.

Makassar 2012

Hidayat

Swatantra@riseup.net

23.6.11

Individualisme Dan Pemberontakan

Ada orang yang berpendapat bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Pendapat lainnya mengatakan bahwa manusia secara alamiah adalah mahluk anti-sosial.

Yah, aku mengakui bahwa aku tidak pernah bisa memahami dengan jelas apa yang mereka maksud dengan "secara alamiah," tapi aku tahu bahwa kedua pendapat tersebut salah, karena manusia itu adalah mahluk sosial dan anti-sosial pada saat yang bersamaan.

Kebutuhan, keinginan, kasih sayang, cinta dan simpati adalah elemen yang mendorong manusia menuju persahabatan dan persatuan.

Harapan akan kemerdekaan dan keinginan akan kebebasan mendorong manusia ke arah kesunyian dan individualisme. Tapi, disaat individualisme berjalan dan disadari bahwa ia menentang masyarakat, masyarakat kemudian membela dirinya dengan menyerang. Perang antara "societarianism" dan "individualisme" adalah perang subur energi dan vitalitas. Tapi, walaupun individualitas diperlukan bagi masyarakat, kelak pada waktunya akan diperlukan bagi manusia.

Individualisme tidak mungkin ada jika tidak ada masyarakat yang bisa menegaskan diri dan hidupnya, mengembangkan dirinya dan bersukacita.

***

Diantara seluruh umat manusia- sang pemberontaklah sosok paling indah dan paling sempurna. Ia tahu bagaimana menjadi alat potensial bagi kehendak hasratnya sendiri. Ia tahu bagaimana untuk mematuhi dirinya dan perintahnya, untuk melindungi dirinya dan menghancurkan dirinya. Karena sang pemberontak adalah orang yang telah belajar rahasia dari kehidupan dan seni dari kematian.

***

Mereka yang jatuh (kalah) ketika melakukan pemberontakan terhadap segala hal, menang bahkan disaat jatuh.

Dan kemenangannya adalah menanamkan api pemikirannya dan mengesankan cahaya gagasannya pada orang lain.

Tetapi pengikut sebenarnya dari sang pemberontak yang jatuh adalah mereka yang, ketika jatuh, tahu bagaimana untuk memberontak bahkan terhadap "pemberontakan" yang telah menjatuhkan para pahlawan.


***

Siapapun yang menginginkan semangat pemberontakan menjadi abadi harus mau melakukan pemberontakan sang anak agar kelak tidak berubah menjadi tirani sang ayah.

***


Jikalau ayahku memberontak melawan kakekku agar tidak menjadi budak dari keimanan kakek, aku memberontak melawan ayahku agar tidak menjadi budak dari iman yang membuat ia pada gilirannya memberontak.

Bagaimana jadinya anakku esok dengan diriku yang sekarang?

***

Hanya dari reruntuhan segala pemberontakan yang pernah pecah dapat melahirkan seorang jenius dan kreatif.

Tapi untuk apa melahirkan seorang jenius jika pada akhirnya tak ada pemberontakan yang baru?

***

Aku sepakat dengan Nietzsche dalam keyakinan bahwa tak akan pernah ada kebutuhan apapun bagi pertanyaan martir dalam mengetahui kebenaran. Tapi hasrat kekuatan, keberanian diri dan kecakapan kreatif adalah satu-satunya harta yang diwariskan oleh sang jenius, sang pemberontak, dan sang pahlawan.

***
Aku telah melihat seorang jenius "mencuri" dan seorang idiot melempar bom mematikan pada seorang menteri negara.

Yang pertama mencuri untuk hidup merdeka dan mengkreasikannya dalam kebebasan. Yang kedua membunuh karena kebencian pribadi yang tersembunyi dan menghendaki kematiannya.

Yang pertama dilakukan pada tingkat "vulgar, kejahatan biasa" dan merupakan “ tindak kriminal umum”, yang kedua dilakukan pada tingkat "kejahatan politik" dan merupakan " tindak kriminal politik mulia dan agung." Sekarang aku minta semua subversif dari para politikus pada umumnya, dan anarkis terutama- dalam menghadapi fakta ini. Ini adalah kesempatan untuk mengangkat "kejahatan politik" lainnya kedalam semarak kemuliaan dan pesta matahari, kemudian melemparkan"kejahatan biasa" kedalam lumpur.

***

Sayang! Masih terlalu banyak orang yang melihat pada pekerjaan. Tapi sebelum melihat pada pekerjaan, aku melihat pada sang pencipta. Namun dari banyaknya – bahkan sangat banyaknya -anarkis, bisa dilihat bahwa jumlah individualis masih sedikit ...

Sebagian besar dari mereka yang masih berada diantara rakyat-rakyat jelata mengatakan: "Manusia tidak berlaku. peristiwa dan ide-ide lah yang berlaku". Dan Inilah kenapa, bahkan diantara kami, banyak dari mereka yang lebih tinggi, makhluk-mahluk yang mahamulia telah dilemparkan kedalam lumpur, sementara banyak para idiot telah ditinggikan dibawah sinar matahari.

***

Aku menolak hak untuk menilaiku, oleh semua orang yang tidak memahami suara hasratku, lolongan kebutuhanku, penerbangan jiwaku, kesedihan pikiranku, getaran ide-ideku dan penderitaan pemikiranku . Tapi hanya aku yang mengerti semua ini. Apakah kau ingin menilaiku? Oke kalau begitu! Tapi kau tidak akan pernah menghakimi diriku yang sebenarnya. Sebaliknya kau akan menilai "diriku" yang kau sendiri telah ciptakan. Bila kau yakin ingin menempatkanku diantara jari-jarimu dan menghancurkanku, aku akan ada disana, dan menertawaimu di kejauhan.

Dikutip dari Proletario # 4, 17 September, 1922
Terjemahan oleh TD. 2011.

21.6.11

Kejahatan Rohani

I

Aku merasakan kejang ... jantungku berdebar demikian hebat...

Sang fajar bangkit dari bayangan ranjang coklat dan membuka kepangan rambut pirangnya dalam tawa hijau pagi.

Fajar Indah!

Semoga ia menghujani sinar emasnya pada kuncup-kuncup putih pagi yang misterius ...

Pagi dari Kehidupan dan Kematian, cinta dan pembangkangan ...

Kemarin malam ketika senja turun dan roh-roh pengembara meninggalkan tanah kematian memasuki jalan kesunyian dan merenung dibawah cahaya misterius malam, yang ku ciptakan dari tulusnya cinta suci-ku.

Sekarang aku telah membunuh perempuan yang telah kuciptakan..

Aku membunuhnya karena aku sangat mencintainya ...

Mayatnya tergeletak di kakiku, membelit sangat mengerikan, dengan luka kekal berwarna ke-merah-an di dadanya yang putih bagaikan salju-, merekah seperti setangkai bunga darah yang abadi.

Bibirnya berwarna biru-keunguan, mengesankan kontraksi kekerasan seperti sarkasme dan rasa sakit oleh cambukan dan makian ...

Ia telanjang dan memucat.

Tak lama kemudian, matahari membalutnya lagi dengan gaun emas basah berwarna ke-ungu-an.

Aku akan membungkuk bersembunyi di rerumputan ini, Aku akan mengisikan chalice (canting yang digunakan dalam misa-penerj) hijau dengan dedaunan rempah-rempah pahit yang beracun, dan akan ku buat Komuni suci dengan kemurnian embun perak.

Ketika matahari menyebarkan jejak-jejak terakhir dari kejahatan buruk-ku, akan ku lantunkan nyanyian doa tentang Bunga-bunga dan Kematian pada biola kesedihan.

II

Malam telah kembali.

Malam gelap mengerikan, yang dihuni oleh hantu ...

Apakah mereka momok-momok rasa takut? Apakah mereka bayang-bayang penyesalan? Apakah mereka tarian mengerikan dari kebenaran yang tak diketahui?

Oh cahaya, mengapa tak kau tempatkan aku dalam api yang berkobar? Oh bayangan, mengapa tak kau bungkus aku?

III

Aku- seperti binatang melata - merayap di pagar berduri yang mengelilingi tepi padang rumput. Hanya katak dan ular yang menjadi sahabatku.

Sebuah jalan kecil berada jauh dariku, merasa asing, dikejauhan malam seekor burung menyanyikan sebuah lagu menyedihkan tentang alasan-alasan bagi Tawa dan Tangis.

Tapi dalam ungkapan liar ia mendesahkan: KESIA-SIAAN!

Tapi aku tidak bisa melihat burung yang sangat aneh itu. malam ini terlalu gelap ... Tapi aku mendengarnya!
Ah! mendengar suara-suara tragis, yang tidak pernah diam ...

Tapi apa arti dari semua ini?

Di kubah langit yang biru, milyaran bintang-bintang menari dengan riang ...
Lantas? apa masalahnya jika disini, jarak terdekat dariku, Kejahatan menari dengan Penyesalan yang mendalam, dan Cinta dirangkul oleh Kematian? Bukankah ini tumbuhan pahit dan beracun dari padang rumput? Bukankah ini Lembah dimana para Dewa kuno abadi dilahirkan untuk tinggal, menikmati dan mencintai dalam kejahatan dan dosa?

Kemudian mereka bergabung dengan nelayan yang ditakdirkan untuk mengangkat batang fana mereka.

Inilah sebabnya mengapa mereka dikutuk ...

IV

Aku mendengar gemuruh suram dari dua suara yang berbeda.

Tangis Kehidupan dan tawa Kematian. Bagaimana mengesankannya mereka! ...

Tapi mengapa Kehidupan menangis? Mengapa Kematian tertawa?

V

Aku berusaha membuka mata lebar-lebar di bawah sinar matahari, tapi itu membutakanku.

Sekarang aku buta. Buta dan terkutuk ...

Aku tidak punya apa-apa selain kegelapan dan keheningan yang mendalam.

Aku tidak lagi punya kawan ataupun kekasih. Aku sendirian.

Kerajaan Bayangan dan Kematian adalah kerajaanku.

Aku meraung putus asa, tetapi sia-sia. Tangisan tak diakui-ku tersebar di gurun tak berujung. Ia meraung, ia bergemuruh, tetapi satu-satunya balasan hanyalah gema menyedihkan.

Sebuah gema dari kesedihan mendalam yang menyayat hati.

VI

Sekarang aku menjadi seorang pendosa buruk yang menunggangi Sentaurus dari Kejahatan hebat. Aku adalah pengantin pria dari keabadian yang meletakkan dirinya diatas gelombang besar kegelapan, aku berani bertaruh gelas darah melawan ciuman Misteri dari anak-anak berbahaya.

Tanganku kotor sebab semua yang telah ku sentuh adalah sesuatu yang kotor, tapi dalam kilauan pikiranku, bunga-bunga dari kemurnian terbesar dan keindahan sempurna telah berakar.

...

Seorang penyelam lautan yang dalam, aku telah turun ke bagian terdalam dari celah laut yang paling menakutkan untuk merampok harta karun yang sangat rahasia.

Seekor elang, aku telah membumbung ke penerbangan tertinggi di angkasa yang maha luas untuk merampok keanehan, misteri yang sangat halus.

Seekor binatang melata, aku telah merayap diatas tanah lembab untuk mengisap payudara oleh rasa manisnya yang tak akan habis, racun yang paling pahit.

Sekarang aku adalah seorang perenang nekat yang hilang dalam gelombang suram Kehidupan. Aku adalah seorang musafir, menghujat dan tertawa, yang mengembara di dunia gurun dimana hanya ada raungan setan dari gemuruh KESIA-SIAAN .

Dan inilah kenapa aku menyebut diriku dengan heroik - seiring dengan menjadi penyair - ". Seorang individu, yang benar-benar tidak bahagia"

Aku tahu bahwa aku adalah titik cahaya yang berangkat dengan sia-sia melalui suramnya kegagalan dari segala sesuatu.

Dan ini adalah, keputus-asaanku yang sungguh-sungguh, ini kesadaran oleh kesia-sianku sebagai manusia, yang membuatku makin mencintai Hidup. Tapi tidak kah kau lihat, teman-temanku, bahwa kegembiraan kesia-siaanku menyatu ke dalam kesedihan kesia-sianmu, lantas apakah kemudian keduanya akan bergabung ke dalam kesia-siaan Kematian?

Sumber :
https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/spiritual-perversity

16.6.11

Lagu Keabadian

(penggalan-penggalan tak diterbitkan diseumur hidup Novatore)



Ini adalah laut, luas dan tenang, lautku yang tenang dan damai!
Perahu kecil telah mengapit tebing yang tersenyum.
Alangkah lemah dan elegannya perahu kecil itu!

Oh sahabat-sahabatku, yang pucat dan menyedihkan, dengan hati titan yang gagah berani, datang, datanglah padaku! datang dan temukan aku di kedamaian. Kemudian seorang nelayan dengan rambut perak yang indah tiba di pasir bermandikan matahari pantai. Tidakkah kau melihat dayung emas disana ketika ia berkilau di bawah sinar matahari? Tidakkah kau melihat di kejauhan sana, seorang Pengantin wanita tersenyum pada kita?

Disini aku duduk, menunggumu!

*

Jadi kau telah tiba?

Aku belum pernah melihat langit tenang seperti wajahmu, sahabat-sahabatku! Betapa indahnya bila kita saling memahami dan berangkat bersama-sama, tanpa senjata, pada suatu perjalanan yang panjang ...

*

Semuanya sudah siap! Madu dan minuman manis untuk anak-anak kita dan bunga mawar segar untuk wajah cantik sang pengantin wanita. maka mari kita pergi, oh sahabat, mawar keabadian menanti kita!

Bagaimana mungkin kita mati setelah kita merayakan pernikahan kita dengan keabadian dan menyiapkan minuman-minuman manis untuk anak-anak abadi kita?

*
Kami sendirian, sendirian. aku berada di sebuah perahu kecil yang tersesat di laut. Tak ada lagi fajar, atau senja, atau tujuan! di kedalaman, di ketinggian dan di mana saja mereka bertemu, kami hanyalah matahari. Cahaya, panas, kebesaran, kedalaman dan jarak! Bagaimana menurutmu, sahabatku? Bukankah kau bahagia, lalu? Tidakkah kau melihat semua keindahan ruang tak berujung ini?

Dan mawar, Dimana mawar tersebut?

tidakkah kau merasakan ciuman keabadian tertinggi menyikat dahimu? Apakah kau tidak mendengar ia menuntut mahkota pengantin wanitanya?

*

Oh! Betapa lemah, betapa menyedihkannya daratan kering dimana kita pernah tinggal! Apakah kau masih ingat, sahabatku?

Disana dimana matahari terbit dan malam tiba! Disana dimana manusia menghitung waktu. Oh! sahabat, sahabat-sahabatku! aku diserang oleh rasa belas kasih tak terbatas untuk daratan yang buruk itu!

Tidak ... mari kita lupakan.

*

Berapa ribu tahun lagi itu akan terjadi sahabat-sahabatku, dimana kita akan mengapung di kedalaman gelombang besar yang naik ke bagian matahari; diatas matahari? Dan berapa ribu tahun lagi kita akan hidup?

Oh! Kegembiraan abadi, yang tak berujung, berbahagialah sekarang!

Sumber:
https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/eternity-s-song

10.6.11

Di dalam Kekuasaan Momok

"Tidak ada yang lebih dari Keindahan dan Kekuatan tetapi kekejaman dan kelemahan yang ditemukan, untuk menyamakannya, Keadilan."

Raffaele Valente


Aku percaya ia adalah mimpi menakutkan, bahkan kenyataan berdarah.

Aku terperangkap dan terkepung dalam lingkaran ganda antara obsesi dan kegilaan.

Dunia adalah gereja menjijikkan dari para pestulant tamak dimana semua memiliki berhala untuk disembah dengan hikmat dan altar untuk mengorbankan diri mereka.

Juga mereka yang menyalakan api pembakaran ikonoklastik untuk membakar salib dimana Sang manusia Tuhan dipaku, mereka masih belum memahami hingar bingar teriakan kehidupan maupun jeritan Kebebasan.

Setelah Yesus Kristus dari lubang legendanya meludahi wajah umat manusia, dengan penghinaan paling berdarahnya, menghimbau agar meniadakan diri mereka untuk mendekati tuhan, Revolusi Perancis yang datang dengan ironi ganas membuat seruan yang sama dengan memproklamirkan "hak asasi manusia ".

Dengan Kristus dan Revolusi Perancis manusia tidak akan sempurna. Salib Kristus melambangkan KEMUNGKINAN untuk menjadi MANUSIA, sedangkan "hak asasi manusia" melambangkan hal yang sama. Untuk mencapai kesempurnaan yang pertama kau harus menuhankan (bertuhan), yang kedua memanusiakan (melalui kristian dan moral).

Tapi satu dan lainnya sepakat menyatakan ketidaksempurnaan sang manusia individual, kemegahan diri, menegaskan bahwa hanya melalui realisasi ideal manusia bisa naik ke puncak kesempurnaan magis.

Kristus berkata kepadamu: jikalau kau akan dengan sabar menunggu kesunyian kalvari untuk kemudian memakumu diatas salib, menjadi sosok seperti AKU sang MANUSIA TUHAN, Kau akan menjadi manusia yang sempurna, layak duduk di sebelah kanan Bapa saya yang berada di kerajaan sorga.

Dan Revolusi Perancis berkata kepadamu: Aku telah menyatakan hak-hak manusia.

Jikalau kau akan dengan tulus masuk ke beranda (gereja), simbol dari keadilan sosial manusia untuk menghaluskan dan memanusiawikan melalui norma-norma moral kehidupan sosial, Kamu akan menjadi warga negara dan aku akan berikan hak asasi-mu, menyatakanmu sebagai manusia.

Tapi bila ada yang berani melemparkan nyala api ke atas salib dimana sang manusia Tuhan tergantung dan meja dimana hak asasi manusia dicatat miring untuk kemudian bersandar pada Kemurnian kekuatan merdeka dari pusat poros kehidupan individual, ia akan menjadi seorang penjahat tidak beriman yang akan dibuang ke dalam rahang berdarah dari dua momok sosial menyeramkan: ketuhanan dan kemanusiaan.

Di sebelah kanan api sulfat dan jurang kekal neraka menghukum DOSA, disebelah kiri bunyi membuat tuli dari gilotin menghukum KEJAHATAN.

Sikap dingin pengecut dari rasa takut manusia, tumbuh dari teorisasi mistik dan perasaan sakit, akhirnya telah berhasil mengalahkan naluri liar yang subur dan menghidupkan KETIDAKADILAN, satu-satunya Kekuatan dan Keindahan, Anak muda dan Semangat.

Kemajuan ? Dan Peradaban ?, Agama ? Dan kebaikan?, Telah menutup hidup dalam lingkaran fana dimana momok paling seram telah mendirikan pemerintahan menjijikkan mereka. Waktunya untuk mengakhirinya! Kita harus mematahkan lingkaran kekerasan ini dan keluar.

Jika legenda ilahi chimeras telah sangat mempengaruhi sejarah manusia dan jika sejarah manusia menghendaki pengudungan orang dengan naluriah istimewa agar tidak mengikuti jalan kami: pemberontak! bukan kesalahan kami jika luka dari simbolis Kristus menyemprotkan tetes nanah masalah diatas piringan merah kemanusiaan, kemudian menularkan kebusukannya pada orang banyak dengan memproklamirkan hak asasi manusia. Jika manusia menghendaki membusuk dengan sendirinya di lubang besar pembusukan sosial. Kami tidak akan berada di sana untuk membebaskan mereka!

Tapi kami mencintai dan ingin bebas memutarbalikkan matahari dalam rasa pedih dari panasnya dan ciuman terganasnya..

* * *

Jika aku lihat sekelilingku aku ingin muntah.

Disatu sisi ada ilmuwan yang harus ku percaya agar tidak menjadi bodoh. Disisi lain ada moralis dan filsuf yang harus ku terima firman-firmannya agar tidak menjadi biadab.

Kemudian datang seorang jenius yang harus ku muliakan dan seperti halnya pahlawan yang harus sok ku hormati. Kemudian datang rekan dan kawan, yang idealis dan materialis, ateis dan relijius dan semua monyet-monyet tak terhingga lainnya yang pasti dan tidak pasti ingin memberikan dewan baiknya kepadaku dan ke tempat tinggalku, pada akhirnya, demi sebuah jalan kebaikan. Karena secara alami jalan yang aku pilih adalah keliru, keliru seperti ide-ideku, pemikiranku, segalanya dariku. Aku seorang pria penuh kekeliruan.

Mereka bodoh dan lemah meliputi segalanya, dari mulai pemikiran bahwa kehidupan adalah panggilannya kepadamu untuk menjadi pemuka jemaat pada altar misi besar, karena kemanusiaan adalah panggilan menuju takdir besar.

binatang-binatang lemah dan menyedihkan ini dirusak oleh cita-cita palsu dan dirubah oleh kegilaan, tak pernah mampu memahami keajaiban tragis dan permainan hidup, seperti mereka tidak pernah bisa melihat bahwa kemanusiaan sama sekali bukan panggilan untuk suatu takdir besar. Jika mereka mengerti semua tentang itu, mereka akan memiliki setidaknya mengetahui bahwa yang disebut keberagaman sama sekali tak akan mematahkan tulang punggung untuk menaiki jurang terdalam yang memisahkan satu dengan yang lain.

Tapi aku tetaplah aku, aku tidak akan peduli apapun.

Dan suara gagak diantara bangkai-bangkai beraneka warna ini tidak perlu untuk mengubah kepribadian dan kebijaksanaan muliaku. Dengar tidak, monyet-monyet rasul dari kemanusiaan dan ketuhanan sosial, yang bergemuruh jauh dari momok (Tuhan) mu yang di atas?

Dengar, dengar! Itu adalah hujan kepuasaan dari tawa kemarahanku yang bergema!


Renzo Novatore
Didalam Pemerintahan Momok
1921
Ditulis Dengan Nama Samaran Brunetta L’incendiaria. (Terbit Di Vertice,
Arcola, 21 April 1921), diterjemahkan Dalam Bahasa Inggris Oleh Luther Blisset & Diobrutti 2008 – Kemudian Diterjemahkan Kembali Ke dalam Bahasa Indonesia Oleh Penari Senja 2010.
Didapat Kembali Pada 15 Juli, 2009 Dari http://theanarchistlibrary.org/HTML/Renzo_Novatore__In_The_Reign_of_The_Phantoms.html

7.6.11

Ikonoklastik Individualisme-ku

Aku telah meninggalkan kehidupan daratan selamanya
- Henrik Ibsen


1

Bahkan mata air murni akan Kehidupan dan Pemikiran yang menyembur segar dan tertawa diantara bebatuan pegunungan tertinggi demi memuaskan dahaga orang-orang dari alam terpilih, ketika ditemukan oleh para gembala penghasut dari peranakan borjuis dan kawanan proletar, dengan cepat menjadi berbau-busuk, kotor, menjadi kolam berlumpur. Sekarang giliran individualisme! Dari keropeng vulgar ke polisi konyol dan menjijikkan, dari penghianatan yang menyedihkan ke mata-mata hina, dari budak pengecut yang takut untuk melawan kepada tirani dan otoritas menjijikkan, semua berbicara tentang individualisme.

ia telah menjadi kebiasaan!

Intelektual liberal semu penderita TBC yang kurus dan konservatif, layaknya kaum demokrat penderita sipilis kronis, dan bahkan para eunuch sosialis dan para komunis anemik, semua berbicara dan bersikap sebagai individualis!

Aku memahami itu sejak Individualisme bukanlah sebuah sekolah atau partai, ia tidak akan menjadi "khas", tapi itu masih benar, orang-orang yang khas adalah individualis. Dan aku melompat sebagai salah satu yang khas ke medan perang, menarik pedangku dan membela ide-ide pribadiku sebagai seorang individualis ekstrim, sebagai yang khas tak terbantahkan, sejak kita dapat agak skeptis dan acuh, ironis dan sinis saat kita meinginkan dan mendapatkannya. Tetapi ketika kita dikutuk untuk mendengar lebih atau kurang kaum sosialis berteori dengan tidak hormat dan dengan kebodohan negara bahwa tidak ada ketidaksamaan antara ide-ide individualis dan kolektif, ketika kita mendengar seorang yang bodoh mencoba menjadi penyair titan akan kekutan heroik, dominator manusia, akan moral dan momok ilahi, yang bergetar dan berdenyut, bersukacita dan mengembangkan dirinya di luar baik dan buruk dari Gereja dan Negara, Masyarakat dan Kemanusiaan, dalam kelap-kelip aneh dari nyala api baru atas cinta tak diakui, seperti pencipta lirik Zarathustra's, yang beralih sebagai nabi buruk dan vulgar sosialisme, ketika kita mendengar seseorang mencoba untuk membuat ikonoklas tak terkalahkan dan tak tertandingi seperti Max Stirner keluar menjadi alat pendukung komunisme untuk digunakan ketika panik, maka pasti kita miliki senyum ironis menyeringai di bibir kita. Akan tetapi perlu untuk tegas bangkit menyerang dan mempertahankan diri, karena siapapun yang merasa bahwa ia benar-benar berprinsip individualis, maksud dan tujuannya tidak bisa mentolerir semua yang menjadi membingungkan dengan ketidakwajaran ketaksadaran rakyat banyak, yang berkumpul dan mengembik kepada otoritas.

2

Individualisme, karena aku merasa, memahami dan bersungguh-sungguh, tidak memiliki sosialisme, atau komunisme, maupun kemanusiaan hingga akhir. Individualisme adalah pilihan terakhirku. Gagasan-gagasan atrophied oleh positivisme Spencer, masih terus percaya bahwa mereka adalah individualis tanpa melihat bahwa guru terhormatnya pada akhirnya anti-individualis, karena ia tidak lebih dari monist radikal, dan, dengan demikian menjadi, kekasih bergairah dalam persatuan dan musuh sejati dari partikularitas (kekhususan). Seperti semua filsuf dan kurang lebih para ilmuwan monistik, ia menyangkal semua perbedaan, semua pertentangan. Ia mengorbankan realitas untuk menegaskan ilusi. Ia berusaha untuk menunjukkan realitas sebagai ilusi dan ilusi sebagai realitas. karena ia tidak dapat memahami keberagaman, fakta-fakta, ia mengorbankan satu dan yang lainnya di altar universal. Tentu, ia bertarung melawan negara atas nama individu, tetapi seperti setiap sosiolog di dunia ini, ia datang kembali untuk berkorban di bawah tirani lain masyarakat yang bebas dan sempurna, sejak itu memang benar, ia akan bertarung melawan negara, tetapi ia bertarung melawannya hanya karena negara tidak berfungsi seperti yang ia inginkan.

Tapi bukan karena ia telah memahami anti-kolektif, kecakapan istimewa anti-sosial untuk semangat aktivitas yang lebih tinggi, di antara emosi dan kekuatan heroik tanpa keseganan. Ia membenci negara, namun tidak mampu menembus atau memahami keanehan, para aristokratik, para pengembara, para individu-individu pemberontak!

Dan dari sudut pandang ini, aku tidak tahu mengapa si penipu lemah, antropolog gagal, kian lama kian membengkak dengan sosiolog Darwin, Comte, Spencer dan Marx, yang telah menyebar kotoran atas Pemikiran dan tokoh besar Seni seperti Nietzsche , Stirner, Ibsen, Wilde, Zola, Huysman, Verlaine, Mallarmé, dll, penipu yang disebut Max Nordau, aku ulangi, aku tidak bisa menjelaskan kepada diri sendiri mengapa dia belum juga disebut individualis ... karena, seperti Spencer, Nordau juga bertarung melawan negara ...

3

Giovanni Papini mengatakan hal ini tentang Spencer: "Seperti seorang ilmuwan, ia membungkuk di depan fakta-fakta, seperti seorang ahli metafisika, (ia membungkuk) di depan ketidakmampuannya untuk mengetahui, dan seperti seorang moralis, (ia membungkuk) di depan fakta kekal hukum alam. Filosofinya berisi rasa takut, ketidaktahuan dan kepatuhan: kebajikan yang besar di hadapan Kristus, tetapi kejahatan luar biasa untuk seseorang yang menginginkan supremasi individual. Ia tidak lebih dan tidak kurang dari pemalsu individualisme "Dan. Meskipun aku sama sekali bukan seorang Papinian, tapi dalam hal ini, aku sedang menyelesaikan kesepakatan dengannya.

4

E. Zoccoli adalah intelektual di antara jajaran terbesar dengan pengetahuan yang mendalam tentang ide-ide anarkis, tapi ia menyatakan dirinya sebagai seorang yang menyedihkan, borjuis moral. Dalam studi kolosalnya, anarki, setelah memagari - meskipun dengan tenang dan dengan beberapa alasan - menentang para agitator terbesar dari ide-ide anarkis, dari Stirner ke Tucker, Proudhon ke Bakunin, ia merasa iba terhadap Kropotkin karena ia menemukan bahwa seorang anarkis seperti dia tidak mampu mengembangkan anarkisme ilmiah yang baku dan sosiologi baru seperti dia membiarkan dirinya sendiri untuk menyebut semua kejahatan gila sebagai anarkisme ekstrim, atau Individualisme, kembali ke arus waras seorang positivistik kental, materialis dan humanis secara ilmiah, sistem semi-Spencer, karena pada akhirnya ditemukan ketidaksahan individu pada ilmu pengetahuan tersohor ini "sebelum luasnya tak terbatas ...". Dan untuk positivis, humanis, komunis, secara ilmiah bahwa Kropotkin nampaknya juga adalah laki-laki "kecil dengan berpura-pura bodoh" dan amin! Siapa pun yang berkonsentrasi pada sosiologi tidak akan dapat apa pun kecuali seorang ilmuwan kolektivitas yang melupakan individu dalam rangka mencari Kemanusiaan dan menaikkan Tahta Imperial di kaki siapapun yang harus aku tolak sendiri dan berlutut dengan emosi yang mendalam.
Dan ketika semua anarkis memiliki konsep agung kehidupan, E. Zoccoli juga akan bahagia dan puas, karena dengan menyerupai pose seorang nabi (ia) berkata kepada manusia: " Aku telah datang untuk menawarkan kemungkinan hidup baru!" , ia berpaling kepada kami dan berkata: "Semoga anarkis kembali ke (legal) kebenaran dan mungkin tepat harapannya, cepat untuk memperluas perlindungan kepada mereka juga ..."

Tapi apakah itu benar?

Kita berkata bersama Stirner:

"kebenaran adalah ruh dari masyarakat. Jika Masyarakat memiliki kehendak, kehendak ini adalah kebenaran sederhana: Masyarakat hanya akan ada melalui kebenaran. Tapi ia berlangsung terus hanya untuk berlatih kedaulatan di atas kebenaran individual inilah kedaulatan kehendak. Aristoteles mengatakan bahwa keadilan adalah buah dari masyarakat. "

Tapi "semua kebenaran yang ada adalah –hukum asing [kebenaran]; seseorang mengeluarkanku untuk menjadi benar, ‘melakukan kebenaranku’. Tapi aku harus berada di dalam kebenaran. Oleh karena itu jika seluruh dunia tidak bisa menerimaku lagi, lantas? lagian juga kebenaran apa lagi yang ku dapatkan di negara, masyarakat, tapi semua kebenaran itu asing bagiku? Ketika si tolol mengeluarkanku pada kebenaran, maka aku tumbuh tidak percaya kepada kebenaran, aku tidak suka menerima itu darinya. Tapi, bahkan ketika seorang bijaksana mengeluarkanku pada kebenaran, meskipun demikian, aku bukan di sisi kebenaran oleh karena-nya. Apakah aku berada dalam kebenaran independen sepenuhnya yang dipenuhi orang-orang bodoh dan orang-orang bijaksana. Sekarang kita tambah definisi dari kebenaran bahwa ia liar. Jerman yang tak terkalahkan memberi kita, satu pepatah Protagoras yang terkenal: "manusia adalah ukuran dari segalanya", dan kemudian kita bisa berangkat untuk berperang melawan semua kebenaran eksternal, keadilan eksternal , karena "keadilan adalah buah dari masyarakat".

5

Aku tahu! aku tahu dan mengerti: ide-ideku lah yang tidak baru - mungkin luka yang sangat sensitif di hati dari humanis modern, yang berkembang biak dalam jumlah besar diantara orang-orang subversif, dan para pemimpi romantis akan secercah sinar yang, menebus dan kemanusiaan sempurna, menari di satu dunia yang mempesona dari biasanya, berbahagia bersama dengan musik seruling ajaib akan perdamaian tanpa akhir dan persaudaraan universal. Tapi siapapun yang mengejar momok yang berkelana jauh dari kebenaran, dan kemudian diketahui bahwa yang pertama membakar nyala api dari pemikiran berkaratku adalah bagian dari dalam diriku, diriku yang sebenarnya! Sekarang pada nyala api dari Ideku yang terbakar, aku juga menjadi nyala api, dan aku terbakar, aku hangus, aku rusak...

Hanya mereka yang menikmati merenungkan gunung berapi mendidih itu menyemburkan ke-sinis-an, ledakan lava dari rahim berapi-apinya menuju bintang-bintang, kemudian membiarkan mereka jatuh ke dalam kekosongan atau diantara Kota kematian dari manusia-manusia pengecut, bangkai saudara-saudaraku, membuat mereka berlari pada penerbangan penuh ketakutan keluar dari dinding berlumut -gubuk kertas mereka, tempat yang sangat tidak menyenangkan dengan bau tengik, cita-cita lama, harus mendekatiku.

Aku pikir, aku tahu, bahwa selama dimana ada manusia, akan ada masyarakat, sejak peradaban busuk dengan industri dan kemajuan mekanis ini telah membawa kita ke titik di mana bahkan tidak mungkin untuk kembali ke zaman gua yang patut di tiru dan pasangan ilahi yang mengangkat dan membela mereka yang terlahir dari kebebasan mereka dan naluriah cinta seperti warna kuning tua, kucing seperti singa betina, menghuni hutan yang sangat indah, wangi, berwarna hijau dan liar. Tapi tetap saja aku tahu dan aku pikir dengan kepastian yang sama bahwa setiap bentuk masyarakat – jelas karena ini adalah sebuah keinginan dari –masyarakat, untuk kepentingannya sendiri, ingin menghina individu. Bahkan komunisme, ia- sebagai ahli teori mengatakan kepada kita – inilah bentuk yang paling sempurna secara manusiawi, masyarakat hanya akan dapat menghargai salah satu anggota yang lebih atau kurang aktif, lebih atau kurang terhormat dariku!. “aku tidak akan pernah bisa menjadi layaknya orang yang berjasa melalui komunisme karena aku akan menjadi seperti diriku sendiri, sepenuhnya diriku sendiri, sebagai yang khas dan, oleh sebab itu, tidak bisa dimengerti oleh kolektivitas. Tapi dalam diriku yang paling tidak bisa dimengerti, paling misterius dan sukar dimengerti oleh kolektivitas, justru itulah hartaku yang paling berharga, yang paling aku sayangi dengan baik, karena inilah keintimanku yang terdalam yang aku sendiri cintai dan bisa jelaskan, karena hanya aku sendiri yang memahaminya”.

Itu sudah cukup, sebagai contoh, jika aku berkata kepada komunisme: " tanpa perlu melakukan apa-apa golongan terpilih tetap ada " seperti kata Oscar Wilde, untuk melihatku diusir dari perjamuan suci para Dewa baru seperti Siberia lepra! Namun orang yang memiliki kebutuhan mendesak untuk menjalani hidup-nya di ketinggian dan kemuliaan intelektual dan atmospir spiritual dari pemikiran dan kontemplasi tidak akan bisa memberikan apa-apa secara material atau moral yang berguna dan baik kepada masyarakat, karena apa yang ia bisa berikan tidak akan dapat dimengerti, dan karena ia berbahaya dan tidak bisa diterima, sebab ia hanya bisa memberikan doktrin aneh untuk mendukung kegembiraan hidup dalam kemalasan kontemplatif. Tetapi dalam masyarakat komunis - seperti pada masyarakat lainnya dimana akan lebih buruk lagi – “seperti doktrin yang memiliki efek korupsi diantara barisan dari mereka yang harus memproduksi untuk pemeliharaan dan keseimbangan kolektif dan sosial”. Tidak! Setiap bentuk masyarakat adalah produk dari mayoritas. Bagi si jenius hebat dan si pelanggar hukum berat, tidak ada tempat lagi di dalam kejayaan yang mendominasi dan menguasai.

6

Seseorang akan mengajukan keberatan padaku, bahwa di Dawn vermillion, ini malam mulia dari para tentara dan perang,dimana catatan yang sangat penting dan bersemangat dari senjakala hebat tuhan-tuhan lama bergema dengan menyolok sekali, sedangkan di cakrawala, sinar emas dari senyum masa depan telah bersinar, tidak baik untuk membawa ke-intim-an tertentu dan pemikiran jahat ke dalam sinar mentari. Ini merupakan cerita lama dan bodoh! Aku berumur 28 tahun, selama lima belas tahun aku telah aktif di kamp libertarian dan aku hidup seperti anarkis pada umumnya, dan aku mengatakan hal yang sama, hal-hal yang sama sepanjang waktu:
"Demi kasih harmoni ..."

"Demi cinta dari kata-kata yang keluar..."

"Untuk penebusan Revolusi Sosial berikutnya ..."

"Untuk ..." tapi kenapa terus!

Cukup! Aku tidak bisa tinggal diam!

"Jikalau aku masih tidak menerbitkan naskah yang terkunci di laciku, naskah dari suatu karya yang paling indah yang akan memberikan pembaca sensasi kenikmatan tak diketahui dan akan mengungkap dunia yang tak diketahui, jikalau aku yakin bahwa manusia akan menjadi pucat dengan rasa takut atas lembaran-lembaran ini, dan kemudian terus berjalan dengan lambat melalui jalan kecil yang sunyi dengan matanya yang ganas terbelalak dalam kekosongan, dan kemudian dengan sinis mencari kematian ketika kegilaan tidak datang menemuinya dengan tawa yang mengancam seperti deru angin dan permainan drum menyeramkan dengan jari tak terlihat yang menghancurkan otak; jikalau aku yakin wanita akan tersenyum menjijikkan dan berbaring dengan rok diangkat di tepi jalan setapak, menunggu pria manapun, dan pria itu tiba-tiba akan melemparkan dirinya pada-nya lalu mengoyak vulva dan tenggorokan dengan gigi-nya; jikalau gerombolan orang-orang mabuk, lapar memburu beberapa orang yang sukar tertangkap dengan pisau dan kematian menjadi antara dan mengekalkan kebencian mendalamnya, jikalau suatu saat nanti ketenangan, kedamaian jiwa, cinta, kesetiaan, persahabatan akan menghilang dari muka bumi, dan turbulensi, kegelisahan, kebencian, penipuan, permusuhan, kegilaan, kegelapan dan kematian akan berkuasa di tempatnya selamanya, dan jikalau sebuah buku terindah yang aku tulis, masih tidak diterbitkan dan terkunci di laci, aku harus melakukan sesuatu untuk semua ini, aku akan menerbitkan buku itu dan takkan ada kedamaian sampai ia diterbitkan. "
Jadi Persio Falchi menulis dalam Forca beberapa tahun yang lalu untuk mengutarakan konsepnya tentang Kebebasan Seni, dan lantas sekarang aku ulangi di Iconoclasta! untuk menyampaikan konsepsiku tentang Kebebasan berpikir.

Ini merupakan kebutuhan mutlak dan mendesakku untuk memulai ke dalam kegelapan badai dan kejahatan cahaya dari pikiranku dan yang tak masuk akal dan senyum mengejek dari ide-ide luar biasaku yang ingin bebas berkelana, bangga dan megah,mempertunjukkan ketelanjangannya tanpa malu-malu dan penuh semangat, melalui dunia dalam mencari rangkulan yang kuat. Tidak ada yang bisa lebih revolusioner dariku, tapi ini justru mengapa aku ingin membuang air raksa merusak dari pikiranku ke tengah-tengah impotensi uzur dari Pemikiran Manusia kasim. Seseorang tidak bisa menjadi setengah revolusioner dan seseorang tidak bisa setengah-berpikir. Hal ini diperlukan untuk menjadi seperti Ibsen, revolusioner dalam pengertian yang paling radikal dan sempurna dari kata itu. Dan aku merasa bahwa aku seperti itu!

7

Sejarah, materialisme, monisme, positivisme dan semua paham lain di dunia ini adalah pedang tua dan berkarat yang tidak berguna bagiku dan tidak akan menjadi perhatianku. Prinsipku adalah kehidupan dan akhirku adalah kematian. aku ingin menjalani hidupku dengan intens sehingga aku dapat merangkul kematian tragis-ku.

-“Kau menantikan revolusi? Baiklah kalau begitu! Aku sendiri sudah mulai sejak lama! Bila kau telah siap –Oh, tuhan, betapa ini sebuah penantian yang tak ada habis-habisnya!– aku tidak keberatan berjalan denganmu untuk sementara! Tapi ketika kau berhenti aku akan melanjutkan kegilaanku dan berjalan dengan jaya menuju penaklukan besar dan mulia atas kehampaan!
Setiap masyarakat yang kau bangun akan memiliki batasan-batasannya. Dan pada batasan-batasan dari setiap masyarakat, para pengembara gagah berani dan gelisah akan berkelana, dengan pikiran murni dan liarnya – yang hanya akan hidup dengan perencanaan yang selalu baru dan pecahnya pemberontakan yang dahsyat!
Aku akan berada di antara mereka!

Dan setelah aku, seperti sebelum aku, akan selalu ada yang berkata manusia:
"Maka berpalinglah kamu dari tuhan dan berhala-mu. Temukan apa yang tersembunyi dalam dirimu, bawalah ke terang;! Ungkapkan sendiri "

Karena setiap orang yang, mencari kekuatan batin sendiri dan mengeluarkan apa yang misterius tersembunyi di dalamnya, itulah bayangan gerhana dari segala bentuk masyarakat yang hidup di bawah sinar mentari!

Semua masyarakat gemetar ketika aristokrat penuh rasa penghinaan terhadap para pengembara, yang khas, yang tak terdekati, penguasa atas ideal, dan sang penakluk tak tercegahkan dari kehampaan masa depan. Jadi, ayolah, ikonoklas, maju!

Sudah tumbuh firasat langit gelap dan sunyi!

Arcola, Januari 1920


Renzo Novatore
My Iconoclastic Individualism
1920
Revisi terjemahan oleh Penari Senja 2010
Didapat kembali pada tanggal 8 september, 2010 dari
https://sites.google.com/site/anarchyinitaly/renzo-novatore/my-iconoclastic-individualism