Prawacana oleh Penerjemah Indonesia

Prawacana Oleh Penerjemah Indonesia

Pamflet ini adalah kumpulan tulisan-tulisan dari sang egois ekstrimis dan illegalist Renzo Novatore. Seorang anarkis individualis murni yang memberontak melawan pemerintahan kristian dan rezim fasis Italia yang sedang bergejolak pada saat itu. Berisikan 15 karya-karyanya yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, juga tulisan dari Enzo Martucci (seorang sahabat dari Renzo Novatore) tentang perjalanan hidup sang iconoclast Novatore dan kenangannya bersamanya, serta dilengkapi dengan catatan biografis dan pengantar dari Wolfi Landstreicher. Novatore pada masa itu dengan tegas menentang gereja beserta nilai-nilainya di masyarakat. Tak heran jika ia menjadi musuh nomor satu yang dicari-cari oleh otoritas dan orang-orang yang membencinya. Hingga akhir hayatnya, hari-harinya ia isi dengan pelarian dan pemberontakan, berpindah-pindah, menyebut dirinya sebagai pengembara intelektual yang kemudian ia tuangkan di salah satu karyanya. Salah satu tulisannya yang terkenal; Menuju Ketiadaan Kreatif. 1924. berisikan syair-syair puitis revolusioner yang menghentak. Penuh kritikan dan hinaan terhadap pemerintahan borjuis-kristian, peradaban demokratis, komunis, sosialis, hingga kaum proletar yang kemudian ia sebut sebagai katak-katak proletar yang menyedihkan. Ia mengatakan bahwa, untuk keluar dari jurang terdalam pembusukan sosial, masyarakat perlu untuk menegaskan individualitasnya, yang kemudian akan mengangkat manusia keluar dari batas-batas menuju puncak tertinggi kerohanian.

Tulisannya yang pertama saya baca adalah Menuju Badai. 1919. yang saya dapat dari seorang sahabat yang juga menjadi rekan saya dalam menterjemahkan Jeritan Pemberontakan. Ucapan terima kasih yang sangat saya persembahkan untuk sahabat saya Thomas. Dari sinilah kemudian muncul niat kuat saya untuk menterjemahkan karya-karyanya yang lain dan menerbitkannya ke dalam sebuah pamflet. Sebab, sulit untuk menemukan karya-karya anarkis kontemporer seperti ini, dengan gaya penulisan yang khas dan sangat agresif, tanpa romantisme atau moralisme, bisa disebut Futurisme, gaya sastra yang muncul pada awal abad kedua puluh, yang bertujuan untuk memutuskan hubungan dengan abad lalu dan menciptakan gaya baru yang sesuai dengan perubahan besar dalam dunia baru.

Mulai saya terjemahkan ke dalam bahasa indonesia sejak pertengahan tahun 2010 dan akhirnya berhasil saya rangkumkan menjelang akhir tahun 2011. Walaupun begitu, banyak kendala yang saya temui selama proses penerjemahan teks ini. Beberapa terminologi klasik dalam bahasa itali agak sulit untuk menemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Inilah kendala utama yang paling sering dihadapi saat menterjemahkan teks-teks berbahasa inggris ke dalam bahasa indonesia. Oleh karena itu, beberapa kalimat diubah untuk mencari pengganti kata yang sesuai agar lebih memudahkan menanggapi, tetapi bersamaan dengan itu saya mencoba untuk tidak meninggalkan esensinya. Pamflet ini juga merupakan revisi terjemahan yang ke tiga dari bahasa itali ke bahasa inggris yang saya dapat kembali dari situs anarchyinitaly. Besar kemungkinan terjadi proses distorsi atau perubahan-perubahandi dalam karya-karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa selama beberapa tahun terakhir ini oleh berbagai kelompok dan individu-individu. Begitu pun pamflet ini, juga akan kehilangan originalitasnya. Saya tidak bisa memastikan atau menjanjikan kesempurnaan sejak saya menyadari kemampuan dan keterbatasan saya seorang diri.

Menentukan padanan kata yang paling tepat untuk menterjemahkan Toward The Creative Nothing yang aslinya dalam bahasa italia berjudul Verso il Nulla Creatore ternyata tidak mudah. Butuh waktu yang lumayan lama dengan sedikit banyak pertimbangan-pertimbangan hingga akhirnya saya memutuskan Menuju Ketiadaan Kreatifsebagai terjemahan dan judul yang paling tepat dan sekaligus mewujudkan dan merefleksikan teks-teks syair di dalamnya, seperti terlihat dalam sepenggal kalimat berikut ini “The abyss awaits us, we leap into it in the end: Toward the creative nothing”.

Novatore dalam beberapa karyanya menghina dengan sangat katak-katak proletar, yaitu mereka yang terus tereksploitasi dan tertindas oleh kaum borjuis tapi tetap tenang dan mengamininya seakan-akan itu menjadi sesuatu yang semestinya. Tapi, mengapa demikian? apakah ini kenapa Ia menyebut dirinya sebagai seorang anarkis individualis? Seorang egois? atau mereka yang tak meletakkan segala kepentingannya di atas orang banyak, mereka yang memperjuangkan keinginanya atas kehendaknyasendiri.

Ia tertarik dengan teori-teori yang dijelaskan oleh Stirner, khususnya konsepsi individualisme sebagaikebangkitan ego, tujuan tertinggi bagi seseorang dengan mengingat kepentingannya sendiri dankemudian mendefinisikan dirinya sebagai seorang "Individual One". Oleh karena itu, dari tahun 1908 dan seterusnya, ia menganggap dirinya sebagai seorang anarkis-individualis, seorang dengan pengaruh nihilis yang kuat.

Beberapa kutipan khas pemikiran Novatore adalah:

"Saya seorang anarkis-individualis, jadi saya tidak mau dan tidak akan mendukung perjuangan komunisme ateistik, karena saya tidak percaya pada elevasi agung orang-orang banyak dan saya menolak realisasi Anarki dipahami sebagai suatu bentuk kehidupan sosial bagi manusia. "

“Anarki bagi saya adalah jalan untuk mendapatkan realisasi manusia individual. Manusia Individual bukan berarti realisasi anarki. Jika itu benar, anarki tetap akan menjadi momok, jika impian manusia lemah akan anarki sebagai tatanan sosial, manusia yang kuat akan mengamalkannya sebagai Individualisasi.”

Salah satu pendapatnya adalah bahwa manusia, sebagai warga negara dan anggota masyarakat, selalu terancam oleh dua "momok" sosial: hak asasi manusia, yaitu Negara dan Kristus, itulah agama.

Ia menegaskan bahwa:

"Salib Kristus melambangkan KEMUNGKINAN kamu untuk menjadi MANUSIA, sedangkan’ hak-hak manusia’ melambangkan hal yang sama. Untuk Mencapai kesempurnaan yang pertama kamu perlu untuk menuhankan, yang kedua memanusiakan. Tetapi kedua hal tersebut jelas menyatakan ketidaksempurnaan manusia-individual. Ego sejati menegaskan bahwa hanya melalui realisasi ideal manusia dapat naik ke puncak kesempurnaan magis.

Kristus berkata kepadamu: “jikalau kau akan dengan sabar menunggu kesunyian kalvari untuk kemudian memakumu diatas salib, menjadi sosok seperti AKU, sang MANUSIA TUHAN, Kau akan menjadi manusia yang sempurna, layak duduk di sebelah kanan Bapa saya yang berada di kerajaan sorga”.

Dan Revolusi Perancis berkata kepadamu: Aku akan menyatakan hak-hak manusia. Jikalau kau akan dengan tulus masuk ke beranda (gereja), simboldari keadilan sosial manusia untuk menghaluskan dan memanusiawikan-mu melalui norma-norma moral kehidupan sosial, Kamu akan menjadi warga negara dan aku akan berikan hak asasimu, menyatakanmu sebagai manusia.

Tapi bila ada yang berani melemparkan nyala api ke atas salib dimana sang manusia Tuhan tergantung dan meja dimana hak asasi manusia dicatat miring untuk kemudian bersandar pada kemurnian kekuatan merdeka dari pusat poros kehidupan individual, ia akan menjadi seorang penjahat tidak beriman yang akan dibuang ke dalam rahang berdarah dari dua momok sosial menyeramkan: ketuhanan dan kemanusiaan.

Di sebelah kanan api sulfat dan jurang kekal neraka menghukum DOSA, disebelah kiri, bunyi membuat tuli dari gilotin menghukum KEJAHATAN.

Jadi, untuk agama dan Negara, manusia tidak akan pernah sempurna kecuali jika kau memutuskan untuk berlutut di depan dua momok sosial.

Novatore menganggap kerja-upahan hanyalah bentuk yang lebih halus dari perbudakan, dan ia sering berkata, ketika melihat pekerja yang lusuh dibalut keringat dan debu: "Apakah dia seorang manusia?." Jadi dia pikir, dalam filsafat pribadinya tentang hidup, bahwa ia memiliki hak untuk mengambil alih dari orang-orang kaya apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sehari-hari, dan menggunakan paksaan bukan-lah masalah baginya. Ia kemudian menulis:

Aku bukan pengemis […]Aku hanya mengambil apa yang berhak untuk aku ambil dengan daya kemampuan-ku.

Pada bulan Mei 1919, kota La Spezia berada di bawah kendali Komite Revolusioner memproklamirkan diri, yang dirampas polisi dan pasukan borjuis selama beberapa minggu. Meskipun seorang individualis, Novatore (yang masih buron) berada di garis depan Komisi karena ia percaya bahwa hal yang paling penting adalah untuk menyalakan api revolusi di antara orang-orang dan memulai pemberontakan yang radikal menentang apa yang disebut status quo. Ia berkata.

-“Kau menantikan revolusi? Baiklah kalau begitu! Aku sendiri sudah mulai sejak lama! Bila kau telah siap –Oh, tuhan, betapa ini penantian yang tak ada habis-habisnya!– aku tidak keberatan berjalan denganmu untuk sementara! Tapi ketika kau berhenti aku akan melanjutkan kegilaanku dan berjalan dengan jaya menuju penaklukan besar dan mulia atas kehampaan!

Novatore, setelah pemberitahuan yang jelas bahwa tidak ada lagi tempat baginya di masyarakat, memiliki dua pilihan: bergabung dengan gerakan fasis dan menjadi warga negara yang baik, satu lagi domba di antara para domba atau melarikan diri ke Perancis seperti yang banyak dilakukan oleh rekan-rekannya yang lain. Novatore memilih pilihan ketiga: menjadi bandit dan pemberontak, berjuang hanya untuk dirinya sendiri di atas tebing dari setiap lembaga manusia. Tentu saja, meninggalkan istri tercinta, anak dan sahabat-sahabatnya adalah pilihan yang sulit baginya, tapi ia adalah seorang anarkis koheren sejati. Pada musim panas tahun 1922 ia bergabung dengan gerombolan perampok inspirasi anarkis yang terkenal: Sante Pollastro, dan dicari oleh polisi sebagai musuh masyarakat meskipun usianya masih muda.

Novatore menikah dan memiliki dua anak pada saat itu. Pada bulan-bulan terakhir tahun 1918, putranyawafat, Novatore kembali ke rumahnya, mempertaruhkan penangkapannya hanya untuk memberikan ucapan perpisahan yang terakhir kepada jenazah si kecil. Kemudian ia pergi lagi. Selama musim panas 1919, Italia diguncang oleh sejumlah protes besar, pemogokan dan pemberontakan setempat terhadap kebijakan pemerintah yang mendatangkan malapetaka, represi berat dari polisi, biaya hidup yang tinggi dan kondisi menyedihkan dari kaum pekerja.

Peradaban industri kapitalis akan mencapai senjanya, dan ketika saat itu tiba, jiwa-jiwa bebas akan merayakan kegembiraannya dengan sebuah balada dan tarian senjakala.

Makassar 2012

Hidayat

Swatantra@riseup.net

11.4.11

Renzo Novatore

Oleh Enzo Martucci (revisi terjemahan oleh Stephen Marietta)

Jiwaku adalah kuil tanpa kesusilaan
Dimana lonceng dosa dan kejahatan,
Bergairah dan suka menentang,
Memekikkan pemberontakan dan keputusasaan.



Kata-kata yang ditulis pada tahun 1920 ini memberikan kita sekilas pandangan Promethean Renzo Novatore.

Novatore adalah seorang penyair akan kehidupan yang bebas. Tak bertoleransi dengan setiap ikatan dan batasan, ia ingin mengikuti setiap naluri yang meningkat dalam dirinya, memahami segala sesuatu dan merasakan semua sensasinya – semua yang mengarahkannya pada jurang dan semua yang menuntunnya menuju bintang-bintang. Lalu pada saat kematian melebur menjadi kehampaan, menikmati hidup dengan sungguh dan heroik sehingga dapat mencapai kekuatan penuh sebagai manusia seutuhnya.

Anak seorang petani miskin dari Arcola, Italia, Abile Riziero Ferrari (Reno Novatore) segera menunjukkan kepekaan yang besar dan pemberontakan. Ketika ayahnya menyuruhnya untuk membajak ladang, ia malah melarikan diri, mencuri buah dan ayam untuk dijual sehingga ia bisa membeli buku untuk dibaca di bawah pohon di hutan. Dengan cara inilah ia mendidik dirinya sendiri dan dengan cepat berkembanglah rasa sebagai seorang penulis non-konformis. Melalui ini pula ia temukan alasan atas naluri kebenciannya terhadap segala penindasan dan pembatasan, kepada prinsip-prinsip dan lembaga-lembaga yang mereduksi orang-orang pada ketaatan dan penolakan.
Semasa muda ia bergabung dengan kelompok anarko-komunis Arcola, tapi ia tidak puas dengan harmoni dan kebebasan terbatas masyarakat baru yang mereka nantikan begitu bersemangat. "Aku bersamamu untuk menghancurkan tirani masyarakat yang ada," katanya, "tapi ketika kau telah melakukannya dan mulai membangun lagi, maka aku akan menentang dan melampauimu."

Hingga pada usia lima belas tahun, Renzo kemudian mencakupkan perihal gereja di puisinya, dengan bebas dan tak berpihak, ia tak pernah menanamkan sedikit pun akar “suka berteman” dalam kehidupannya di desanya. Tetapi sering kali ia terlihat dalam konflik dengan orang-orang maupun dengan hukum. Ia mempermalukan keluarga terhormatnya, mengherankan melihat perbuatan mereka yang bagaikan iblis .

Novatore, yang dipengaruhi oleh Baudelaire dan Nietzsche, menegaskan bahwa kita memiliki kebutuhan dan aspirasi yang tidak bisa dipenuhi tanpa mencederai kebutuhan dan aspirasi orang lain. Oleh karena itu kita harus meninggalkan salah satu dari mereka dan menjadi budak, atau memuaskan mereka dan masuk ke dalam konflik dengan Masyarakat, apapun itu akan mungkin, bahkan bila ia menyebut dirinya anarkis.
Novatore:

Anarki bukanlah bentuk sosial, tetapi sebuah metode individuasi. tidak ada masyarakat yang akan menyerahkan padaku lebih dari batas kebebasan dan kesejahteraan yang diberikan kepada setiap anggotanya. Tapi aku tidak puas dengan ini dan ingin lebih. Aku ingin semua kekuatan untuk menaklukkan ku miliki. Setiap masyarakat berusaha untuk membatasiku dengan batas yang diijinkan dan dilarang. Tapi aku tidak mengakui batas-batas tersebut, karena tidak ada yang dilarang dan semua diperbolehkan bagi mereka yang memiliki kekuatan dan keberanian.
Akibatnya, anarki. yang merupakan kebebasan alamiah individu terbebas dari penindasan menjijikkan penguasa spiritual dan material, bukan pembentukan masyarakat baru yang menyesakkan. " Ini adalah pertarungan yang menentukan melawan semua masyarakat - kristian, demokratis, sosialis, komunis, dll.. Anarkisme adalah perjuangan abadi dari sebuah minoritas kecil diluar aristokrat terhadap semua masyarakat yang saling mengembik satu sama lain di atas panggung sejarah.

itulah ide-ide yang diungkapkan oleh Novatore dalam Il Libertario dari La Spezia, L'Iconoclasta dari Pistoia, dan jurnal anarkis lainnya. Dan ini adalah ide yang kemudian mempengaruhiku sebab aku juga siap untuk menerimanya.
Selama Perang Dunia I, Novatore menolak untuk ikut berjuang sebab perang itu bukanlah dirinya dan membawanya ke pegunungan. Cerdas, berani, dan waspada, pistolnya selalu siap mengagalkan setiap usaha otoritas untuk menangkapnya. Di akhir perang, para pembelot mendapatkan amnesti dan ia bisa kembali ke desanya di mana istri dan anaknya menunggunya.

Aku berusia enam belas tahun dan telah meninggalkan rumah dan sekolah, membebaskan diri dari keluarga borjuisku, yang telah melakukan segala sesuatu yang mereka bisa untuk menghentikan kegiatan anarkisku. Dalam perjalananku ke Milan melewati Saranza, aku berhenti untuk mengenal Novatore, setelah membaca artikelnya "My Iconoclastic Individualism". Renzo langsung datang menemuiku bersama dengan seorang anarkis lain yang disebut Lucherini.

Kami melewati saat-saat tak terlupakan bersama. Diskusi kami panjang dan ia membantuku mengisi kesenjangan dalam pemikiran-pemikiranku, mengarahkanku jalan pemecahan dari banyak masalah mendasar. Aku terkesan dengan semangatnya yang besar.
Penampilannya mengesankan. Dengan tinggi sedang, tubuh yang atletik, dan memiliki dahi yang besar. Matanya terlihat bersemangat dan mengekspresikan kepekaan, kecerdasan dan kekuatan. Ia memiliki senyum ironis yang mengungkapkan penghinaan terhadap semangat superior orang-orang dan dunia. Dia berumur tiga puluh satu tahun, tetapi telah memiliki aura jenius.

Setelah dua bulan berkeliaran di Italia dengan polisi yang terus membayangiku, aku kembali ke Arcola untuk melihat Renzo lagi. Tapi Emma, istrinya, mengatakan kepadaku bahwa ia juga diburu dan bahwa aku hanya bisa bertemu dengannya pada malam hari di hutan.

Sekali lagi kami melakukan diskusi panjang dan aku menghargai kualitas luar biasanya sebagai seorang penyair, filsuf dan seorang pria dengan tindakan yang lebih. Aku menghargai kekuatan, kecerdasan dan kepekaannya yang bagus layaknya dewa Yunani atau binatang ilahi. Akhirnya kami berpisah untuk yang terakhir kalinya pada saat fajar menyingsing.

Kami berdua ada dalam kondisi yang mengerikan. Kami dalam perjuangan terbuka melawan Masyarakat, yang akan sangat senang untuk melempar kami ke dalam penjara. Renzo telah diserang di rumahnya di Fresonaro oleh sekelompok fasis bersenjata yang dimaksudkan untuk membunuhnya, tapi ia mendorong mereka pergi dengan granat buatan. Setelah itu ia harus menjaga jarak aman dari desa.

Meskipun menjadi seorang criminal, perlawanan terus berlanjut dengan mengembangkan ide-ide anarkis individualisnya di koran libertarian. Aku melakukan hal yang sama dan kami membangkitkan kemarahan para teoretikus anarko-komunisme. Salah satunya, Profesor Camillo Berneri, yang kami uraikan di L'Iconoclasta terbitan Oktober 1920, sebagai “seorang paranoid penderita megalomania yang mengagungkan filsafat gila dan menjadi masa dari kemerosotan sastra, seorang seniman peniru yang lemah diantara opium dan ganja, sirine begitu bayak dalam satu jam

Aku tidak bisa menjawab karena pada waktu itu aku telah ditangkap dan mendekam dalam penjara. Tapi Renzo membalasnya untuk kami berdua dan kemudian mengambil tugas. "sulit untuk menemukan semangat dan api seorang anarkis sejati bak kutu buku yang satu ini ".

Lebih dari satu tahun kemudian aku untuk sementara dibebaskan dari penjara, tapi aku tidak dapat mencari tahu apa-apa tentang keberadaan Renzo. Akhirnya aku menerima kabar buruk bahwa ia telah terbunuh.

Ia terbunuh di sebuah penginapan di Bolzaneto, dekat Genova, bersama dengan illegalist pemberani S.P, ketika sekelompok carabinieri yang menyamar sebagai pemburu datang. Novatore dan S. P segera melepaskan tembakan dan polisi pun menanggapi. Hasil tragis dua mati, Renzo dan Marasciallo Lempano dari pihak carabinieri, dan satu polisi terluka. Ini terjadi pada tahun 1922: beberapa bulan sebelum pawai fasis di Roma.

Seorang penyair hebat dan asli, yang meletakkan pikiran dan perasaannya ke dalam tindakan, menyerang kawanan domba dan gembala kotor, meninggal pada usia tiga puluh tiga tahun. Ia menunjukkan bagaimana dapat hidup dalam intensitas, bukan dalam durasi seperti yang diinginkan dan dilakukan oleh kumpulan pecundang.

Setelah kematiannya diketahui, bersama dengan beberapa orang yang lainnya, kebohongan telah dipersiapkan untuk menyerang masyarakat dan air mata bagi mereka yang telah menolak individualisasi. Dan di Pengadilan Assizes dimana kaki-tangannya diadili, penasihat mengakui keberaniannya dan menyebutnya sebagai "campuran kekuatan antara cahaya dan kegelapan, cinta dan anarki, kebaikan dan kejahatan."
Beberapa teman mengumpulkan beberapa tulisannya dan menerbitkannya secara anumerta dalam dua volume: Above Authority (Al Disopra dell’Arco) and Toward the Creative Nothing (Verso il Nulla Creatore) tulisan-tulisan lainnya ada pada keluarganya atau bahkan telah hilang..

Seorang pria yang luar biasa semasa hidup hingga matinya - seorang yang aku rasa paling dekat denganku dalam cita-cita dan aspirasinya. Dia menggambarkan dirinya sebagai "seorang ateis kesepian", ia ingin "menggagahi yang mustahil" dan memeluk kehidupan bak kekasih yang bergairah. Ia adalah Conquistador dari keabadian dan kekuatan, yang akan membawa semua kemuliaan maksimum atas keindahan.

* * * * *

10.4.11

Pengantar dari Edisi 1993 Diterbitkan oleh Centrolibri-Edizioni Anarchiche e Libertarie

Sekitar 70 tahun sejak terbitan pertamanya, Menuju Ketiadaan Kreatif nampaknya benar-benar memelihara kekuatan destruktif yang dimilikinya. Karakteristik ini tak berubah dari waktu ke waktu, meskipun setiap fenomena sosial yang terjadi membingungkan dan diluar bentuk-bentuk sastra. Adalah hal yang biasa ketika banyak ditemui tulisan-tulisan dari kaum anarkis individualis, yaitu, oleh mereka yang tidak memusatkan pencapaian hidupnya pada perencanaan sosial dan ekonomi – keabsahan yang hanya dapat ditentukan oleh Sejarah - tetapi pada individu, menjadi manusia sejati berada dalam tubuh dan tulang sendiri. (Ini sangat mungkin menjelaskan antusiasme atas kebangkitan kembali karya Stirner.)

Akan tetapi, mempertinggi nilai individual tidak dapat dan harus tidak membusuk ke dalam konstitusi dari sebuah sekolah baru, sebuah ideologi baru, dimana dalam waktu tak pasti seperti salah satu dari kita yang akan berhasil untuk menarik itu semua - dan mereka banyak – yang berangkat dalam pencaharian titik dukungan teguh. Seorang tak dapat menggantikan Individu bagi partai hanya karena semata-mata dianggap dibebaskan dari setiap kritik dalam kaitannya dengan realitas sosial. Kesimpulannya, resiko terbesar adalah memasukkan diri di menara gading klasik, dan dari banyaknya kaum anarkis individualis di masa lalu, pada kenyataannya, ini dilakukan.

Banyak, tapi tidak semua. Inilah cetak ulang dari hasil karya Renzo Novatore yang memungkinkan kita untuk menemukan kembali beberapa aspek yang luar biasa dari sosok figur anarkis individualis, karena tidak hanya menghilangkan kemungkinan spekulasi akan individualisme, tapi, pada saat yang sama, menjadi panggilan untuk berjuang dengan ketepatan waktu yang menakjubkan.

Di antara orang-orang yang menganggap diri mereka anarkis individualis, Renzo Novatore pastilah menjadi perbincangan, menjadi salah satu contoh terbesar di masa lalu yang disebut "anarkisme heroik dan ikonoklastik". Seorang dengan ide dan praktiknya, selama hidupnya, Novatore selalu memiliki banyak cara untuk menunjukkan ke-khas-annya sendiri.

Selama perang dunia pertama, ketika intervensionisme mengangkat banyak pengikut dari kalangan anarkis, terutama di jajaran individualis, Novatore menggariskan dirinya dengan tegas menentang perang, desersi dengan senjata di tangan dan terancam hukuman mati untuk itu oleh pengadilan di La Spezia. Berbeda dengan sebagian besar individualis lain yang menghibur diri dengan meditasi akademis pada tombol "Aku". Novatore hidup sebagai penjahat yang melakukan attentats dan pengambil-alihan serta secara aktif berpartisipasi dalam banyak upaya pemberontakan hingga ia terbunuh dalam baku tembak dengan carabinieri pada tahun 1922.

Anti-dogmatis, ia masuk ke dalam polemik dengan dua muscle-bound dari organisasi anarkis UAI (Persatuan Anarkis Italia) - ia memiliki argumen yang paling keras bersama Camillo Berneri - dan dengan jurubicara khusus dari golongan anarkis individualis (seperti Carlo Molaschi) yang sering dan sepenuh hati. Bagi Novatore – seorang pembaca Stirner, tetapi bukan stirneris - penegasan individu, ketegangan terus-menerus ke arah kebebasan, pasti mendorong kepada perjuangan melawan keberadaan, kepada pertempuran hebat melawan otoritas dan terhadap setiap jenis sikap "menunggu dan melihat".

Ditulis sekitar tahun 1921, Menuju Ketiadaan Kreatif, dengan jelas terasakan pengaruh pemikiran Nietzsche pada sang penulis, menyerang kekristenan, sosialisme, demokrasi, dan fasisme satu per satu ,yang menunjukkan kemiskinan material dan spiritual di dalamnya. Semua yang telah mengakibatkan dekadensi individu, yang mana membuatnya berbagai dalih "momok sosial"-nya diserang dengan kemarahan ikonoklastik. Dengan kritik terhadap sesuatu yang mengkerdilkan ke-khas-an individu - yang masih berlaku hingga sekarang - Novatore menghancurkan semua ke-lumrah-an yang tersebar luas mengenai nilai individu. Ada saat dimana ia bersama dengan senyum di bibirnya dan pada saat lain dengan amarah, Novatore membantah siapa saja yang membayangkannya tertutup dari spekulasi filosofis, ia menepis tuduhan dari mereka yang mempercayainya sebagai negator buta, seseorang yang sangat kurang dalam perencanaan; ia meperlihatkan absurditas dari mereka yang percaya bahwa ia akan menentang revolusi dan hanya menguntungkan pemberontakan individu. Semua ini tanpa pernah kehilangan kesempatan untuk menegaskan ke-khas-an individual, kebesaran mimpi. Kekuatan hasrat, keindahan anarki. Dengan kata lain, hari yang telah tiba ini dianggap usang, tetapi mungkin lebih hanya karena ketinggalan zaman.

Tentu saja, banyak waktu telah berlalu sejak penulisan karya ini. Namun kemenangan demokrasi, bertahannya Stalinisme, lahirnya kembali fasisme, banjir teknologi, universalisasi komoditas, validasi yang dilakukan oleh media massa, pereduksian bahasa, penghinaan terhadap utopia. Inilah konspirasi untuk menenggelamkan individualitas ke dalam lautan dari kondisi sekarang ini, untuk menjinakkan ke-khas-annya, untuk menenangkan setiap naluri pemberontakan di dalamnya, untuk membuatnya tidak mampu akan rasa kasih seperti halnya kebencian, tidak berdaya dalam kehampaan kehidupannya - semua ini sungguh menakutkan. Ini karena ia dapat berfungsi untuk memerangi penyalahgunaan situasi yang sama saat ini.

Satu hal yang pasti, hanya orang yang lebih memilih laut badai dibanding air tenang, pasti akan mengetahui bagaimana menghargai usaha sang Iconoclastic Renzo Novatore.

M.S.

Catatan Biografis

Renzo Novatore adalah nama pena dari Abele Rizieri Ferrari yang lahir di Arcola, Italia (sebuah desa di La Spezia) pada tanggal 12 Mei 1890 dari keluarga petani miskin. Karena enggan untuk beradaptasi dengan disiplin sekolahan, ia hanya mengikuti beberapa bulan kelas pertama sekolah dasarnya dan kemudian meninggalkan sekolah selamanya. Meskipun ayahnya memaksa ia untuk bekerja di pertanian, kekuatan dan kehausan akan pengetahuan yang kemudian membawanya menjadi seorang penyair otodidak dan seorang filsuf. Menjelajahi hal-hal di luar batas yang dipaksakan oleh sistem pendidikan. Semasa muda ia membaca Stirner, Nietzsche, Wilde, Ibsen, Baudelaire, Schopenauer dan banyak tokoh pemikir kritis lainnya.

Sejak tahun 1908, ia menganggap dirinya seorang anarkis. Pada tahun 1910, ia terlibat dengan pembakaran sebuah gereja lokal dan menghabiskan tiga bulan di penjara. Setahun kemudian, ia melarikan diri selama beberapa bulan karena polisi mencarinya atas kasus pencurian dan perampokan. Pada tanggal 30 September 1911, polisi menangkapnya karena aksi vandalisme. Pada tahun 1914, ia mulai menulis untuk koran anarkis, ia mengerjakannya selama Perang Dunia pertama. ia meninggalkan resimennya pada tanggal 26 April 1918 dan dijatuhi hukuman mati oleh mahkamah pengadilan militer untuk desersi dan pengkhianatan tingkat tinggi pada 31 Oktober. Ia meninggalkan desanya dan melarikan diri, menyebarkan pemberontakan bersenjata melawan negara.

Pada tanggal 30 Juni 1919, seorang petani memberitahukan keberadaannya kepada polisi setelah pemberontakan di La Spezia. Ia dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara, namun dibebaskan dalam amnesti umum beberapa bulan kemudian. Ia kemudian bergabung kembali dengan gerakan anarkis dan mengambil bagian dalam berbagai upaya pemberontakan. Pada 1920, polisi menangkapnya lagi untuk serangan bersenjata di penyimpanan senjata barak angkatan laut Val Fornola. Beberapa bulan kemudian, ia bebas, dan berpartisipasi dalam upaya pemberontakan lain yang akhirnya gagal karena seorang mata-mata.

Pada musim panas 1922, tiga truk penuh kaum fasis berhenti di depan rumahnya, dimana ia tinggal bersama istri dan dua anak laki-lakinya. Kaum fasis mengepung rumah itu, tetapi Novatore melawan mereka menggunakan granat dan berhasil melarikan diri. Sekali lagi ia bergerak di bawah tanah.

Pada tanggal 29 Nopember 1922, Novatore dan temannya, Sante Pollastro, pergi ke sebuah kedai minuman di Teglia. Tiga carabinieri (polisi militer Italia) mengikuti mereka masuk. Ketika kedua anarkis tersebut mencoba untuk meninggalkan kedai, carabinieri mulai menembak. Seorang bintara berpangkat tinggi membunuh Novatore, tapi kemudian ia dibunuh oleh Pollastro. Seorang carabinieri melarikan diri, dan yang terakhir memohon belas kasihan pada Pollastro. Anarkis itu lalu pergi tanpa menembaknya.

Renzo Novatore menulis untuk berbagai koran anarkis (Cronaca Libertaria, Il Libertario, Iconoclastal, Gli Scamiciati, Nichilismo, Pagine Libere) dimana ia berdebat dengan anarkis-anarkis lain (diantaranya adalah Camillo Berneri). Ia menerbitkan sebuah majalah, Vertice, yang sayangnya telah hilang. Pada tahun 1924, sebuah kelompok anarkis individualis menerbitkan dua pamphlet tulisannya: Al Disopra dell'Arco dan Verso il nulla Creatore.

Pendahuluan Penerjemah

Sulit untuk menemukan karya anarkis dalam bahasa Inggris yang secara eksplisit "individualis" dan revolusioner di waktu yang sama, yang menekankan pemusatan tujuan pada penentuan-diri individu untuk sebuah revolusi akan " kekayaan material komunal" seperti juga " kekayaan spiritual individualis ". Untuk itu dan alasan-alasan yang lainnya lah saya memilih menerjemahkan Toward the Creative Nothing Renzo Novatore dan menerbitkan beberapa karyanya yang lebih pendek. Ditulis tidak lama setelah Perang Dunia I, layaknya revolusi yang terjadi di Rusia dan pemberontakan yang terjadi di Jerman dan Italia. karya puitis ini menjawab pergolakan waktu dengan seruannya untuk sebuah revolusi yang benar-benar dapat menggerakkan umat manusia keluar dari kemiskinan rohani, dan dari kehinaan yang sama ditawarkan demokrasi dan sosialisme masa kini. Masyarakat borjuis tampak telah mencapai senjanya dan Novatore melihat secercah harapan akan fajar baru hanya dalam sebuah revolusi - yang melampaui tuntutan ekonomi kaum sosialis dan komunis belaka - revolusi yang digerakkan oleh ide-ide besar dan gairah besar yang akan menghancurkan nilai-nilai rendah dari peradaban demokratis borjuis.

Novatore menyadari bahwa perang hanya akan memperkuat nilai-nilai pengecut dan paling rendah borjuis. “katak-katak proletar (proletarian frogs)” hanya membiarkan diri mereka dipimpin ke arah pembantaian. Mereka dimanfaatkan, menyebabkan mereka saling membunuh satu sama lain - karena, meskipun di tengah eksploitasinya, mereka tetap melanjutkan berbagi nilai dengan penguasa mereka, “kodok-kodok borjuis (bourgeois toads)”–, akan nilai-nilai perut (the values of the belly), nilai-nilai demokratis dalam kehinaannya yang sama dan aturan-aturan bertahan hidup.

Pada masa kita, ketika "senja hebat" dari masyarakat demokratis borjuis yang digembar-gemborkan dalam tulisan ini, nampaknya telah menjadi senja abadi yang membuat seluruh dunia menjadi mimpi buruk kelabu untuk menjalani hidup. Novatore adalah panggilan untuk sebuah revolusi destruktif berdasarkan ide dan keinginan besar dengan impian dan hasrat kuat dan berkemauan keras. "Aku" tampak lebih diperlukan dari sebelumnya jika kita ingin keluar dari banjir menyedihkan ini. Tentu saja, revolusi tidak akan bisa bergerak jauh tanpa pemberontakan melawan eksploitasi mereka. Tapi inilah titik utamanya: ketika kaum pekerja bangkit melawan proletarianisasi mereka, itu berarti mereka telah mengambil alih pemberontakan diluar tuntutan perut yang ingin dipenuhi dalam merebut kembali hidup penuh mereka.

Novatore menyadari bahwa satu orang saja tidak akan bisa berjuang melawan kekuasaan ini - revolusi itu perlu, bukan hanya pemberontakan individu. Jika ia mengejek kaum proletar pada masanya, itu karena mereka tidak mengangkat diri mereka sendiri di atas gerombolan borjuis dengan impian-impian besar dan akan besar. Jadi, seperti yang telah diprediksikan Novatore, "revolusi besar kaum proletar " di Rusia datang untuk merangkul nilai-nilai buruk borjuis dan menciptakan sebuah mesin eksploitasi yang mengerikan. Mulai dari nilai-nilai perut borjuis yang menempatkan produktivitas di atas segalanya, egalitarianisme yang anti-individual bertahan di atas semuanya, bagaimana bisa melakukan sebaliknya?

Sekarang, melebihi sebelumnya, kita memerlukan anti-demokrasi, anti-kapitalis, gerakan revolusioner anti- negara yang bertujuan pada pembebasan total setiap individu dari semua yang menghalanginya untuk benar-benar hidup seperti hidup dalam mimpi yang paling indah - mimpi yang terbebas dari batas-batas pasar. Layaknya gerakan yang seharusnya, tentu saja, mencari cara campur tangan dalam perjuangan nyata melawan semua eksploitasi, untuk bergerak menuju ledakan nyata konflik kelas dengan tatanan sosial dan nilai-nilai survivalisnya. Inilah masalah yang kita hadapi sekarang, menganalisis situasi saat ini untuk mendapatkan pembukaan proyek insureksional kita. Tulisan Novatore adalah secercah cahaya puisi dan gairah – salah satu di antara banyak cahaya - yang semoga saja dapat membantu kita menembus kesuraman senja teknologi kapitalis yang mengelilingi kita - sebuah sinar istimewa yang akan menembus kotornya kondisi sekarang ini bersama seruan revolusi dari mimpi-mimpi terkuatnya.